10 Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya, Penuh Motivasi

6 hours ago 1

JAKARTA, iNews.id - Ceramah singkat Ramadhan dan judulnya berikut ini bisa jadi referensi ataupun inspirasi bagi kamu yang ditunjuk menjadi penceramah. 

Ramadhan merupakan bulan suci yang paling dinantikan oleh Muslim di seluruh dunia. Selain berpuasa, pada bulan suci ini dianjurkan pula untuk memperbanyak amalan shaleh. 

4 Ceramah Berbakti kepada Orang Tua yang Menyentuh Hati, Temukan Makna Kehidupan dalam Pengorbanan Mereka

Baca Juga

4 Ceramah Berbakti kepada Orang Tua yang Menyentuh Hati, Temukan Makna Kehidupan dalam Pengorbanan Mereka

Sebab, pada bulan Ramadhan ini Allah akan melipatgandakan pahala setiap amalan yang dikerjakan oleh Muslim. 

Sebagaimana telah dijelaskan dalam sebuah hadits, 

 Keutamaan Menghidupkan Malam Ramadhan

Baca Juga

Ceramah Tarawih Malam ke 12: Keutamaan Menghidupkan Malam Ramadhan

"Barangsiapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada bulan lainnya. Dan, barangsiapa yang melakukan suatu kewajiban pada bulan itu, nilainya sama dengan 70 kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan." (HR. Bukhari-Muslim).”

Oleh sebab itu, penting bagi kita untuk memberitahukan kepada Muslim lainnya mengenai keistimewaan bulan Ramadhan.

10 Ceramah Singkat Ramadhan untuk Anak SD yang Menginspirasi dan Mendidik

Baca Juga

10 Ceramah Singkat Ramadhan untuk Anak SD yang Menginspirasi dan Mendidik

Adapun salah satu cara yang bisa dilakukan adalah menyampaikan ceramah singkat Ramadhan dan judulnya. Melansir berbagai sumber, Rabu (12/3/2025), berikut ulasannya. 

Ceramah Singkat Ramadhan

1. Judul: Merasa Paling Saleh

Assalamualaikum wr. wb.

30 Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya, Menarik dan Inspiratif

Baca Juga

30 Ceramah Singkat Ramadhan dan Judulnya, Menarik dan Inspiratif

Sebagian dari kita ada saja yang belum bisa menerima perbedaan dalam berislam. Merasa paling benar dan menyalahkan sebagian yang berbeda dengan golongannya. 

Bahkan tidak jarang juga yang berani mengkafirkan saudara seagamanya hanya karena beda persepsi. Dan yang lebih parah lagi ada yang mendeklarasikan golongannya bisa masuk surga, sedangkan yang lain harus merasakan panasnya siksa neraka terlebih dahulu.

Ceramah Singkat tentang Keistimewaan Bulan Ramadhan bagi Umat Islam

Baca Juga

Ceramah Singkat tentang Keistimewaan Bulan Ramadhan bagi Umat Islam

Sejatinya, merasa paling benar dan paling suci itu hanya tipu daya setan yang sangat halus sehingga membuat sesuatu yang salah menjadi tampak benar. Allah SWT. berfirman dalam QS al-Najm; 32:

"Dan Dia lebih mengetahui (tentang keadaan)mu ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan ketika kamu masih janin dalam perut ibumu; maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa"

Fenomena merasa paling benar dan paling suci adalah indikasi dari seseorang yang sombong, dan sikap ini tidak dianjurkan dalam Islam. 

Oleh karena itu, Islam menganjurkan umatnya untuk mengenal Tuhan dan dirinya. Karena jikalau sudah mengenal Tuhan dan dirinya akan terhindar dari berbagai penyakit hati yang bisa merusak tubuhnya.

Hadirin yang dirahmati Allah. Dari penjelasan tersebut, sebagai Muslim sudah seharusnya kita selalu merenung dan berintrospeksi bahwa kenikmatan yang kita dapatkan sejatinya karena anugerah yang Allah berikan kepada kita. 

Kenikmatan itu bisa saja Allah cabut dalam sekejap mata. Dunia selalu berputar. Hari ini kita berada di atas, bisa saja besok kita yang ada di bawah.

Wassalamualaikum wr. wb.

2. Judul: Mengawali Ramadhan dengan Senyuman

Assalamualaikum wr. wb.

Jamaah yang Dirahmati Allah. Dalam Islam, ketika kita bertemu atau bersama orang lain, maka kita sangat dianjurkan untuk menampakkan wajah ceria dan senantiasa tersenyum. Sebaliknya, kita dilarang menampakkan wajah cemberut. 

Hal ini tentu juga berlaku saat kita menyambut dan bertemu kembali dengan Ramadhan. Senyum merupakan simbol kebahagiaan.

Saat mengawali Ramadhan sudah seharusnya seorang muslim dan muslimah bahagia bertemu dengannya. Kita dapat membayangkan bahwa Ramadhan itu bagaikan tamu agung yang akan berkunjung ke rumah kita. 

Layaknya tamu agung, kita pun perlu mempersiapkan jamuan yang pantas atas kedatangan tamu agung yang ditunggu-tunggu itu. Jamuan Yang pantas kita sajikan untuk Ramadhan berupa amal-amal ibadah, baik yang individual maupun sosial.

Hadirin yang dimuliakan Allah Ibn Rajab al-Hanbali dalam kitab Lathaif al-Ma'arif mengatakan:

"Nabi Muhammad SAW selalu memberikan kabar gembira kepada para sahabatnya dengan datangnya bulan Ramadhan"

Sebagian ulama berpendapat bahwa hadis ini (hadis yang ketiga dalam tulisan ini) menjadi dasar dalam mengucapkan "selamat menyambut kedatangan bulan Ramadhan" di antara satu sama lain ketika menjelang bulan Ramadhan.

Di Indonesia biasanya diungkapkan dengan kalimat "ahlan wa sahlan ya Ramadhan". Kegembiraan dan kebahagiaan dalam menyambut bulan Ramadhan harus ditampakkan satu sama lain.

Semoga kita dapat mengawali Ramadhan dengan penuh senyum, suka-cita dan kegembiraan sehingga kita dapat melaksanakan anjuran-anjuran Nabi dan para ulama mengenai memperbanyak ibadah bulan Ramadhan secara konsisten dalam kehidupan sehari-hari.

Wassalamualaikum wr. wb.

3. Judul: Memaksimalkan Kedermawanan di Bulan Ramadhan

Assalamualaikum wr. wb.

Kedermawanan sudah seharusnya menjadi ciri khas orang-orang bertakwa. Orang dermawan disukai oleh siapa saja, terutama disukai oleh Allah. 

Banyak sekali perintah dalam Al-Quran atau hadis agar kaum muslimin gemar berinfak dan bersedekah. Selain ganjaran pahala melimpah, orang yang dermawan memperoleh rahmat Allah dan rezeki yang tidak pernah surut.

Allah SWT berfirman dalam Al-Quran mengenai orang-orang yang dermawan:

"Orang-orang yang menginfakkan hartanya malam dan siang hari (secara) sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati." (Q.S. Al-Baqarah: 274).

Selain itu, dalam firman-Nya, Allah juga mengingatkan betapa besar pahala infak dan sedekah sangat berlimpah. Allah berfirman:

"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui." (Q.S. Al-Baqarah: 261).

Orang dermawan dijamin tidak akan merasa takut dan sedih, terutama di akhirat. Oleh karena itu, jangan lewatkan kesempatan di bulan Ramadhan untuk meningkatkan kedermawanan dengan cara bersedekah atau berinfak serajin mungkin agar kita tetap menjadi dermawan setiap hari walaupun Ramadhan telah pergi.

Wassalamualaikum wr. wb.

4. Judul: Menjaga Kesehatan di Bulan Suci

Assalamualaikum wr. wb.

Saat ini kita sudah masuk di bulan suci Ramadhan. Semua umat Islam tentu menginginkan agar di bulan yang penuh dengan rahmat dan keberkahan ini diisi dengan berbagai amal ibadah dan kegiatan positif. 

Namun demikian, terkadang ada hal yang dilupakan, yaitu kesehatan. Nikmat sehat ini merupakan anugerah yang sering dilalaikan oleh Bani Adam.

Padahal, justru dengan sehatlah seseorang dapat terus produktif dalam beribadah. Jika ibadah tidak bisa terlaksana karena seseorang sakit, maka memproteksi diri dari hal-hal yang dapat menjerumuskannya ke dalam kondisi sakit juga menjadi wajib. Artinya, kewajiban menjaga kesehatan setara levelnya dengan menjalankan ibadah.

Nah, di awal bulan suci Ramadhan ini, sudah seharusnya kita berusaha menjaga kestabilan tubuh dan kesehatan jasmani. Berikut ada beberapa kiat yang bisa kita lakukan agar jasmani kita tetap sehat.

Menjaga pola makan

Mengatur dan menjaga pola makan sangat penting, terutama bagi orang yang berpuasa. Pada waktu sahur hendaknya memilih makanan dan minuman yang dapat menjaga kestabilan tubuh dari dehidrasi, seperti memperbanyak minum air putih, manis, dan sebagainya. 

Pun demikian halnya di waktu berbuka, hendaknya makan dan minum yang kaya akan nutrisi untuk membantu kita tetap stabil dan semangat dalam beraktivitas.

Berolahraga

Olahraga tetap penting meskipun kita sedang berpuasa. Faktanya, olahraga dapat membantu meningkatkan mood, mengurangi stres, menjaga kebugaran tubuh dan meningkatkan energi. 

Tentu, olahraga dalam konteks ini adalah yang sifatnya ringan, seperti senam, yoga, atau melakukan pekerjaan rumah. Waktunya bisa dilakukan pada waktu sore menjelang berbuka, sehingga kita tidak merasa haus dan kelelahan akibat olahraga saat puasa.

Istirahat yang cukup

Umat Islam tentu tidak ingin waktu di bulan Ramadhan terbuang sia-sia. Semuanya ingin terisi dengan berbagai rangkaian ibadah. Tapi, bukan berarti tidak boleh mengambil waktu istirahat dan rehat sejenak. 

Jangan menekan diri kita di luar kemampuan yang bisa lakukan. Ketika kita sudah beribadah semalaman, ambillah waktu di paginya untuk beristirahat dan tidur. 

Lalu, niatkanlah tidur kita sebagai sarana agar tubuh dapat kembali prima sehingga dapat terus beribadah. Dengan demikian, tidur pun dicatat sebagai pahala.

Tiga kiat di atas penting untuk kita lakukan guna terus menjaga kesehatan kita masing-masing. Menjaga pola makan, berolahraga, dan mengambil porsi istirahat yang cukup menjadi kunci agar Ramadhan kita di tahun ini berjalan optimal. 

Tidak hanya di awal, tapi juga di tengah hingga akhir Ramadhan. Wallahu a'lam.

Wassalamualaikum wr. wb.

5. Judul: 6 Amalan 10 Hari Terakhir Bulan Puasa

Assalamualaikum wr. wb.

Tidak terasa Ramadhan sudah memasuki 10 hari terakhir. Tentu sebagai umat Muslim yang sangat berbahagia saat menyambut kedatangan bulan mulia ini dan menjalaninya dengan serangkaian amalan di dalamnya, kita menginginkan momen agung ini bisa dilalui dengan semaksimal mungkin.

Sebab itu, berikut beberapa ibadah yang dianjurkan Rasul pada detik-detik terakhir sebelum Ramadhan berpulang.

Lebih Giat Qiyamullail

Salah satu amal ibadah yang dianjurkan pada sepuluh terakhir di bulan Ramadhan adalah lebih giat lagi dalam beribadah di malam hari dengan bersungguh-sungguh.

Mengajak Orang Lain Qiyamullail

Tidak saja dengan menggiatkan diri beribadah, kita juga dianjurkan mengajak orang lain untuk bersama menghidupkan malam 10 hari terakhir Ramadhan.

Perbanyak I'tikaf

I'tikaf merupakan salah satu ibadah yang dianjurkan pada momen ini. Caranya adalah berdiam diri di dalam masjid dan menyibukkan diri dengan beribadah seperti shalat sunnah, berdzikir, membaca Al-Qur'an, dan sebagainya.

Membersihkan Badan

Salah satu anjuran ketika kita hendak beribadah adalah membersihkan tubuh dan memakai wewangian. Demikian juga saat malam sepuluh terakhir Ramadhan. Dengan badan yang segar dan wangi akan lebih membuat kita lebih semangat dan khusyuk beribadah.

Bersungguh-sungguh raih Lailatul Qadar

Malam sepuluh terakhir di bulan Ramadhan merupakan momen paling potensial terjadinya peristiwa Lailatul Qadar. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini kita dianjurkan untuk bersungguh-sungguh meraih malam yang lebih utama dibanding seribu bulan ini. Caranya tentu dengan memperbanyak ibadah pada malam harinya

Saat menjumpai malam Lailatul Qadar

Rasulullah SAW menganjurkan kita untuk memohon doa ampunan kepada Allah SWTt. Redaksi doa yang dianjurkan adalah sebagai berikut,

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَن

Artinya, "Ya Allah, Engkau Maha Pemaaf dan Engkau mencintai orang yang meminta maaf, karenanya maafkanlah aku."

Doa ini bisa kita baca selama satu bulan Ramadhan full, tapi lebih dianjurkan pada 10 hari terakhir Ramadhan. Wallahu a'lam.

Wassalamualaikum wr. wb.

6. Judul : Puasa Media Sosial: Spirit Hindari Hoaks

Assalamualaikum wr. wb.

Di era digital yang serba cepat seperti sekarang, media sosial baik itu Instagram, Twitter, TikTok, dan Facebook telah menjadi bagian penting dari kehidupan sehari-hari banyak orang. Namun, seringkali kita melihat penyebaran informasi yang tidak valid atau hoaks melalui platform tersebut.

Hoaks dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti perpecahan, kerusuhan, bahkan kekerasan. Menyadari bahaya tersebut, muncullah gerakan "Puasa Media Sosial" sebagai upaya spiritual untuk melawan hoaks. 

Puasa media sosial bukan berarti menjauhi media sosial secara total, melainkan mengendalikan penggunaannya dengan lebih bijak.

Puasa media sosial merupakan praktik yang dilakukan dengan sengaja mengurangi atau bahkan menghentikan penggunaan platform media sosial untuk jangka waktu tertentu. 

Tujuan utamanya adalah untuk membersihkan pikiran dari informasi yang tidak bermanfaat atau berpotensi merugikan.

Dalam Islam, larangan hoaks tercantum dalam Al-Qur'an Q.S an-Nur [24] ayat 11. Penyebaran informasi yang tidak akurat dan menyesatkan dapat menimbulkan berbagai dampak negatif, seperti perpecahan, konflik, dan keresahan. Allah berfirman;

"Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah kelompok di antara kamu (juga). Janganlah kamu mengira bahwa peristiwa itu buruk bagimu, sebaliknya itu baik bagimu. 

Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Adapun orang yang mengambil peran besar di antara mereka, dia mendapat azab yang sangat berat".

Imam Al-Mawardi dalam kitab Adabud Dunya wad Din mengatakan kebohongan atau berita bohong adalah sumber segala kejahatan karena dapat menimbulkan berbagai masalah. 

Sementara itu dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, menjelaskan tentang pentingnya bersikap jujur dan bahayanya berdusta. Kejujuran akan membawa seseorang kepada kebaikan dan surga, sedangkan dusta akan membawa seseorang kepada kekejian dan neraka.

Wassalamualaikum wr. wb.

7. Judul: Mengejar Kesucian di Bulan Ramadhan dengan Kesadaran Lingkungan

Assalamualaikum wr. wb.

Bulan Ramadhan dikenal sebagai bulan penyucian diri, menjadikan diri lebih baik dari sebelumnya. Bulan suci ini telah berada di penghujung bulan, gerbang pintu Syawal telah berada di depan mata. 

Lantas, apa yang sudah kita diperoleh? Sering kita dengar slogan "kembali ke fitrah" ketika bulan Ramadhan telah usai, tepatnya di hari raya Idul Fitri. 

Karena seseorang yang telah melalui satu bulan Ramadhan diharapkan ibarat bayi yang baru lahir; bersih tak memiliki dosa, dianalogikan dengan kertas putih; bersih tanpa tinta hitam.

Timbul permasalahan ketika seseorang mengejar kesucian diri di bulan suci ini, yaitu isu global yang masih hangat diperbincangkan, yakni krisis iklim. Krisis iklim di bulan Ramadhan kali ini sangat terasa, dimana cuaca tak menentu hadir menguji ibadah umat muslim. 

Hujan dan panas silih berganti tanpa memandang musim yang mengakibatkan masalah seperti bencana alam yang terjadi di berbagai tempat.

Mengejar kesucian diri tidak cukup hanya diri secara lahir dan batin pada manusia saja, namun perlu ada upaya-upaya mengejar kesucian/kebersihan untuk lingkungan sekitar sehingga seseorang layak menyandang "kembali ke fitrah" ketika Idul Fitri tiba. 

Karena, kesucian diri tidak akan tercapai, ketika sampah berada di berbagai tempat, air sudah mulai kotor disebabkan proyek-proyek kotor batu bara dan semisalnya. 

Kesadaran lingkungan ini perlu diperhatikan secara serius, karena sejatinya dunia yang dipijaki oleh umat manusia memiliki sifat alami yang indah dan sejuk dipandang. Rasulullah SAW bersabda:

"Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau. Sungguh Allah yang menitah kalian untuk mengurusinya, maka Allah akan melihat bagaimana kalian berbuat. Takutlah kalian pada dunia" (HR. Muslim).

Takut pada dunia bukan berarti menghindari atau membiarkan, namun harus mengurusi dunia sehingga tetap memiliki sifat alami yang indah dan sejuk dipandang. An-nawawi memaknai 

"takutlah kepada dunia" dengan menjauhkan fitnah-fitnah (perbuatan yang menimbulkan kekacauan) yang membuat kerusakan pada dunia.

Lingkungan dan diri manusia tak bisa dipisahkan. Keduanya saling berkaitan. Ketika lingkungan sudah tidak lagi bersahabat dengan manusia dengan berbagai bencana yang terjadi, maka kesucian diri manusia sulit tercapai. Wallahu a'lam.

Wassalamualaikum wr. wb.

8. Judul: Menjaga Lisan dan Hati, Menebar Kedamaian di Bulan Suci

Assalamualaikum wr. wb.

Ramadhan merupakan bulan yang penuh berkah dan rahmat. Keberkahan tersebut bisa jadi karena di dalamnya ada ibadah puasa yang diwajibkan kepada umat Islam. 

Untuk mendapatkan rahmat dan keberkahan tersebut, tentu harus melaksanakan ibadah puasa sekaligus memperhatikan adab-adabnya.

Menurut Syekh Izzuddin bin Abdissalam dalam kitabnya Maqashidush Shaum, ada enam adab bagi orang yang berpuasa, yakni (1) menjaga lidah dan anggota tubuh dari perbuatan yang dzalim dan melanggar syariat; (2) apabila diundang untuk makan, sementara ia sedang berpuasa maka hendaklah ia berkata, "Aku sedang berpuasa."; (3) membaca doa saat berbuka puasa; (4) sebaiknya, makanan untuk berbuka adalah kurma basah atau kurma kering, atau air; (5) menyegerakan berbuka; dan terakhir (6) mengakhirkan sahur.

Bagi orang yang berpuasa, penting sekali dalam menjaga lisan dan hati agar bisa menebar kedamaian di bulan suci Ramadhan. Berkenaan dengan hal tersebut, Rasulullah SAW bersabda:

"Barangsiapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan melakukannya, maka Allah tidak butuh jika ia meninggalkan makan dan minumnya." (HR. Al-Bukhari)

Lebih jauh, maksud utama dari puasa adalah 'puasa' dari melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah SWT, yaitu dengan cara menjaga lisan dari berkata buruk, ghibah, mencemooh, dan sebagainya. 

Oleh karena itu, jika seseorang yang berpuasa tetap tidak bisa menjaga lisannya, maka pahala puasanya tentu menjadi kurang sempurna.

Menjaga lisan dari perbuatan ghibah, namimah, dan sebagainya, merupakan suatu keniscayaan bagi umat Islam yang menginginkan pahala puasanya sempurna. Rasulullah SAW sendiri telah mewanti-wanti bahwa ghibah, namimah, berbohong, bisa menggugurkan pahala puasa. Beliau bersabda,

"Lima hal yang bisa menggugurkan pahala orang berpuasa; membicarakan orang lain, mengadu domba, berbohong, melihat dengan syahwat, dan sumpah palsu." (HR Ad-Dailami)

Mengingat pentingnya menjaga hati dan lisan, terlebih di bulan suci Ramadhan, mari jadikan momentum bulan Ramadhan yang penuh rahmat ini dengan menebar kedamaian. Wallahu a'lam.

Wassalamualaikum wr. wb.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |