KULONPROGO, iNews.id – Sikap grup band Sukatani asal Purbalingga, Jawa Tengah yang menarik lagu Bayar Bayar Bayar diduga karena mendapat intimidasi. Dugaan itu diungkapkan aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Hariz Azhar.
Dia mengatakan, dugaan intimidasi itu menunjukkan masih adanya upaya represi terhadap karya seni. “Saya pikir cukup menunjukkan masih ada represi terhadap kebebasan berekspresi,” katanya di Bandara YIA Kulonprogo, Jumat (21/2/2025).

Baca Juga
Aksi Indonesia Gelap, Mahasiswa Ramai-ramai Nyanyikan Lagu Sukatani
Dia juga menyayangkan sikap para penggawa band bergenre punk yang justru melakukan klarifikasi dan meminta maaf hingga videonya viral. Terlebih, lirik lagu yang telah ditarik itu masih relevan dam banyak ditemukan kasus di lapangan.
“Ya, menyayangkan saja kenapa harus minta maaf. Padahal, apa yang dinyanyikan masih relevan dengan fakta di lapangan,” ujarnya.

Baca Juga
Kapolri Tegaskan Tak Ada Intimidasi ke Band Sukatani: Polri Tidak Anti-Kritik
Menurut Haris, perlu dicari pihak yang mengintimidasi Sukatani hingga harus meminta maaf ke masyarakat. “Semestinya tidak harus meminta maaf,” ucapnya.
Sebelumnya, video klarifikasi dan permintaan maaf personel band Sukatani viral di media sosial. Meski lagunya telah ditarik dari sejumlah platform, lagu berjudul "bayar bayar bayar" masih diperdengarkan oleh para peserta demonstrasi di sejumlah daerah di Indonesia.
Editor: Kastolani Marzuki