AMSTERDAM, iNews.id - Perdana Menteri Belanda Dick Schoof mengumumkan pengunduran diri kabinet setelah koalisi pemerintah runtuh, Selasa (3/6/2025). Sebelumnya, pemimpin Partai Kebebasan (PVV) yang juga tokoh anti-Islam, Geert Wilders, menarik diri dari koalisi pemerintah.
"Dengan keluarnya Partai Kebebasan, tidak ada cukup dukungan di DPR (majelis rendah parlemen) bagi pemerintahan ini," kata Schoof, dikutip dari Reuters, Rabu (4/6/2025).

Baca Juga
AS dan UE Pecah, Perang Ukraina bisa Lebih Lama dan Makin Brutal
Schoof menambahkan dia juga akan meminta Raja Willem-Alexander untuk memaksa para menteri dari PVV mundur.
"Sisa pemerintahan akan terus bertugas sebagai pejabat sementara," ujarnya.

Baca Juga
10 Negara di Eropa dengan WNI Terbanyak, Belanda Nomor 1
Sebelumnya, PVV menarik diri dari koalisi berkuasa di pemerintah di Belanda. Para politisi dari partai sayap kanan itu kesal karena tak mendapat dukungan untuk menerapkan pengetatan kebijakan imigran.
Partai-partai koalisi yakni Partai Rakyat untuk Kebebasan dan Demokrasi (VVD), Partai Kontrak Sosial Baru (NSC) dan Partai Gerakan Petani-Warga (BBB) menentang inisiatif tersebut. Alasan PVV harus menghormati kesepakatan sebelumnya yang telah disetujui oleh para mitra koalisi.

Baca Juga
70 Tahun Pencarian, Veteran Perang Peristiwa Perobekan Bendera Belanda Temukan Makam Istri
Pemimpin NSC Nicolien van Vroonhoven menyarankan untuk mempertimbangkan opsi pembentukan koalisi minoritas.