KJRI Cape Town Pererat Hubungan Indonesia-Afsel Melalui Kramat Festival

2 hours ago 1

CAPE TOWN, iNews.id - Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Cape Town, Afrika Selatan, mempererat hubungan dengan Afrika Selatan melalui Kramat Festival. Acara digelar di Kota Macassar, 18-20 April 2025. Macassar merupakan kota kecil yang berjarak sekitar 41,2 km dari Cape Town. 

Kota ini merupakan tempat kramat karena menjadi tempat dimakamkannya Syekh Yusuf Al Makasari. Dia dibuang oleh penjajah Belanda ke Cape Town pada 1694 karena perlawanannya di Nusantara.

Terungkap, China Uji Bom Hidrogen Non-Nuklir yang Picu Reaksi Berantai Kimia Dahsyat

Baca Juga

Terungkap, China Uji Bom Hidrogen Non-Nuklir yang Picu Reaksi Berantai Kimia Dahsyat

Kramat Festival merupakan tradisi penting masyarakat keturunan Melayu Nusantara, dikenal sebagai Cape Malay, untuk mengenang sosok Syekh Yusuf Al-Makassari Al-Bantani. Beliau adalah ulama besar asal Kerajaan Gowa yang diasingkan ke Afrika Selatan yang kemudian memperkenalkan agama Islam di sana. 

Sejarawan Afrika Selatan Ebrahim Rhoda mengatakan kegiatan tersebut diyakini telah berlangsung lebih dari 200 tahun. Masyarakat Muslim datang dari luar kota menggunakan kereta yang ditarik dengan sapi dan bermalam di sana menggunakan tenda sederhana.

Konjen RI Cape Town Bertemu Premier Alan Winde, Eratkan Kerja Sama dengan Western Cape

Baca Juga

Konjen RI Cape Town Bertemu Premier Alan Winde, Eratkan Kerja Sama dengan Western Cape

Sebagai informasi, Cape Malay adalah kelompok masyarakat Muslim keturunan Indonesia yang tiba di Afrika Selatan ratusan tahun lalu. Saat ini diperkirakan populasinya melampaui 330.000 orang atau sekitar 5-10 persen dari jumlah penduduk Cape Town.

Kedekatan sosial-budaya Indonesia Cape Malay antara lain terlihat dari penggunaan bahasa seperti kata-kata puasa, buka puasa, lebaran, terima kasih, maulud, mandi. Selain itu ada pua tradisi ratieb yang berakar pada tradisi debus Indonesia.

Konjen RI Cape Town Bertemu Wali Kota di Afsel Jajaki Kerja Sama Investasi

Baca Juga

Konjen RI Cape Town Bertemu Wali Kota di Afsel Jajaki Kerja Sama Investasi

Syekh Yusuf dianugerahi Pahlawan Nasional oleh Pemerintah Indonesia pada 1995 dan Afrika Selatan pada 2005. Syekh Yusuf memimpin perjuangan melawan Belanda di Banten dan menginspirasi Nelson Mandela dalam perjuangannya melawan apartheid. Mandela menyebut Syekh Yusuf sebagai salah satu putra terbaik Afrika Selatan.

Dalam Festival Kramat 2025 ini KJRI Cape Town mempromosikan seni budaya, kuliner, serta produk-produk Indonesia. KJRI merangkul WNI dan diaspora Indonesia di Cape Town untuk mendukung kegiatan ini.

Ragam tari yang ditampilkan antara lain Tari Saman (Aceh), Tari Piring (Minangkabau), Tari Dendang Mangkassara (Makassar) dan dendang bersama Maumere. Sementara itu produk-produk unggulan Indonesia yang dipromosikan antara lain batik, Indomie, Kopiko, Geliga dan lainnya.

Dalam program utama (Golden Hour) yang juga siaran langsung dengan radio Voice of the Cape, Konjen RI Tudiono menyampaikan arti penting dan dukungan kepada Kramat Festival sebagai wahana untuk memelihara kedekatan budaya dan tradisi Indonesia, Cape Malay. 

Dalam kesempatan itu turut dipromosikan penyelenggaraan kelas Bahasa Indonesia bekerja sama dengan Kemendikdasmen RI yang telah memasuki gelombang keenam. 

Pemerintah Indonesia serta sejumlah universitas di Indonesia juga telah menawarkan program beasiswa bagi warga Afrika Selatan untuk mempelajari seni, budaya, ataupun studi lainnya di Indonesia.

Konsul Jenderal RI di Cape Town Tudiono juga mempromosikan rencana penyelenggaraan Indonesian Folk Market ke-3 dan Indonesian Film Festival ke-2 pada Oktober dan November mendatang.

Dalam salah satu segmen Kramat Festival terkait dengan situasi di Palestina, Konjen RI antara lain menyampaikan bahwa Pemerintah dan rakyat Indonesia mendukung perjuangan Palestina sebagaimana tercantum dalam alinea pertama pembukaan Undang-Undang Dasar UUD) 1945.

Konjen RI juga menyitir Presiden Sukarno yang menegaskan Indonesia selamanya berdiri mendukung Palestina sampai tercapai kemerdekaan Palestina, "As long as the freedom of Palestine has yet to be returned to the Palestinians, then it will forever be for Indonesia to stand in defiance against the occupation by Israel."

Indonesia mendukung melalui perjuangan diplomasi dan bantuan kemanusiaan termasuk pendirian rumah sakit di Gaza dan pengiriman obat-obatan. Pemerintah Indonesia juga memberikan beasiswa bagi 81 mahasiswa Palestina terhitung pada Juni 2024.

Editor: Anton Suhartono

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |