JAKARTA, iNews.id - Anggota Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI Prof Erlina Burhan membocorkan informasi penting soal vaksin TBC yang mendapat donasi dari Yayasan Bill Gates, Bill & Melinda Gates Foundation. Informasi apa itu?
Menurut Prof Erlina Burhan, dalam proses pembuatan vaksin hingga akhirnya bisa dimanfaatkan oleh masyarakat itu membutuhkan waktu yang sangat panjang.

Baca Juga
Wow! Lukisan Raden Saleh Muncul di MV Terbaru Jin BTS, Netizen Auto Bangga
Pada kasus vaksin TBC yang disponsori oleh Bill Gates ini, uji klinis fase 3 baru akan rampung empat tahun ke depan. Dengan kata lain, vaksin TBC yang saat ini menjadi kontroversi itu baru bisa dirasakan manfaatnya pada 2028.
"Uji klinis fase 3 di Indonesia itu saya luruskan, buka akan dilakukan tapi sudah dilakukan sejak September 2024. Rekrutmennya berakhir pada April 2025," kata Prof Erlina Burhan dalam tayangan podcast PB IDI di Youtube, dikutip Senin (19/5/2025).

Baca Juga
Menkes Jawab Isu Bill Gates Uji Coba Vaksin TB di Indonesia
Dia menambahkan, "Sekarang tinggal fase monitoring dan evaluasi, serta follow up hingga 4 tahun ke depan. Artinya, 2028 baru selesai semuanya. Ini perjalanan panjang."
Di momen itu, Prof Erlina Burhan coba menjelaskan secara detail 'timeline' vaksin TBC M72 yang viral tersebut. Berikut penjelasan selengkapnya.

Baca Juga
Menkes Pastikan Uji Klinis Vaksin TBC Bill Gates sesuai Protokol
Timeline Vaksin TBC M72
Prof Erlina menegaskan bahwa vaksin TBC M72 ini bukan tiba-tiba muncul. Tapi, sudah melewati proses yang panjang dan dipastikan mengikuti semua kaidah keilmuan, penelitian, dan juga mengikuti ketentuan etik yang sangat ketat.
In vitro: 1999

Baca Juga
BPOM Beri Lampu Hijau Vaksin TBC Bill Gates Uji Klinik di RI, 2 Ribu Orang Direkrut!
Menurut penuturan Prof Erlina, vaksin M72 ini tidak tepat kalau disebut sebagai vaksin TBC Bill Gates. Sebab, inisiator pertama adalah GSK atau GlaxoSmithKline, perusahaan farmasi yang ada di Belgia.
Vaksin dikembangkan bersama dengan para ilmuwan dan akademisi. "Mereka meneliti ini, begitu melihat ada potensi baik, hasilnya secara in vitro di lab, mereka memutuskan untuk melanjutkan penelitian ke uji praklinik," kata Prof Erlina.

Baca Juga
Menkes Pastikan Indonesia Bukan Kelinci Percobaan Vaksin TBC
Uji Praklinis: 1999
Uji praklinis vaksin M72 dilakukan pada hewan coba, seperti tikus, kelinci dan kera. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan uji praklinis adalah 5 tahun. Artinya, selesai di 2004.
"Karena menunjukkan potensi yang baik untuk bisa dilanjutkan ke uji klinis, akhirnya tim memutuskan untuk melanjutkan ke uji klinis fase 1 pada manusia," papar Prof Erlina.
Uji Klinis Fase 1: 2024
Uji klinis fase 1 ini mulai dilakukan pada kelompok kecil manusia. Uji coba dilakukan tidak sembarangan, namun dipastikan mengikuti kaidah penelitian yang terukur. Ini dilakukan demi keamanan peserta uji coba.
Uji klinis fase 1 dilakukan pada manusia di beberapa negara, seperti Belgia, Swiss, Amerika Serikat, hingga Filipina.
"Fase 1 menunjukkan potensi yang cukup baik untuk menjadi vaksin yang efektif dengan keamanan yang terjaga. Makanan bisa lanjut ke uji klinis fase 2," papar Prof Erlina.