BANDUNG, iNews.id - Kabar seorang TikToker Malaysia hilang di hutan Kota Bandung membuat geger warga. Kabar meresahkan itu diunggah di akun TikTok @amnazhan berjudul "Pempengaruh Malaysia Hilang di Hutan Bandung Selepas Buat Content Paranormal (Tiktoker Eykaa hilang)."
Setelah mendapat kabar tersebut, petugas Kapolsek Panyileukan dan Babinsa Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru langsung bergerak melakukan pencaria. Setelah ditelusuri, ternyata kabar itu hanya rekayasa, demi konten.
![Viral TikToker Agnes Jennifer Diduga Diselingkuhi Suami, Ini Kronologinya](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/01/30/tiktoker_agnes_jennifer.jpg)
Baca Juga
Viral TikToker Agnes Jennifer Diduga Diselingkuhi Suami, Ini Kronologinya
Kapolsek Ujungberung Kompol Kurnia mengatakan, konten tersebut dibuat oleh dua warga negara Malaysia, Ammar Mohd Nazhan bin Noralyadi dan Aras bin Abdullah dengan tujuan untuk meningkatkan jumlah pengikut dan engagement medsos mereka.
"Tujuan pembuatan konten tersebut untuk menaikan rating dan follower akun Tiktok dan Youtube dengan skenario seolah-olah WNA Malaysia Tiktoker bernama Eykaa hilang di hutan Bandung," kata Kapolsek Panyileukan Kompol Kurnia.
![Ngerjain Doang](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2024/12/26/drama_bakso_part_2.jpeg)
Baca Juga
Klarifikasi TikToker Makan Bakso Maunya Gratisan hingga Minta Maaf: Ngerjain Doang
Kompol Kurnia menyatakan, kronologi peristiwa ini bermula pada Minggu 2 Februari 2025 pukul 19.00 WIB. Saat itu, Ammar dan Aras melakukan siaran langsung di kawasan Embah Garut, Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Bandung.
"Dalam live tersebut, mereka membuat skenario seolah-olah seorang TikToker bernama Eykaa menghilang setelah melakukan aktivitas paranormal di hutan," ujar Kompol Kurnia.
Kegiatan tersebut, tutur Kapolsek Panyileukan, mendapat izin dari Ketua RT, RW, dan Sekretaris Kelurahan Cisurupan, Ariv Riva Arviana. Namun, tak satu pun petugas kepolisian dilibatkan dalam pengawasan kegiatna tersebut.
"Kegiatan tersebut tidak dilaporkan ke kepolisian sehingga tanpa rekomendasi dari Polsek Panyileukan dan Polrestabes Bandung," tutur Kapolsek Penyileukan.
Editor: Kastolani Marzuki