JAKARTA, iNews.id - Puisi menyambut bulan Ramadhan berikut ini bisa jadi referensi siswa yang ingin mengikuti lomba membaca puisi. Bulan suci Ramadhan merupakan salah satu bulan yang selalu dinantikan oleh seluruh umat Muslim.
Sebab, di bulan ini setiap ibadah yang dilakukan akan mendapatkan pahala berlipat ganda dari Allah.
Baca Juga
Niat Puasa Nisfu Syaban Sekaligus Qadha Ramadhan, Lengkap Tata Cara dan Keutamaan
Berbagai cara bisa dilakukan untuk menyambut bulan Ramadhan, salah satunya adalah lewat puisi menyambut Ramadhan yang menyayat hati dan penuh makna.
Kumpulan puisi menyambut bulan Ramadhan berikut ini mungkin bisa jadi referensi bagi kamu, Sabtu (15/2/2025).

Baca Juga
Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadhan Jatuh pada 1 Maret 2025
Puisi Menyambut Bulan Ramadhan
1. Bayang-bayang Cinta Ramadhan
Oleh: Hidayatullah
Saat nafas ini masih menghembus
Baca Juga
Niat Puasa Ganti Ramadhan Sekaligus Ayyamul Bidh di Bulan Syaban
Ku ingat akan kedatanganmu
Aku sapa engkau
Baca Juga
Niat Puasa Nisfu Syaban dan Qadha Ramadhan
Dengan kelembutan kerinduanku
Padamu
Kini penantian itu kian dekat
Meski engkau tak melihat
Siapa yang menyapamu
Hamba-hamba itu memendam rindu
Rajab kemarin tlah berlalu
Berpesan akan
Perjumpaanmu
Padaku yang kasmaran dengan rindumu
Sya'ban telah memulai
Dalam amal dan latihan
Sambil berharap
Itulah awal persiapanku
Menyambut kehangatanmu
Perjumpaan itu semakin dekat
Namun rasa was-was dan khawatir
Tiap waktu bergelayut dalam
bayang-bayang rindu itu
Ku tak tau
Akankah Dia ridho dengan niat
Hamba-Nya ini
Yang tuk ke sekian kali
Bersimpuh dalam doa
Kini penantian itu terus dibayang-bayangi
Oleh aura bertemu denganmu
Dan kematian yang akan memupus
Di persimpangan jalan
Apapun yang terjadi
Diri ini ikhlas, ridho dan penuh kepasrahan
Semoga Dia tetap menerima niatku
Untuk beramal dan bersua denganmu
Dalam ridho dan kasih-Mu
Oh Ramadhanku...
2. Bila Ramadhan Memanggilmu
Oleh: Biru
Bila ramadhan memanggilmu....
Mengetuk pintu hidupmu
Sambut ia sepenuh rindu
Dekap ia sepenuh cinta
Dan biarkan jemari indahnya
Merengkuhmu dalam istana ampunan Nya
Bila ramadhan memanggilmu...
Sambutlah ia seumpama tamu istimewa
Kenanglah kelopak hari - hari
Yang tlah luruh berguguran
Kenanglah seumpama pertanda
Bagi engkau sang penerus perjalanan
Bersiap menjemput giliran
Bila tak lagi kau jumpai ia
Ramadhan di tahun depan...
Bila ramadhan memanggilmu....
Bersihkan hati dari segala dengki
Sucikan jiwa dari segala prasangka
Bersihkan raga dari segala dosa
Bila ramadhan memanggilmu...
Berlarilah menjemput panggilan Nya....
3. (Ramadhan) Akankah Sampai Waktuku
Oleh: Eka Natassa
Akankah sampai waktuku
Aku menantikan detik demi detik berlalu
Akankah sampai disana waktuku
Bertemu dengan bulan yang kurindu
Menggauli malam dengan taffakur dan tawadhu'
Mengenang kenangan yang tlah terlewatkan,
Waktu yang terbuang,
Kesia-siaan yang pernah dilakukan,
Kesalahan,
Kelupaan,
Kehinaan seorang makhluk yang hanya bisa meminta
Memohon akan petunjuk-Nya,
Menghiba agar diampuni-Nya dosa kita...
Astaghfirullah al adzim...
Dari Allah-lah datangnya titik air mata
Kecintaanku membuncah pada yang kupuja
Kerinduanku meradang pada bulan yang Dia rahmatkan...
Keharuan akan kebesaran-Nya
Dalam melipat gandakan pahala kebaikan kita,
Khusus untuk umat-Nya yang beriman
Subhanallah...
Ramadhan
Akankah sampai aku di waktuku
Bertemu denganmu
Mengharapkan.... limpahan rahmat,
Pintu yang terbuka lebar untuk bertobat,
Aku dan dosaku menunggu
kedatanganmu
Ramadhan...
4. Seribu Bulan di Ramadhan
Oleh: Alya Zhaafirah Husni
Waktu yang kupunya kian berlompatan
Mengusik ketenangan dan denyut nadi
Saat kutatap lembaran bulan
"Oh, sudah tiba lagi"
Terperanjatku dalam perjalanan hidup
Masih tersisa jejak masa lalu
Hidup penuh limpahan dosa
Tangis saja tak mampu menebusnya
"Kau masih jauh dari ampunan"
Hati kecilku menghakimi
Ya Alloh...
Ramadhan-Mu kembali menegurku
"Raih dan Kejarlah Maghfiroh-Nya!"
Ya Alloh...
Kau beri aku ramadhan di negeri asing ini
Namun getar bahagia menanti seribu bulan-Mu
Lekat dalam pengharapanku
Jalan tuk merasai ampunan-Mu
5. Bulan Puasa di Kehidupan Kecilku Kala Itu
Oleh: Awaluddin
Begitulah, seperti hari itu ibu berkata padaku
Dini hari, awal bulan yang pertama
Aku masih lelap dan masih kecil di kehidupan kala itu
"Bangunlah anakku...Bangun untuk latihan pertamamu mencintai Tuhan..."
Demikian ia berkata sembari mengguncang bahuku lembut
Aku terjaga dan menatapnya nanap masih diaduk kantuk
Satu tarikan nafas dan kulihat ia tersenyum sumringah
seperti bidadari Turun ke Bumi menyusuri cakrawala dan hanya tertuju menghampiriku
"Berat nian bagimu saat ini anakku sayang"
"Tapi...kelak kau akan mencintainya dan menunggunya sebagaimana kekasih yang
hilang"
Ia menggandeng lenganku dari pembaringan dan menuntun kepada ketaatan agama
Begitulah Ya Ahad, yaaa Rahman..
Kelak hari itu adalah pagi bening lembab yang terindah di sepanjang musim
Yang Engkau ciptakan dari semesta musim di tengah firdaus
Sebab itulah pagi hari pertama aku belajar mencintai diri-MU duhai yang maha Rahim
Pagi kecilku menanam benih kenikmatan merindu Iman
Aku turut titah-MU agar sehari menahan diri dari gundah hawa nafsu
Meski tubuh kecilku kadang goyah tapi aku kuatkan hingga kini aku mampu
Dan mudah-mudahan kuat kelak kekal hingga nafas sisa sejengkal
Saumku yang pertama
Dan ibuku benar aku menunggu sepanjang tahun hingga kini
berharap bersua serta menunggu dengan debar harap setiap tahun berikutnya
Editor: Komaruddin Bagja