JAKARTA, iNews.id - Menteri Kebudayaan Fadli Zon melibatkan ratusan sejarawan yang berlatar belakang akademisi, arkeolog hingga ilmuwan humaniora dalam program penulisan ulang sejarah Indonesia. Penulisan ulang ini, katanya, ditujukan untuk membuat sejarah versi Indonesia sentris.
Hal itu disampaikan Fadli Zon saat Rapat Kerja (Raker) bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025). Dalam rapat itu, Fadli turut membawa lima jilid buku sejarah Indonesia yang menurutnya memakai perspektif kolonialis.

Baca Juga
Arab Saudi Inginkan Jet Tempur Siluman F-35 AS, Superioritas Militer Israel Terancam
"Tentu versinya, perspektifnya perspektif kolonialis. Nah yang ingin kita perbaharui, yang ingin kita buat adalah Indonesia sentris. Jadi perspektif Indonesia, karena dalam perspektif Belanda berbeda dengan perspektif Indonesia," kata Fadli.
Dalam penyusunan ulang sejarah ini, pihaknya melibatkan para guru besar, profesor atau doktor di bidang sejarah.

Baca Juga
Sejarah Pogung Kidul, Rumah Kasmudjo Dosen Pembimbing Akademik Jokowi
"Jadi kita telah membuat satu tim, yang melibatkan 113 penulis, 113 ini adalah sejarawan, apakah itu guru besar, profesor atau doktor di bidang sejarah, termasuk ada arkeolog, ada yang latar belakangnya arsitektur dari 34 perguruan tinggi dan 8 institusi, dan 113 penulis," katanya.