WASHINGTON, iNews.id - Pemerintah Amerika Serikat (AS) belum bisa menjelaskan alasan pasti di balik penangkapan dan rencana deportasi aktivis pro-Palestina Mahmoud Khalil. Hingga kini Khalil telah ditahan 5 hari di penjara imigrasi menyusul ancaman deportasi karena aktivitasnya menentang seranga Israel ke Gaza.
Dia ditahan oleh otoritas imigrasi AS karena membantu mengorganisasi demonstrasi mengkritik Israel di Universitas Columbia, New York, pada 2024. Khalil merupakan imgran legal di AS.

Baca Juga
Mahkamah Internasional Akan Gelar Sidang Terbuka Bahas Pendudukan Israel atas Palestina
Wakil sekretaris di Departemen Keamanan Dalam Negeri AS Troy Edgar tidak memberikan penjelasan spesifik mengenai pelanggaran yang dilakukan Khalil sehingga dia ditahan dan layak dideportasi.
Dalam wawancara kontroversial dengan NPR, Edgar mengelak bahwa Khalil mungkin telah melanggar visanya terkait dengan aktivitas pro-Palestina. Namun saat didesak apa pelanggaran yang dilakukan pria lulusan Universitas Columbia itu, pejabat AS kesulitan memberikan keterangan.

Baca Juga
Platform X Down Bikin Murka Elon Musk, Hacker Pro-Palestina Bertanggung Jawab
"Saya kira jika dia menyatakan bahwa dia seorang teroris, kita tidak akan pernah mengizinkannya masuk," kata Edgar.
Host dari NPR, Michel Martin, pun kembali mendesak Edgar apa yang dimaksud dengan aktivitas "terorisme".

Baca Juga
Pria Bawa Bendera Palestina Panjat Menara Jam Big Ben London
"Apakah Anda sudah menontonnya di televisi? Cukup jelas," jawab pejabat AS itu.
Namun Martin menegaskan kembali bahwa jawabannya itu tidak jelas.
Bukan hanya itu, Edgar juga gagal menjawab pertanyaan, apakah mengkritik Israel merupakan pelanggaran yang hukumannya bisa dideportasi di AS.
Penangkapan Mahmoud Khalil
Tim pengacara Khalil mengungkap kliennya ditangkap akhir pekan lalu secara tidak wajar. Dia diborgol dan dibekuk kemudian dibawa dari New York ke Louisiana menggunakan cara yang membuat mahasiswa pascasarjana Universitas Columbia itu merasa seperti diculik.
Pengacara menjelaskan, kliennya diterbangkan ke Louisiana oleh agen yang tidak pernah mengidentifikasi diri mereka. Sesampainya di sana, dia dibiarkan tidur di bunker tanpa bantal atau selimut.
Tim pengacara tak diizinkan untuk berkomunikasi dengan Khalil. Hanya gugatan ke pengadilan federal Manhattan pada Rabu yang akhirnya membuahkan perintah hakim bahwa tim pengcara akhirnya diizinkan berbicara dengan Khalil.