Sragen, Infojateng.id – Tim SMP IT Az Zahra menjadi pemenang dalam laga final Lomba Game Cagar Budaya 2024 yang diselenggarakan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Sragen.
Tiga orang peserta Fadil Azam Al Goshi, Faraz dan Ramadhan Alano pemenang Lomba Game Cagar Budaya dari SMP IT Az Zahra mengaku tegang dan tidak menyangka menjadi pemenang.
“Alhamdullilah bersyukur karena soal-soalnya sangat sulit namun seru. Saat babak penyisihan tim kami diperingkat ke-11. Babak semifinal di peringkat ke-5. Ternyata saat di final bisa mengumpulkan nilai tertinggi yakni 1.750 poin,” ujar Azam.
Acara yang digelar di Pendopo Sumonegaran Rumah Dinas Bupati Sragen ini Sabtu (9/11/2024) lalu, diikuti lima finalis di antaranya SMP Negeri 1 Gemolong, SMP Negeri 5 Sragen, SMP IT AZ Zahra Sragen, SMP Darul Ihsan Muhammadiyah Sragen dan SMP Negeri 1 Sragen yang masing-masing mengirimkan tiga pelajar terbaik.
Lomba cerdas cermat (LCC) Game Cagar Budaya diikuti sekolah-sekolah tingkat SMP di Kabupaten Sragen.
Setelah melalui tiga tahapan seleksi mulai dari penyisihan yang dilakukan secara daring, kemudian 25 sekolah lolos menuju babak semifinal.
Selanjutnya lima tim sekolah berhasil maju mewakili sekolahnya menjadi finalis.
Ketua Pelaksana Kegiatan sekaligus Ketua Tim Cagar Budaya Permuseuman, Sejarah dan Nilai Tradisi, Andjarwati Sri Sajekti menuturkan, lomba LCC ini dilakukan untuk menyeleksi pelajar yang akan mewakili Kabupaten Sragen pada LCC Cagar Budaya tingkat Jawa Tengah pada tahun 2025.
“Perbedaan dengan LCC Cagar Budaya Jawa Tengah, peserta LCC Game Cagar Budaya Sragen tidak hanya diuji pengetahuan sejarah secara kognitif namun dituntut kerja sama tim dalam menyelesaikan soal dan tugas,” terang Andjar.
Andjar menambahkan, pada babak final dilaksanakan cerdas cermat dan rally cagar budaya.
Selain menjawab soal di depan dewan juri, kata dia, finalis juga mengikuti permainan jelajah cagar budaya di halaman dan taman kompleks Rumah Dinas Bupati Sragen.
“Ada beberapa pos pemberhentian dan setiap regu harus menyelesaikan secara beregu,” terangnya.
Dijelaskannya, peserta memainkan peran sebagai petualang cilik yang bertugas menyelamatkan tinggalan objek cagar budaya.
Masing-masing regu dibekali peta dan mendapatkan kisi-kisi informasi sebagai petunjuk keberadaan cagar budaya.
Sementara Kepala Bidang Pembinaan Kebudayaan Johny Adhi Aryawan menyampaikan kegiatan yang baru pertama kali digelar di Kabupaten Sragen ini menjadi media untuk menyemai kader-kader muda sebagai pelestari cagar budaya, dan sebagai upaya pembelajaran pengetahuan Cagar Budaya, Permuseuman, Geografi dan Sejarah.
“Agar lebih menarik, maka kami kemas (dalam) kompetisi dan permainan kelompok. Kami perkuat dengan pengayaan belajar model baru yakni aspek behavior. Melakukan rekonstruksi struktur candi dan merangkainya. Ada pula tugas lain yaitu menyusun gerabah yang berserakan kembali menjadi utuh serta mengidentifikasi anatomi hewan bovidae dengan replika fosil dari Museum Sangiran,” jelas Johny.
Lomba Game Cagar Budaya menghadirkan tiga akademisi profesional sebagai dewan juri yakni Tsabit Azinar Ahmad (Unnes Semarang), Rendra Agusta (Sraddha Institute, FIB UGM Yogyakarta), dan Dwi Kurnia Sandhy (Peneliti Arkeologi, Lembaga Balakala Consultan). (eko/redaksi)