Cerita Pilu Watmi Korban Selamat Longsor Pekalongan: Anak Saya Sudah Tidak Ada

3 weeks ago 10

PEKALONGAN, iNews.id – Bencana banjir-longsor yang melanda Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan menyisakan cerita pilu dan duka serta trauma mendalam bagi keluarga korban. 

Salah satunya dialami Watmi, warga Desa Tlogopakis. Meski selamat dari bencana itu, Watmi harus rela kehilangan anaknya yang turut menjadi korban tewas dalam bencana longsor tersebut.

Pray for Pekalongan! Selain Longsor Tewaskan 17 Orang, Banjir Rendam 9 Kecamatan

Baca Juga

Pray for Pekalongan! Selain Longsor Tewaskan 17 Orang, Banjir Rendam 9 Kecamatan

Dia menuturkan, longsor datang tiba-tiba saat dirinya sedang menikmati makanan di Alo Café bersama anaknya, Revalina.

“Tiba-tiba, datang banjir dan longsor pas saya dan anak saya sedang makan di kafe tersebut,” katanya.

Pencarian Korban Banjir-Longsor Pekalongan Dihentikan, 9 Masih Hilang

Baca Juga

Pencarian Korban Banjir-Longsor Pekalongan Dihentikan, 9 Masih Hilang

Watmi mengaku bisa menyelamatkan diri dari bencana banjir-longsor tersebut setelah terlempar ke atas. Nahas, putrinya, Revalina (19) tewas akibat bencana itu.

“Saya sebelahan sama anak saya dan temen-temen. Tiba-tiba dari belakang itu (banjir) langsung ndorong. Saya terguling-guling. Saya kelempar ke atas, anak saya di bawah. Saya bangun terus lari ke gubuk, tapi anak saya sudah tidak ada,” katanya.

Watmi kini dirawat di Puskesmas Petungkriyono bersama 12 korban luka lainnya. Sebagian besar korban selamat mengalmi luka lebam di wajah dan kaki usai terseret banjir-longsor.

Pencarian Dihentikan Sementara

Tim SAR gabungan menghentikan upaya pencarian korban banjir-longsor di Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Selasa (21/1/2025). 

Hingga kini, masih ada 9 korban yang dilaporkan hilang dalam bencana longsor tersebut. Sedangkan 17 orang lainnya ditemukan tewas dan 11 luka-luka.

Kapolres Pekalongan, AKBP Doni Prayuda Widiatmoko mengatakan, pencarian korban banjir-longsor dihentikan sementaran keran kondisi hujan deras dan tanah yang terus bergerak, sehingga membahayakan jika dipaksakan pencarian.

“Lokasi medan cukup berat dan minim penerangan. Hujan deras juga masih terus mengguyur ditambah tanah yang masih bergerak sehingga diputuskan untuk sementara pencarian dihentikan,” katanya.

Editor: Kastolani Marzuki

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |