JAKARTA, iNews.id - Contoh cerita libur Lebaran 2025 berikut ini bisa jadi referensi. Hari Raya Idul Fitri menjadi momen penting bagi umat Muslim.
Lebaran atau Hari Raya Idul Fitri jadi momen yang paling ditunggu oleh banyak orang, tak terkecuali siswa sekolah. Sebab, mereka dapat menghabiskan atau memanfaatkan waktu liburan bersama keluarga.

Baca Juga
Profil 4 Istri Hamad bin Isa Al-Khalifa, Raja Bahrain yang Bangun Gereja 9.000 Meter Persegi
Sebelum libur lebaran, bapak/ibu guru akan memberikan tugas berupa cerita liburan. Nantinya mereka ditugaskan untuk menulis cerita dan mempresentasikannya di depan kelas.
Adapun berikut ini contoh cerita libur Lebaran 2025 berikut ini bisa dijadikan sebagai referensi menulis siswa, Senin (7/4/2025).

Baca Juga
Cerita Pemudik Terjebak Macet di Sukabumi, Tempuh 4,8 Km selama 45 Menit
Contoh Cerita Libur Lebaran 2025
1. Dag Dig Dug Pengalaman Berkereta Pertama Kali
Hari Senin, aku dan keluarga bersiap ke stasiun untuk mudik Lebaran dengan menaiki Kereta Api kelas eksklusif. Hatiku berdebar, ini pertama kalinya aku naik kendaraan umum satu ini, rasa cemas dan antusias bercampur jadi satu.
Kereta kami dijadwalkan berangkat pada pukul 08.00 WIB pagi hari, kami sampai di stasiun pukul 07.30 WIB masih cukup waktu untuk mencetak tiket dan menunggu kereta datang. Setelah menunggu selama beberapa menit, akhirnya kereta tujuan Surabaya datang juga.

Baca Juga
Cerita Warga Nekat Jalan dari Medan ke Jakarta untuk Lebaran dengan Presiden Prabowo
Gerbong kereta eksklusif yang aku naiki terletak di paling depan, jadi aku harus jalan cukup jauh dari tempat tunggu. Kereta pun akhirnya berangkat pukul 8 tepat, saat mulai jalan rasanya ternyata tidak seburuk itu, getaran gerbong tidak semengerikan yang aku bayangkan, kursinya juga nyaman, sepertinya aku akan ketagihan naik kereta!
2. Mudik ke Kudus dengan Kendaraan Pribadi
Minggu pagi kami sekeluarga berencana untuk berangkat mudik Lebaran ke salah satu kota yang terkenal dengan sebutan kota kretek, yakni Kudus. Kami berangkat ke rumah kakek dan nenek dari Ibu selepas melaksanakan salat subuh.

Baca Juga
Cerita Prajurit TNI Rela Tak Lebaran dengan Keluarga Demi Misi Kemanusiaan di Myanmar
Persiapan mudik telah dilaksanakan di malam sebelumnya, barang bawaan sudah ditata ke bagasi mobil dan kami sudah siap berangkat dengan Ayah sebagai supirnya. Selama perjalanan aku dan adikku tidur, sehingga lamanya perjalanan dari Bandung ke Kudus tidak terlalu terasa.
Perjalanan tersebut memakan waktu selama 6 jam melalui jalur Tol Semarang-Batang, kami beberapa kali beristirahat di rest area untuk sekedar kencing atau makan. Meski memakan waktu cukup lama, aku senang karena dapat bertemu kembali dengan kakek dan juga nenek tercinta.

Baca Juga
Cerita Juru Bayar Pos Indonesia, Pengantar Harapan dan Menyampaikan Kebaikan
Kami menetap di rumah Kakek dan Nenek selama 5 hari, sebelum akhirnya bersiap untuk kembali ke kota Bandung karena Ayah harus bersiap bekerja lagi. Aku tidak sabar untuk berlibur kembali di Kudus dan berkumpul dengan saudara-saudaraku lagi.
3. Aku Kangen Kaleng Roti Isi Rengginang
Mungkin aku agak berlebihan dengan rasa kangenku saat Lebaran. Selain aku sangat ingin bertemu dan silaturahmi dengan keluarga, aku juga rindu kaleng roti isi rengginang.
Obsesiku tampak aneh kan? Namun, kenangan terhadap rengginang tidak mudah luntur dimakan zaman.
Dulu, saat aku masih SD, nenekku sering membuat rengginang untuk camilan Lebaran. Makanan ini dibuat dari ketan yang dipipihkan, lalu dijemur sampai kering. Setelah itu, bahan mentah ini digoreng sehingga menjadi rengginang yang renyah dan gurih.
Nenek biasanya menaruh semua rengginang buatannya pada kaleng roti besar. Kaleng ini lantas disajikan di atas meja ruang tamu yang dihidangkan bersama camilan lainnya.
Namun, nenek juga membuat versi lain agar rengginang bisa dinikmati anak-anak. Sebagian rengginang dicelupkan pada coklat leleh. Jadilah menu baru yaitu rengginang coklat yang manis gurih.
Penggemar rengginang coklat buatan nenek tak hanya anak-anak, tapi hampir semua tamu yang bersilaturahmi ke rumah beliau. Aku juga suka makanan itu yang membuatku selalu teringat karena nenek selalu menyajikannya setiap Lebaran.
Hanya saja, nenek sudah tiada satu tahun lalu. Lebaran tahun ini kebersamaan bersama nenek tidak akan terulang lagi. Aku berdoa semoga nenek diterima semua amal ibadahnya oleh Allah. Amin.
4. Gagal Naik Kereta, Akhirnya Dapat Pertolongan
Andi terburu-buru hendak ke stasiun. Kereta yang akan ditumpanginya berangkat dua jam lagi. Satu-satunya transportasi ke stasiun hanya ada bus pedesaan yang datangnya sering "ngaret".
Saat menunggu bus, di tepi jalan ada keluarga Hadi yang tampak kesal. Ban mobil mereka kempes dan Hadi tampak kesulitan mengganti dengan ban serep.
Andi yang paham tentang hal itu lalu turun tangan membantu. Tak terduga, bus yang dinantikannya telah lewat dan ia tidak mungkin mengejarnya. Andi memilih merampungkan penggantian ban.
Setelah berpamitan dengan Hadi, tak seberapa lama bus lainnya pun datang. Andi menaikinya menuju stasiun.
Setelah sampai di lokasi, Andi langsung berlari menuju pemeriksaan tiket. Nahas, Andi telat dan kereta telah berangkat satu menit yang lalu.
Andi lantas berjalan dengan langkah gontai keluar stasiun. Ia sedih gagal mudik ke kampung halaman.
Tiba-tiba ada suara keras memanggilnya dari seberang jalan. Orang yang berteriak adalah Hadi, orang yang telah ditolongnya. Ia bersama keluarganya ternyata sedang makan di restoran depan stasiun.
Andi lalu menghampiri Hadi dan menceritakan peristiwa yang menimpanya. Hadi tersenyum, lalu menawari Andi untuk ikut mobilnya. Hadi ternyata juga hendak menuju kota yang sama seperti tujuan Andi, yaitu Purwokerto.
Akhirnya, Andi dan keluarga Hadi mudik bersama dalam satu mobil. Dari kebersamaan itu, mereka lantas bersahabat hingga kini.