JAKARTA, iNews.id - Guru, sosok yang bergerak di balik layar, namun berperan besar dalam mencetak generasi penerus bangsa. Dari ruang-ruang kelas kecil, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi ikut serta dalam membangun karakter dan memberikan motivasi bagi setiap muridnya.
Bukan profesi yang mudah, mengingat setiap murid memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan perbedaan generasi antara murid dan guru. Dibutuhkan pendekatan dan perasaan tulus untuk sampai pada murid. Tak pernah lelah dan sepenuh hati dalam mengajar dan membimbing murid. Tak heran, gelar ‘pahlawan tanpa tanda jasa’ disematkan pada Sang Guru.
Baca Juga
Langkah Bijaksana Wahyudi Jalin Keakraban dengan Rekan Guru
Selain itu, guru juga dituntut untuk bisa beradaptasi dengan perubahan zaman, seperti adanya kemajuan teknologi di era digital saat ini. Tentu, memiliki dampak pada dunia pendidikan dan menjadi bagian dari tantangan seorang guru.
Salah satu guru yang mampu menaklukan tantangan tersebut adalah Wahyudi, guru yang dedikatif, inovatif, dan inspiratif dari Pontianak, Kalimantan Barat. Meski berada jauh dari ibu kota, guru muda ini menyadari dibutuhkan metode mengajar yang sesuai dengan tuntutan zaman yakni beradaptasi dengan teknologi.
Baca Juga
Kisah Wahyudi, Guru Berprestasi dan Pejuang Literasi yang Sangat Inspiratif
Wahyudi mampu memaksimalkan teknologi dalam proses belajar mengajar. Dia mengikuti tren terkini, termasuk K-Pop dan lagu untuk digunakan sebagai bahan ajar dan topik “mengobrol” dengan murid. Diakuinya saat ini, banyak murid yang sudah ter-influence menjadi kreator konten dan mempelajari teknik public speaking.
“Saat mengajar tidak melulu kita tentang mengajar, ada beberapa hal yang kita harus respons dan menjadi pendengar yang baik ketika murid-murid bercerita. Nah di situ, obrolan kita harus masuk untuk bisa jadi bonding dengan mereka, bahkan kayak tren-tren terkini itu bisa dimasukkan ke dalam isu pembelajaran khususnya teks,” katanya saat melakukan wawancara bersama iNews Media Group, Selasa (19/11/2024).
Selain mengikuti tren, ia juga menggunakan cara kreatif untuk pembelajaran siswa. Dia memberikan contoh, pada pelajaran bahasa Indonesia ia tidak mengikuti teks di dalam buku, namun membuat sendiri dengan media yang ada di sekitar. Baginya, alat sederhana juga bisa digunakan sebagai media pembelajaran di dalam kelas.
Salah satu yang pernah dilakukannya adalah membuat pesawat kertas sebagai media pembelajaran. Saat itu, Wahyudi ingin meningkatkan keterampilan menyimak para murid.
Setelah membuat pesawat kertas, murid-murid dengan antusias saling melempar pesawat. Setiap pesawat membawa informasi penting yang harus disampaikan kepada teman yang menerimanya. Suasana kelas menjadi hidup saat murid-murid bergantian membacakan informasi tersebut.