JAKARTA, iNews.id - Direktur Utama BPJS Kesehatan Prof Ali Ghufron Mukti mengungkapkan terjadinya kenaikan tren gagal ginjal kronik di usia muda di Indonesia. Hal itu tergambar dari kenaikan pembiayaan mencapai Rp11 triliun.
"Iya, benar ada (kenaikan kasus gagal ginjal kronik di usia muda)," kata Prof Ali Ghufron di acara Diskusi Publik bersama Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI), Selasa (11/3/2025).

Baca Juga
50 Juta Peserta BPJS Kesehatan Nonaktif, 14,8 Juta Orang Nunggak Iuran
Prof Ali Ghufron menegaskan, angka Rp11 triliun itu baru yang di-cover BPJS Kesehatan. Sementara itu, realitanya banyak juga pasien gagal ginjal kronik yang membayar pengobatan menggunakan dana pribadi atau dengan mekanisme lain di luar BPJS Kesehatan.
"Ada kenaikan lebih dari 30% dari 2023-2024," sambung Prof Ali.

Baca Juga
Dewas BPJS Kesehatan Bicara Potensi Defisit, Ini Penyebabnya
Karena itu, Dirut BPJS Kesehatan tersebut mengimbau kepada masyarakat, utamanya generasi muda, untuk memperhatikan pola makan dan minum. Selain itu, juga mengontrol riwayat penyakit yang dapat meningkatkan risiko gagal ginjal.
"Tolong jangan makan dan minum sembarangan. Minum obat kuat, minum minuman berenergi (itu bisa jadi risiko pemicu gagal ginjal), karena bahan pengawetnya," papar Prof Ali.

Baca Juga
Infografis Iuran BPJS Kesehatan Naik pada 2026
Lebih lanjut, Prof Ali Ghufron juga meminta kepada masyarakat untuk bijak meminum obat. Artinya, jika gejala masih bisa ditangani dengan terapi atau 'obat rumahan', atau dengan beristirahat dan minum vitamin, maka tidak perlu menggunakan obat antiinflamasi atau antibiotik secara berlebihan.
Menjadi pertanyaan sekarang, apa penyebab seseorang bisa terkena gagal ginjal? Simak ulasannya sampai akhir.

Baca Juga