JAKARTA, iNews.id - Doa hari Jumat setelah Ashar merupakan salah satu amalan yang sangat dianjurkan dalam Islam karena waktu tersebut termasuk saat mustajab untuk berdoa. Hari Jumat sendiri memiliki keutamaan yang luar biasa sebagai hari penuh berkah dan rahmat dari Allah SWT.
Setelah melaksanakan sholat Ashar di hari Jumat, melantunkan doa dengan penuh khusyuk menjadi momen tepat untuk memohon ampunan, keberkahan, serta segala kebaikan dalam hidup.

Baca Juga
Kisah Nabi Isa Diangkat ke Langit dalam Penjelasan Al Qur'an
Hari Jumat merupakan salah satu hari yang sangat utama, di mana dianjurkan untuk memperbanyak dzikir kepada Allah secara umum. Allah Ta’ala berfirman:
فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
Baca Juga
Hukum Sholat Kafarat Jumat Terakhir Ramadhan? Begini Cara Mengqodho Sholat yang Benar
“Apabila shalat telah selesai, maka bertebaranlah kalian di muka bumi, carilah karunia Allah dan perbanyaklah mengingat Allah agar kalian beruntung.” (QS. Al Jumu’ah: 62:10)
Dzikir-dzikir yang dianjurkan untuk hari Jumat memiliki keutamaan lebih dibandingkan dengan hari-hari lainnya. Imam An Nawawi –rahimahullah– menjelaskan bahwa dzikir yang biasa dilakukan di hari-hari lain juga sangat dianjurkan untuk dilakukan pada hari Jumat, bahkan sunnah memperbanyak dzikir di hari ini lebih besar. (Al Adzkar: 71)
Di antara dzikir dan doa yang paling penting adalah dzikir pagi dan sore. Namun, ada dzikir khusus yang sangat dianjurkan di hari Jumat, di antaranya:
Doa Hari Jumat Setelah Ashar
Perbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam
Dari Aus bin Aus, Rasulullah bersabda:
إِنَّ مِنْ أَفْضَلِ أَيَّامِكُمْ يَوْمَ الْجُمُعَةِ: فِيهِ خُلِقَ آدَمُ، وَفِيهِ قُبِضَ، وَفِيهِ النَّفْخَةُ، وَفِيهِ الصَّعْقَةُ، فَأَكْثِرُوا عَلَيَّ مِنَ الصَّلَاةِ فِيهِ، فَإِنَّ صَلَاتَكُمْ مَعْرُوضَةٌ عَلَيَّ. قَالَ: قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ! وَكَيْفَ تُعْرَضُ صَلَاتُنَا عَلَيْكَ وَقَدْ أَرِمْتَ – يَقُولُونَ: بَلِيتَ -؟ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ حَرَّمَ عَلَى الْأَرْضِ أَجْسَادَ الْأَنْبِيَاءِ
Artinya:
“Sungguh, hari Jumat termasuk hari terbaik kalian, karena pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu beliau wafat, pada hari itu sangkakala ditiup, dan pada hari itu terjadi dentuman (kiamat). Oleh karena itu, perbanyaklah shalawat kepadaku di hari tersebut, karena shalawat kalian akan diperlihatkan kepadaku.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana shalawat kami bisa diperlihatkan kepadamu padahal jasadmu telah rusak?” Beliau menjawab: “Sesungguhnya Allah mengharamkan tanah memakan jasad para nabi.”
(HR. Abu Daud, An Nasa’i, Ibnu Majah; shahih menurut Albani dan ulama lainnya)
2. Membaca surat Al Kahfi di hari Jumat
Dari Abu Sa’id Al Khudri, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْنِ
Artinya:
“Barang siapa membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat, maka akan bercahaya baginya cahaya antara dua Jumat.”
(HR. Al Hakim; shahih menurut Albani)
3. Bersungguh-sungguh berdoa pada siang hari Jumat
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
فِيهِ سَاعَةٌ، لاَ يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ، وَهُوَ قَائِمٌ يُصَلِّي، يَسْأَلُ اللَّهَ تَعَالَى شَيْئًا، إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ ) وَأَشَارَ بِيَدِهِ يُقَلِّلُهَا
Artinya:
“Di hari Jumat terdapat suatu waktu, di mana seorang muslim yang sedang berdiri shalat dan memohon sesuatu kepada Allah, pasti dikabulkan (beliau memberi isyarat dengan tangannya menunjukkan waktu yang singkat).”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Terkait waktu mustajab ini, terdapat dua pendapat kuat menurut Ibnu Qayyim –rahimahullah–:
Waktu mustajab adalah sejak imam duduk hingga shalat selesai. Dalilnya adalah hadits dari Abdullah bin Umar yang menyebutkan bahwa Rasulullah bersabda:
أسمعت أباك يحدث عن رسول الله صلى الله عليه وسلم في شأن ساعة الجمعة شيئا؟ قال: نعم سمعته يقول: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول : ( هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ ….)
Waktu mustajab adalah setelah shalat Ashar. Pendapat ini didukung oleh hadits dari Abu Sa’id dan Abu Hurairah bahwa Nabi bersabda:
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ سَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ فِيهَا خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ، وَهِيَ بَعْدَ الْعَصْرِ
Artinya:
“Sungguh pada hari Jumat ada waktu di mana seorang muslim yang memohon kebaikan kepada Allah pasti dikabulkan, dan waktu itu setelah Ashar.”
(HR. Abu Daud dan An Nasa’i)
Mayoritas ulama berpendapat bahwa waktu mustajab tersebut adalah setelah Ashar. Pendapat lain yang menyebutkan waktu shalat juga ada, namun kurang kuat dalilnya.
Doa dan Dzikir di Waktu Sore
Dzikir yang Dibaca di Waktu Petang
(Dari tenggelam matahari atau waktu Maghrib hingga pertengahan malam)
Dzikir petang berikut sangat dianjurkan untuk diamalkan karena dapat menambah semangat di sore hari, memudahkan segala urusan oleh Allah, serta melindungi dari berbagai bahaya.
Waktu yang paling tepat untuk dzikir petang menurut pendapat mayoritas adalah mulai tenggelamnya matahari atau waktu Maghrib hingga pertengahan malam. Pertengahan malam dihitung dari Maghrib sampai Shubuh, kurang lebih sekitar 10 jam, sehingga pertengahan malam sekitar pukul 11 malam.
أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ
“Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk.”
Membaca Ayat Kursi:
اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلاَ نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ، مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلاَّ بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلاَّ بِمَا شَاءَ، وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ
“Allah, tidak ada ilah selain Dia, Yang Maha Hidup dan terus mengurus makhluk-Nya. Dia tidak mengantuk dan tidak tidur. Milik-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat kecuali dengan izin-Nya. Dia mengetahui apa yang di depan dan belakang mereka. Mereka tidak mengetahui apa dari ilmu-Nya kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dia Maha Tinggi dan Maha Besar.” (QS. Al Baqarah: 255) (Dibaca 1x)
Faedah: Barang siapa membacanya di waktu petang, maka Allah melindunginya hingga pagi hari, dan jika dibaca pagi hari, dilindungi hingga petang.
Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Naas:
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ اللَّهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَدٌ
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Dia-lah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung segala urusan. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan, dan tidak ada yang setara dengan-Nya.” (QS. Al Ikhlas: 1-4) (Dibaca 3x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai waktu subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dari kejahatan malam apabila gelap, dari kejahatan wanita tukang sihir yang meniup pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki.” (QS. Al Falaq: 1-5) (Dibaca 3x)
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ إِلَهِ النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ
“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Katakanlah: Aku berlindung kepada Rabb manusia, Raja manusia, Tuhan manusia, dari kejahatan bisikan setan yang bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia, dari jin dan manusia.” (QS. An Naas: 1-6) (Dibaca 3x)
Faedah: Barang siapa mengucapkannya masing-masing tiga kali di pagi dan petang, maka segala kebutuhannya akan tercukupi.