JAKARTA, iNews.id - Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sepanjang 2024 ditutup dengan defisit Rp507,8 triliun. Angka ini setara 2,29 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menuturkan, defisit tersebut bisa dikatakan sama seperti yang ditargetkan pemerintah dalam Undang-Undang APBN 2024. Pemerintah dalam Laporan Semester sempat memperkirakan defisit melebar hingga 2,70 persen PDB.
![Menkeu Sri Mulyani Laporkan APBN per November 2024 Defisit Rp401,8 triliun](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2024/12/12/menkeu_sri_mulyani_4.jpg)
Baca Juga
Menkeu Sri Mulyani Laporkan APBN per November 2024 Defisit Rp401,8 triliun
"Di sisi penerimaan mulai membaik, defisit APBN pada akhirnya terjaga turun pada level yang sama dengan defisit yang kita desain awal yaitu 2,29 persen," ucap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN 2024, Senin (6/1/2025).
Sri Mulyani menambahkan, pemerintah dalam APBN 2024 merancang defisit senilai Rp522,82 triliun atau 2,29 persen PDB.
![Defisit APBN November 2024 Sentuh Rp401,8 Triliun, 1,81 Persen dari PDB](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2024/12/11/menteri_keuangan_sri_mulyani.jpg)
Baca Juga
Defisit APBN November 2024 Sentuh Rp401,8 Triliun, 1,81 Persen dari PDB
Sementara itu, outlook defisit anggaran 2024 yang disampaikan dalam Laporan Semester I 2024 kepada DPR dan kabinet adalah Rp609,7 triliun atau 2,70 persen dari PDB.
Dia menjelaskan, terdapat berbagai tantangan yang terjadi pada semester I 2024, sehingga berdampak pada kontraksi penerimaan negara. Penerimaan negara pada saat itu tercatat mengalami kontraksi sebesar 6,2 persen.
![Anggaran Sektor Pendidikan dan Kesehatan Jadi Prioritas APBN 2025](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2024/09/19/sri_mulyani_selesaikan_tugas_terakhirnya_sebagai_m.jpg)
Baca Juga