Digebuk Trump dengan Tarif 104%, China: AS Tak Bisa Rampas Hak Rakyat Kami!

1 week ago 10

BEIJING, iNews.id - China menanggapi penerapan tarif 104 persen oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Pemerintah akan terus melakukan langkah-langkah tegas dan efektif guna melindungi kepentingannya.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) China Lin Jian menegaskan AS tak akan bisa merampas hak-hak rakyatnya.

Memanas, Beijing Sebut Wapres AS JD Vance Bodoh Gara-gara Komentar tentang Petani China

Baca Juga

Memanas, Beijing Sebut Wapres AS JD Vance Bodoh Gara-gara Komentar tentang Petani China

"Hak-hak sah rakyat China untuk pembangunan tidak bisa dirampas. Kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China tidak bisa dilanggar," ujarnya, seperti dikutip dari Sputnik, Rabu (9/4/2025).

Neraca Perdagangan China-AS

Buku Putih Hubungan Perdagangan dan Ekonomi China-AS yang diterbitkan Kantor Informasi Dewan Negara China mengungkap, negaranya tidak secara sengaja mengincar neraca perdagangan positif dengan AS.

Wapres AS JD Vance Dirujak Netizen gara-gara Sebut Orang China Buruh Tani

Baca Juga

Wapres AS JD Vance Dirujak Netizen gara-gara Sebut Orang China Buruh Tani

"Neraca perdagangan barang antara China dan AS merupakan hasil tak terelakkan dari masalah struktural di internal perekonomian AS," demikian isi buku putih.

Selain itu surplus pedagangan China merupakan konsekuensi dari keunggulan komparatif serta tenaga kerja antara kedua negara. Oleh karena itu China sejak awal tidak secara sengaja mengincar surplus perdagangan. 

Trump Balik Membalas Naikkan Tarif 50 Persen Lagi, Begini Komentar China

Baca Juga

Trump Balik Membalas Naikkan Tarif 50 Persen Lagi, Begini Komentar China

Buktinya, rasio surplus neraca berjalan China terhadap PDB telah menurun dari 9,9 persen pada 2007 menjadi 2,2 persen pada 2024.

Disebutkan China dan AS sebenarnya bisa menyelesaikan perbedaan perdagangan dan ekonomi melalui dialog yang setara serta kerja sama saling menguntungkan.

Adanya perbedaan antara kedua negara merupakan hal wajar. Sebagai dua kekuatan ekonomi terbesar dunia, China dan AS melakukan perdagangan dan pertukaran ekonomi sangat besar yang cakupannya luas serta melibatkan banyak entitas.

"Tarif akan melemahkan basis industri AS. Pemerintahan Trump bertujuan bahwa tarif ini akan memaksa industri manufaktur AS untuk kembali ke negara asal. Pada kenyataannya, tarif secara bertahap akan memengaruhi rantai industri dan rantai pasok, memperburuk risiko gangguan rantai pasok, dan pengosongan industri, serta menambah hambatan pengembangan manufaktur," demikian isi Buku Putih.

Sebelumnya Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt mengatakan, AS akan menerapkan tarif baru terhadap produk China sebesar 104 persen terhitung mulai Rabu (9/4/2025) waktu AS. Angka tersebut merupakan akumulasi dari tiga kali kebijakan tarif baru yang dikenakan Presiden Donald Trump kepada China.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |