Jepara, Infojateng.id – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan daerah.
Diera digital, tantangan UMKM tidak lagi hanya soal modal usaha atau produksi, melainkan kemampuan beradaptasi dengan teknologi dan pemasaran digital.
Hal itu dikatakan Bupati Jepara Witiarso Utomo yang diwakili Wakil Bupati Muhammad Ibnu Hajar saat membuka acara Pelatihan Program Pengembangan Kapasitas Usaha (PKU) Akbar Permodalan Nasional Madani (PNM) Pati, di Pendapa Kartini, Selasa (21/10/2025).
Dikatakan Gus Hajar, di Jepara terdapat 81 ribu pelaku UMKM yang tersebar di berbagai sektor usaha.
Selain itu, juga berperan penting dalam penyerapan tenaga kerja, pemerataan ekonomi, serta menjadi motor penggerak pertumbuhan.
Dengan begitu, Pemerintah Kabupaten Jepara semakin menunjukkan komitmennya dalam mendukung UMKM naik kelas.
“Saya berharap para pelaku UMKM harus percaya diri memasarkan produknya secara digital,”ujar Gus Hajar.
Lebih lanjut, Gus Hajar menyampaikan, kehadiran PNM di Jepara merupakan bentuk kongret memberdayakan pelaku usaha ultra mikro dan mikro di seluruh Indonesia.
Melalui program Mekaar (Membina Ekonomi Keluarga Prasejahtera), PNM berkomitmen untuk tidak hanya menjadi penyedia akses pembiayaan, tetapi juga memberika pendampingan bisnis, literasi keuangan, serta motivasi untuk mengembangkan usaha dengan percaya diri.
“Semoga kegiatan ini tidak hanya dalam aspek pembiayaan saja, tetapi penguatan ekosistem usaha berbasis teknologi dan komunitas,”terangnya.
Pemimpin Cabang PNM Pati, Budianto menuturkan, pihaknya mengajak 500 nasabah PNM Mekaar di Jepara membangun semangat yang sama untuk memajukan usaha rumahan dengan memupuk jiwa kewirausahaan.
Hasilnya, banyak perempuan tangguh yang kini berhasil mengubah bisnis kecil menjadi sumber penghidupan yang stabil bagi keluarga mereka.
Menurut Budianto, terdapat 26 unit kerja PNM Mekaar yang tersebar di 15 Kecamatan di Jepara. Program tersebut telah memberikan manfaat kepada 96 ribu penerima manfaat yang semuanya adalah ibu-ibu.
“Kalau kita rata-rata, setiap Kecamatan di Jepara sudah tembus 6.400 nasabah. Dengan pelatihan dan pendampingan, bisa mendorong skill mereka untuk naik kelas,” jelasnya.
Taufik Andriawan, selaku Direktur Pengawasan Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi dan Perlindungan Konsumen, Layanan Manajemen Strategis Kantor Ojk Jawa Tengah terkesan pelayanan berbasis pemberdayaan yqng menjadi pembeda PNM.
Setiap nasabah didampingi agar mampu mengelola modal dengan bijak, mempelajari strategi bisnis sederhana, hingga merancang rencana usaha jangka panjang.
Melalui kombinasi permodalan, pelatihan usaha, dan pendampingan berkelanjutan, program ini membantu perempuan yang sebelumnya tidak memiliki akses ke lembaga keuangan formal agar dapat memulai dan mengembangkan usaha sendiri.
“Kami sangat mendukung program dari PNM dan melakukan pengawasan. OJK memberikan kemudahan akses pembiayaan bagi pelaku UMKM,” kata Taufik.
Kabupaten Jepara sudah siap UMKM Bumi Kartini Go Digital, UMKM Naik Kelas. (eko/redaksi)