JAKARTA, iNews.id - Penjualan mobil baru di Indonesia mengalami penurunan hanya mencapai 865.723 unit pada 2024. Ini disebabkan sejumlah faktor, antara lain kondisi politik (pemilu), ekonomi dan regulasi yang menggantung dari pemerintah, sehingga masyarakat menahan pembelian mobil baru.
Namun, berbanding terbalik dengan pasar mobil bekas yang angkanya terus mengalami kenaikan tembus 1,8 juta. Alasannya, masyarakat tidak perlu menunggu lama, dan mengeluarkan dana besar untuk mendapatkan kendaraan dengan fitur dan kualitas diinginkan.
Baca Juga
Setelah Motor, Polytron Bakal Luncurkan Mobil Listrik Tahun Ini
Sekretaris Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan pendapatan per kapita rata-rata orang Indonesia tidak dapat mengejar kenaikan harga mobil baru. Mereka lebih memilih membeli mobil bekas dan sesuai dengan model yang diinginkan.
"Harga mobil baru kita itu naiknya rata-rata 7,5 persen per tahun. Sementara income masyarakat kelas menengah tadi, naiknya di batasan inflasi 3 persen. Jadi (kondisinya) makin lama, kayak mulut buaya, nganga terus. Nggak mampu beli mobil," ujar kukuh di Jakarta, belum lama ini.
Baca Juga
Mengaspal di Indonesia Jaecoo Boyong Mobil SUV Super Irit J7, Jakarta-Bali Tak Perlu Isi Bensin
Selain itu, pasar mobil bekas saat ini lebih terbuka dengan menyediakan jasa inspeksi eksternal. Kondisi ini membuat masyarakat lebih tenang dalam membeli mobil bekas sehingga meningkatkan angka penjualan.
"Kelas menengah beli mobil. Belakangan mereka belinya adalah beli mobil bekas. Jadi mobil bekas sekarang itu laku. Karena lebih transparan, cacatnya di mana, bekas baret di mana, kena banjir atau tidak. Ada semua," kata Kukuh.
Baca Juga