Penampakan Duterte di Sidang Awal Kejahatan Kemanusiaan ICC: Sakit, Suara Lemah

6 hours ago 1

DEN HAAG, iNews.id - Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte sakit dalam sidang awal di Pengadilan Kriminal Internasional (ICC), Den Haag, Belanda, Jumat (14/3/2025). Duterte dihadirkan dalam sidang melalui tautan video dari ruang penahanannya, juga di kompleks pengadilan.

Salvador Medialdea, pengacara Duterte, mengatakan kondisi kliennya tidak memungkinkan untuk banyak bicara dalam persidangan awal tersebut.

 Saya Bertanggung Jawab!

Baca Juga

Rodrigo Duterte Muncul ke Publik Setelah Ditangkap: Saya Bertanggung Jawab!

Suara Duterte terdengar lemah saat berbicara melalui video. Dia hanya mengonfirmasi nama dan tanggal lahir sebagaimana diminta hakim.

Menurut Medialdea, Duterte tak sanggup untuk menyampaikan lebih banyak hal. Dia juga menyinggung kembali bahwa penangkapan serta pemindahan kliennya ke Belanda secara paksa adalah jelas-jelas penculikan.

Rodrigo Duterte Ditangkap, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr Bantah Ada Dendam Politik

Baca Juga

Rodrigo Duterte Ditangkap, Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr Bantah Ada Dendam Politik

Sementara itu Duterte juga mengatakan, dia menderita beberapa penyakit, termasuk gangguan neuromuskular kronis, masalah punggung, migrain, serta kondisi lain yang bisa menyebabkan penyumbatan pembuluh darah.

Hakim Ketua Iulia Antoanella Motoc merespons, berdasarkan hasil pemeriksaan Duterte oleh dokter pengadilan saat tiba di Belanda, dia sepenuhnya sadar secara mental dan bugar.

Rodrigo Duterte Diterbangkan Paksa ke Den Haag Belanda setelah Ditangkap

Baca Juga

Rodrigo Duterte Diterbangkan Paksa ke Den Haag Belanda setelah Ditangkap

Dalam sidang itu, hakim merangkum berbagai tuduhan terhadap Duterte.

Pria 79 tahun itu diseret ke ICC atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan, yakni melakukan serangan sistematis terhadap penduduk sipil, selama dia menjabat sebagai presiden, lebih spesifik pada periode 2016-2019.

Jaksa memiliki keyakinan yang masuk akal bahwa Duterte terlibat dalam pembunuhan secara tidak langsung kepada pelaku kejahatan narkoba tanpa melalui proses pengadilan.

Ribuan orang, diduga pengedar dan pengguna narkoba, tewas selama kampanye penumpasan itu. Duterte diduga membentuk regu pembunuh bersenjata untuk melakukan eksekusi di luar proses hukum.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |