Kisah Warga Sukabumi Korban Tanah Bergerak, Terpaksa Mengungsi karena Rumah Rusak

4 hours ago 1

SUKABUMI, iNews.id - Warga Kecamatan Pabuaran, Kabupaten Sukabumi hingga kini masih bertahan di pengungsian akibat bencana pergerakan tanah akhir 2024 lalu. Mereka khawatir tertimpa tembok bangunan yang retak dan ambruk jika kembali ke rumahnya. 

Warga terdampak bencana, Aminah mengatakan, dirinya yang tinggal berdua bersama suaminya terpaksa mengungsi karena tempat tinggalnya rusak akibat bencana pergerakan tanah. 

MNC Peduli Salurkan Bantuan Alat Kesehatan Pascabencana di Sukabumi

Baca Juga

MNC Peduli Salurkan Bantuan Alat Kesehatan Pascabencana di Sukabumi

"Kalau cuaca lagi hujan deras, begitulah, ngeri saya, apalagi temboknya sudah pada retak yang di atas (bangunan rumahnya). Saya ngeri banget kalo tidur malam, gimana tuh? Apalagi yang malem kemarin hujan gini ya, ngeri banget," ujar Aminah, Senin (20/1/2024). 

Aminah bersama suami mengaku terpaksa meninggalkan rumah yang ditempatinya karena kondisinya sudah banyak retakan dan takut ambruk.

Cerita Dedi Warga Sukabumi 10 Tahun Derita Katarak, Bahagia Dapat Operasi Gratis dari MNC Peduli

Baca Juga

Cerita Dedi Warga Sukabumi 10 Tahun Derita Katarak, Bahagia Dapat Operasi Gratis dari MNC Peduli

"Di bawah retak, di atas bangunan retak, di kolong-kolong tempat tidur itu sudah pada bolong, pokoknya ngeri saya dah," ujar Aminah. 

Sekretaris Camat (Sekmat) Pabuaran, Samsudin mengatakan, pascabencana hidrometeorologi yang terjadi di 7 Desa wilayah Kecamatan Pabuaran, sebagian masyarakat yang terdampak banjir sudah ada yang sudah kembali ke rumahnya masing-masing. 

"Kemudian yang (terdampak) pergerakan tanah, itu ada sebagian yang masih bertahan di pengungsian dan sebagian ada yang sudah kembali ke rumahnya yang dinyatakan aman, ada juga yang mengungsi ke keluarganya," ujar Samsudin. 

Untuk warga yang rumahnya rusak akibat bencana pergerakan tanah, lanjut Samsudin, ada beberapa relawan yang sudah membuatkan hunian sementara (huntara) karena lokasi bencana pergerakan tanah berbahaya dan tidak boleh dihuni kembali.

Editor: Kastolani Marzuki

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |