JAKARTA, iNews.id - Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin memberikan catatan penting terkait kondisi ekonomi Indonesia dalam 100 hari pemerintahan Prabowo. Ia mengatakan pemerintahan Prabowo dimulai dengan keadaan yang sangat sulit.
Hal itu dilihat dari kondisi utang yang melambung tinggi. Namun, kata Wijayanto, Prabowo hanya memiliki satu pilihan, yakni membawa kesejahteraan bagi Indonesia.
Baca Juga
Ajak Menterinya Hemat Anggaran, Prabowo Minta Perayaan Ulang Tahun Kementerian Digelar Sederhana
"Secara keseluruhan Prabowo memimpin Indonesia di era yang kritikal, era ‘make or break’ bagi Indonesia. Sukses bukanlah sebuah opsi tetapi merupakan keharusan," kata dia dalam Diskusi Publik 'Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo Bidang Ekonomi' secara virtual, Rabu (22/1/2025).
"2025 dan 2026 adalah titik kritis secara fiskal, titik temu antara penerima yang menurun, spending yang melejit, utang Rp1.600 triliun yang jatuh tempo dan dinamika global," tutur dia.
Baca Juga
Prabowo Pangkas Anggaran Seremoni dan Ultah demi Perbaiki Gedung Sekolah
Untuk itu, ia menjelaskan eks Menteri Pertahanan ini harus melakukan efisiensi dan perbaikan manajemen dalam struktur pemerintahannya. Serta, menguatkan penerimaan negara agar bisa keluar dari kondisi yang sulit.
Baca Juga