5 Contoh Puisi Prismatis Lengkap Pengertian dan Cirinya

2 days ago 5

JAKARTA, iNews.id - Contoh puisi prismatis menarik untuk diulas kali ini. Jenis puisi satu ini kerap kita temukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia. 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, penyusunan larik, dan bait. Puisi dapat juga diartikan sebagai ungkapan atau curahan hati penyair. 

 Ungkapkan Cinta dalam Rangkaian Kata!

Baca Juga

Contoh Puisi Modern Singkat: Ungkapkan Cinta dalam Rangkaian Kata!

Pengertian Puisi Prismatis

Melansir buku Sastrawan Angkatan 45 oleh Agus Maryoto (2020) pengertian puisi prismatis adalah puisi yang bersifat membias, yang tidak langsung berbicara kepada pembaca. 

Ide dan makna dalam suatu puisi prismatis memerlukan penafsiran melalui lambang, perbandingan, motif-motif yang digunakan dalam puisi tersebut.

8 Puisi Hari Ibu Bahasa Inggris yang Penuh Makna dan Mengharukan 

Baca Juga

8 Puisi Hari Ibu Bahasa Inggris yang Penuh Makna dan Mengharukan 

Ciri-ciri Puisi Prismatis

Adapun ciri-ciri puisi prismatis yang perlu diketahui oleh pembaca, antara lain: 

1. Membutuhkan imajinasi 

Puisi Esai Merangkul Gen Z

Baca Juga

Puisi Esai Merangkul Gen Z

2. Kalimatnya perlu ditafsirkan lebih dulu 

3. Tak menggunakan kalimat sehari-hari 

3 Contoh Puisi tentang Narkoba, Cocok Dibacakan di Acara Hari Anti Narkoba

Baca Juga

3 Contoh Puisi tentang Narkoba, Cocok Dibacakan di Acara Hari Anti Narkoba

4. Menggunakan kiasan

5. Makna sulit dipahami

3 Contoh Puisi Hari Guru Bikin Nangis dan Terharu

Baca Juga

3 Contoh Puisi Hari Guru Bikin Nangis dan Terharu

Contoh Puisi Prismatis

Melansir berbagai sumber, Selasa (18/2/2025), berikut contoh puisi prismatis yang bisa dipahami, 

1. Tanah Air Mata 

Oleh: Sutardji Calzoum Bachri

Tanah air mata tanah tumpah dukaku

Mata air airmata kami

Airmata tanah air kami

Di sinilah kami berdiri

Menyanyikan airmata kami

Di balik gembur subur tanahmu

Kami simpan perih kami

Di balik etalase megah gedung-gedungmu

Kami coba sembunyikan derita kami

Kami coba simpan nestapa

Kami coba kuburkan duka lara

Tapi perih tak bisa sembunyi

Ia merebak kemana-mana

Bumi memang tak sebatas pandang

Dan udara luas menunggu

Namun kalian takkan bisa menyingkir

Ke manapun melangkah

Kalian pijak airmata kami

Ke manapun terbang

Kalian kan hinggap di air mata kami

Ke manapun berlayar

Kalian arungi airmata kami

Kalian sudah terkepung

Takkan bisa mengelak

Takkan bisa ke mana pergi

Menyerahlah pada kedalaman air mata.

2. Sajak Putih

Beribu saat dalam kenangan

Surut perlahan

Kita dengarkan bumi menrima tanpa mengaduh

Sewaktu etik pun jauh

Kita dengar bumi yang tua dalam setia

Kasih tanpa suara

Sewaktu bayang-bayang kita memanjang

Mengaburkan batas ruang

Kita pun bisu tersekat dalam pesona

Sewaktu ia pun memanggil-manggil

Sewaktu kata membuat kita begitu terpencil

Di luar cuaca

3. Laju Aksara Timah

Oleh: Dian Chandra

Abad ke tujuh

Patung timah menyeru

Sang datuk keliru

Terburu menyumpah lanun

Dalam perut bumi

Aku mengais jejak timah

Begitu suruhmu

Hingga buntung kakiku

Dunia terus beradu

Tak tahu malu

Mengayak butir timah

Sendiri dalam kilah buru

AC hidup memberi sejuk

Ia duduk mengatur

Matahari merajuk

Kami tak tahu mundur

4. Puisi Hitam

Oleh: D. Zawawi Imron

Di punggung tanah kelam

Angin terbang membedah Lembah

Membawa getir lahang berlaru darah

Pupuslah mayang

Bunyi saronen

Suara sedih penghuni

Jalan melas jalan ke kota

Putus di tengah

Langit luas melingkung dunia

Terengah

Sejumlah warna merebah ke bawah tanah

Dan tanah lekah

Menganga

Ada nyawa-nyawa yang dipanggilnya

Kemerdekaan milik siapa?

Milik sebagian atau semua?

Bila warna nurani luntur

Bintang-bintang pun segera gugur

Orang di dusun tinggal bertanya

Kapan kiamat tiba?

Editor: Komaruddin Bagja

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |