JAKARTA, iNews.id - Profil Achmad Soemitro adalah seorang guru besar emeritus Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dikenal luas atas kontribusinya dalam bidang kehutanan dan pengelolaan sumber daya hutan di Indonesia. Lahir pada 2 Desember 1935, beliau pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM dan aktif dalam upaya pemberantasan illegal logging serta revitalisasi industri kehutanan.
Nama Achmad Soemitro kembali menjadi sorotan publik karena disebut sebagai pembimbing skripsi Presiden Joko Widodo, meskipun terdapat perbedaan penulisan nama dan kejanggalan pada dokumen skripsi yang memicu kontroversi terkait keaslian ijazah Jokowi.

Baca Juga
Takut Diserang Rusia, Finlandia Bangun Rel Kereta Perang Senilai Rp382 Miliar
Dilansir iNews.id dari berbagai sumber, berikut penjelasan tentang profil Achmad Soemitro:
Profil Achmad Soemitro
Prof. Dr. Ir. Achmad Soemitro adalah seorang guru besar Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dikenal luas atas kontribusinya dalam dunia akademik dan pengelolaan sumber daya hutan di Indonesia. Beliau lahir pada 2 Desember 1935 dan wafat pada 21 September 2009. Sepanjang kariernya, Achmad Soemitro pernah menjabat sebagai Dekan Fakultas Kehutanan UGM dan sangat aktif dalam upaya pemberantasan illegal logging di Indonesia.

Baca Juga
Apa Judul Skripsi Jokowi? Ini Fakta dan Kaitannya dengan Isu Ijazah Palsu
Keterkaitan Achmad Soemitro dalam Isu Ijazah Jokowi
Nama Achmad Soemitro kembali menjadi sorotan publik karena disebut sebagai pembimbing skripsi Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat menempuh pendidikan di Fakultas Kehutanan UGM pada tahun 1985.
Namun, muncul kontroversi terkait keaslian dokumen skripsi dan ijazah Jokowi yang memicu tudingan adanya pemalsuan.

Baca Juga
Apakah Jokowi Pernah Ikut Reuni UGM? Ini Faktanya
Pada dokumen skripsi Jokowi tercantum nama pembimbing dengan ejaan "Achmad Soemitro," namun putri almarhum guru besar tersebut menegaskan bahwa penulisan nama yang benar adalah "Achmad Sumitro" dengan huruf "u," bukan "oe." Perbedaan penulisan ini menimbulkan keraguan tentang keaslian dokumen tersebut.
Selain itu, terdapat kejanggalan pada tanda tangan pembimbing yang tertera di skripsi Jokowi. Beberapa pihak, termasuk pakar telematika dan aktivis, menilai tanda tangan tersebut tidak sesuai dengan tanda tangan asli Achmad Soemitro.

Baca Juga