KUDUS, infojateng.id – Komisi D Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus meninjau langsung perkembangan dua proyek fasilitas kesehatan yang didanai anggaran Daerah, Selasa (14/10). Kegiatan tersebut dipimpin langsung Ketua Komisi D Mardijanto, SE., MH bersama sejumlah anggota Komisi D lainnya.
Mereka meninjau pembangunan Puskesmas Rejosari dan Puskesmas Pembantu (Pustu) di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus.
Di Puskesmas Rejosari, Mardijanto, SE., MH bersama anggota Komisi D lainnya langsung meninjau langsung pembangunan lantai dua gedung Puskesmas Rejosari. “Puskesmas Rejosari tahun ini mendapat anggaran cukup besar yakni Rp 1,3 miliar yang digunakan untuk merampungkan pembangunan lantai 2. Sejauh ini pelaksanaannya mencapai 85 persen,” ujarnya.
Sementara di Pustu Desa Colo, pelaksanaan proyek baru mencapai 25 persen. Proyek itu mendapat alokasi anggaran sebesar Rp 936 juta. “Kami dorong agar pelaksana proyek baik di Puskesmas Rejosari maupun Pustu Colo bisa rampung mengerjakan tepat waktu,” ujarnya.
Mardijanto, SE., MH, menambahkan, dua fasilitas kesehatan tersebut memiliki peran vital dalam memberikan pelayanan kesehatan bagi warga yang berada di pinggiran wilayah Kabupaten Kudus. Puskesmas Rejosari misalnya, saat ini menjadi rujukan warga di Kecamatan Dawe untuk berobat.
Pasalnya wilayah tersebut jauh dari fasilitas kesehatan rumah sakit yang banyak berada di pusat kota. “Ketika nanti proyek rampung dikerjakan dan fasilitasnya semakin lengkap, diharapkan pelayanan yang didapat masyarakat juga semakin baik,” katanya.
Anggota Komisi D DPRD Kudus meninjau pelaksanaan proyek pembangunan Puskesmas Pembantu di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, Selasa (14/10).
Hal yang sama juga dilihat pada proyek Pustu Desa Colo. Warga Desa Colo terhitung jauh akses pelayanan kesehatan. Pustu Colo kedepan juga diproyeksikan untuk melayani para wisatawan dan peziarah yang berwisata di wilayah Muria.
Ia menambahkan, Desa Colo dan desa-desa lainnya di wilayah Muria banyak dikunjungi wisatawan. Jika terjadi keadaan darurat, warga maupun wisatawan bisa lebih dulu ditangani di Pustu. “Jika membutuhkan rujukan ke rumah sakit, maka bisa dibantu oleh Petugas Pustu. Keselamatan warga maupun wisatawan bisa lebih terjamin,” ujarnya.
Hal senada diungkapkan anggota Komisi D Hj Endang Kursistyani, S.S. Ia berharap proyek tersebut bisa rampung tepat waktu sehingga manfaatnya bisa segera dirasakan oleh masyarakat. Apalagi peningkatan layanan kesehatan menjadi salah satu program unggulan Bupati Kudus.
“Dengan tagline Kudus Sehat, maka sudah tepat ketika Bupati dan Wakil Bupati terus melakukan program peningkatan pelayanan kesehatan, melalui pembangunan sarana kesehatan hingga ke desa-desa pinggiran,” katanya.
Ia menegaskan, Komisi D DPRD Kudus akan terus mengawal usulan anggaran maupun kegiatan fisik yang diajukan eksekutif untuk meningkatkan sarana fasilitas kesehatan. Selama usulan itu memberi dampak positif dan manfaat, serta kemudahan akses layanan kesehatan bagi masyarakat, maka tidak ada alasan bagi legislatif untuk menolaknya.
“Yang paling penting adalah Pemkab Kudus melalui OPD terkait baik Dinas Kesehatan, manajemen rumah sakit, maupun Puskesmas, memiliki perencanaan yang baik dan jelas, sehingga perkembangan sarana fasilitas kesehatan bisa terprogram dan berjalan ke arah yang benar,” katanya.
Ia menambahkan, fasilitas layanan kesehatan di Kabupaten Kudus terhitung lengkap dengan fasilitas memadai. Kedepan diharapkan layanan yang sudah ada terus dikembangkan, sehingga Kudus menjadi kabupaten rujukan kesehatan, terutama di wilayah Pantura Timur Jawa Tengah.
“Ketika layanan kesehatan sudah lengkap mulai Pustu, Puskesmas, hingga rumah sakit, maka Kabupaten Kudus akan menjadi daerah rujukan bagi warga baik warga Kudus maupun luar daerah untuk mendapatkan layanan kesehatan. Ini juga tentunya akan berdampak pada peningkatan pendapatan daerah,” terangnya.(redaksi)