Oleh: Rujiani, M.Pd.
Kepala Sekolah SD Negeri Tlogowungu 02
Infojateng.id – Indonesia menghadapi tantangan besar akibat perubahan sosial, kemajuan teknologi, dan meningkatnya keberagaman masyarakat. Pendidikan dituntut untuk menyiapkan generasi berkualitas agar mampu memanfaatkan peluang menuju Indonesia Emas 2045. SD Negeri Tlogowungu 02 masih menghadapi keterbatasan sarana prasarana, dengan fasilitas belajar yang sederhana serta minim alat peraga dan bahan ajar pendamping. Jumlah siswa yang sedikit membuat dana BOS yang diterima juga terbatas, sehingga sulit merealisasikan berbagai kebutuhan pembelajaran secara optimal. Sejak awal kepemimpinan tahun 2021, segala upaya dilakukan untuk membangkitkan semangat belajar dan kepercayaan masyarakat. Melalui kolaborasi antar warga sekolah akhirnya jumlah murid mengalami perkembangan. Namun, sekolah masih menghadapi keterbatasan yang berdampak pada minimnya media dan metode pembelajaran.
Berdasarkan Rapor Pendidikan SD Negeri Tlogowungu 02 Tahun 2024, pada aspek Kualitas Pembelajaran mengalami penurunan dan menjadi fokus perbaikan utama. Penurunan ini terlihat pada metode mengajar, pengelolaan kelas, serta dukungan psikologis bagi murid, yang menandakan perlunya peningkatan kompetensi guru dan inovasi dalam pembelajaran. Keterbatasan media dan alat peraga menjadi kendala utama dalam menciptakan pembelajaran yang aktif dan bermakna. Karena itu, guru didorong untuk berinovasi mengembangkan media, alat peraga, dan metode yang kontekstual serta berbasis teknologi. Hasil supervisi Januari 2025 menunjukkan bahwa guru yang menerapkan pembelajaran bermakna baru 29%, sehingga murid cenderung kurang semangat. Kondisi ini mendorong sekolah untuk menerapkan “Inkuiri Kolaboratif Berbasis P2K (Peningkatan Kompetensi Guru, Program Sabtu, dan Kemitraan Pembelajaran)” sebagai strategi sistematis guna memperkuat kapasitas guru, membangun kolaborasi, serta menciptakan pembelajaran yang lebih efektif, kontekstual, dan menyenangkan bagi murid.
Tantangan utama yang dihadapi SD Negeri Tlogowungu 02 terletak pada keterbatasan sarana dan prasarana pembelajaran. Selain itu, tidak tersedia alat peraga dan minimnya bahan bacaan di luar buku teks. Karena sekolah kecil dengan jumlah murid hanya 52, maka dana BOS kurang mencukupi jika dialokasikan pada kegiatan peningkatan kompetensi guru, maupun pengadaan alat peraga dan media pembelajaran. Keterbatasan fasilitas, dukungan anggaran, dan latar belakang murid yang sebagian besar penerima Program Indonesia Pintar (PIP) menjadi tantangan nyata dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran serta pemerataan layanan pendidikan di sekolah.
Setelah melakukan evaluasi diri sekolah melalui rapor pendidikan, pengamatan, dan wawancara maka kepala sekolah bersama segenap guru melakukan aksi untuk menjawab semua tantangan yang ada, yaitu dengan mengembangkan budaya mutu sekolah. Sebagai upaya untuk mewujudkannya maka langkah yang dipilih adalah dengan menggunakan Inkuiri Kolaboratif Berbasis P2K, yaitu strategi yang digunakan dalam melakukan program pengembangan di sekolah, dengan empat tahapan dalam inkuiri kolaboratif yaitu Assess, Design, Implement, dan Measure, Reflect, Change, yang saling berkesinambungan dan dilakukan terus menerus secara berulang untuk membangun budaya mutu pembelajaran di SD Negeri Tlogowungu 02 dengan berbasis P2K (Peningkatan Kompetensi Guru, Program Sabtu, dan Kemitraan Pembelajaran). Tahapan kegiatannya dijabarkan sebagai berikut.
1. Assess
Dalam tahap ini dilakukan analisis mendalam terhadap kondisi sekolah melalui data Rapor Pendidikan, hasil supervisi pembelajaran, serta wawancara dengan guru dan murid. Langkah tersebut bertujuan untuk mengidentifikasi akar permasalahan, khususnya terkait penurunan kualitas pembelajaran dan rendahnya pemanfaatan media serta alat peraga. Guru di SD Negeri Tlogowungu 02 mayoritas berkompeten, ditunjang oleh komunitas belajar yang konsisten, dan adanya bantuan lima unit Chromebook yang diterima pada akhir tahun 2024. Selain itu, sekolah memiliki program unggulan “Program Sabtu”.
2. Design
Pada tahap ini kepala sekolah bersama guru terfokus pada perumusan program untuk mengatasi permasalahan dengan melihat kekuatan dan peluang. Melalui diskusi, dirancanglah inovasi berupa Inkuiri Kolaboratif Berbasis P2K, yang menitikberatkan pada peningkatan kompetensi guru guna mewujudkan kualitas pembelajaran dan penguatan kemitraan.
3. Implement
Tahap ini diwujudkan melalui pelaksanaan program P2K (Peningkatan Kompetensi GTK, Program Sabtu, dan Kemitraan Pembelajaran). Pada aspek peningkatan kompetensi guru, kegiatan dilakukan melalui komunitas belajar yang mendorong guru menghasilkan media, alat peraga, dan metode pembelajaran bermakna berbasis digital. Program Sabtu meliputi berbagai kegiatan inovatif seperti sarijo, sariman, sarijan, sadolan, dan saguta. Sementara itu, kemitraan pembelajaran dikembangkan dengan melibatkan berbagai pihak guna memperkuat dukungan ekosistem pendidikan.
Peningkatan kompetensi guru dan tenaga kependidikan di SD Negeri Tlogowungu 02 dilakukan melalui Komunitas Belajar (Kombel) sebagai wadah berbagi gagasan dan solusi pembelajaran. Produk dari kegiatan bersama di kombel selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan pembelajaran.
Sejak Juli 2023, sekolah memiliki komunitas belajar “Majahe” yang telah terdaftar di Ruang GTK dan rutin melaksanakan kegiatan kolaboratif. Materi yang dibahas meliputi isu-isu pembelajaran terkini seperti koding, kecerdasan buatan, dan pembelajaran mendalam, dengan narasumber beragam, mulai dari kepala sekolah hingga praktisi pendidikan.
Informasi mengenai kegiatan disebarluaskan melalui grup WhatsApp dan media sosial sekolah. Hingga kini, Kombel “Majahe” menjadi satu-satunya komunitas belajar teraktif di Kecamatan Tlogowungu karena programnya berjalan nyata dan inspiratif bagi peningkatan mutu pembelajaran. Salah satu produk kombel berupa https://asblr.com/s1Gk0u yaitu berbasis Augmented Reality (AR) dengan memanfaatkan https://edu.assemblrworld.com/. Penggunaan beragam layanan aplikasi lainnya juga dimanfaatkan dalam berinovasi demi mewujudkan pembelajaran yang berkualitas.
Produk dari kegiatan komunitas belajar diimplementasikan dan diselaraskan dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam yang diterapkan di SD Negeri Tlogowungu 02, yaitu berfokus pada terciptanya proses belajar yang berkesadaran, bermakna, dan menggembirakan. Pembelajaran tidak lagi hanya berorientasi pada hasil, tetapi menekankan pada pengalaman belajar utuh, di mana murid diajak untuk memahami konsep, mengaplikasikan pengetahuan dalam konteks nyata, dan merefleksikan pengalaman belajar mereka agar tumbuh menjadi pembelajar mandiri dan berpikir kritis.
Dalam pelaksanaannya, sekolah mengintegrasikan pembelajaran berbasis digital untuk memperkaya interaksi dan memperluas sumber belajar. Guru memanfaatkan berbagai platform dan media inovatif seperti video pembelajaran animasi, Baamboozle, Quizziz, Canva, Artificial Intelligence (AI), Augmented Reality (AR), dan KKA (Koding dan Kecerdasan Artifisial) yang dalam struktur kurikulum tahun pelajaran 2025/2026 sebagai mata pelajaran pilihan yang diterapkan mulai dari kelas 5. Melalui pendekatan ini, SD Negeri Tlogowungu 02 berkomitmen mewujudkan pembelajaran yang relevan dengan era digital sekaligus menyenangkan dan bermakna bagi setiap peserta didik.
Program Sabtu (Prosa) merupakan kegiatan lintas mata pelajaran sebagai pelaksanaan kokurikuler untuk mewujudkan 8 dimensi profil lulusan yang dilaksanakan setiap hari Sabtu oleh semua warga sekolah, dan telah memperoleh Hak Kekayaan Intelektual (HaKI) dengan nomor permohonan EC002024218439 tanggal 5 November 2024 dan nomor pencatatan 000790871. Kegiatan Prosa antara lain Sabtu sarapan sayur ijo (sarijo), Sabtu bersih-bersih taman (sariman), Sabtu ceria jalan-jalan (sarijan), Sabtu dodolan jajan (sadolan), dan Sabtu guru tamu (saguta).
Sabtu Sarapan Sayur Ijo (sarijo). Sarijo dilaksanakan pada hari Sabtu minggu pertama. Merupakan wujud perhatian orang tua dengan memberikan bekal makanan yang mengandung sayur hijau. Murid sarapan bersama dengan guru, diawali dengan berdoa, dan adanya interaksi guru dengan murid. Interaksi dan kesetaraan yang diterapkan menambah kedekatan, sehingga guru dengan mudah berkomunikasi dengan murid, murid lebih berani dalam menyampaikan jawaban dan pendapatnya kepada guru. Guru sembari bercerita mengenai nama masakan yang dibawanya, dan bergantian para murid juga melakukan hal yang sama. Kegiatan sarijo juga menambah literasi murid pada sayuran, meningkatkan dimensi profil lulusan yaitu keimanan dan ketakwaan, komunikasi, dan kesehatan.
Sabtu Bersih-bersih Taman (sariman). Sariman diadakan setiap Sabtu minggu kedua merupakan bentuk rasa syukur serta wujud kepedulian terhadap alam. Murid dan guru bersama membersihkan taman, memungut daun kering di sekitar kelas, dan diolah menjadi kompos. Guru bersama-sama membimbing murid dalam proses pembuatannya dengan bahan yang telah disiapkan. Hasilnya murid memperoleh wawasan baru, membangun kebersamaan, menumbuhkan kewargaan dan sikap inklusif.
Sabtu Ceria Jalan-jalan (sarijan). Sarijan dilaksanakan setiap Sabtu minggu ketiga dirancang menyenangkan sekaligus menumbuhkan kreativitas murid. Tidak sekadar jalan-jalan, sarijan dilakukan di dalam atau luar sekolah, salah satunya dengan kegiatan berkebun di area belakang sekolah. Dengan bimbingan guru, murid menanam dan merawat berbagai tanaman seperti ketela, buah, dan empon-empon. Melalui sarijan, murid memperkaya literasi tentang berkebun serta mengembangkan kemampuan bernalar kritis, dan kolaborasi.
Sabtu Dodolan Jajan (sadolan). Sadolan dilaksanakan setiap Sabtu minggu keempat mendapat antusias tinggi dari murid, guru, orang tua, dan masyarakat. Kegiatan ini berupa bazar di halaman sekolah dengan produk buatan murid atau keluarganya yang aman dan terjangkau. Pelaksanaannya bergilir per fase dan dikoordinir oleh semua guru. Menu dan harga dituangkan dalam poster promosi yang dibuat murid di Canva, dan dibagikan melalui media sosial. Sadolan menjadi sarana merefleksikan pengalaman, menumbuhkan jiwa wirausaha, kemandirian, dan budaya literasi numerasi.
Sabtu Guru Tamu (saguta). Saguta dilaksanakan setiap Sabtu minggu kelima, sehingga tidak berlangsung setiap bulan. Dalam kegiatan ini, wali murid yang bersedia menjadi guru tamu menyampaikan kesediaannya melalui grup WhatsApp kelas dan berkoordinasi dengan guru. Saguta menjadi kegiatan yang menyenangkan dan berdampak positif bagi murid, guru, dan orang tua. Antusiasme murid tinggi, sementara keterlibatan orang tua menciptakan kolaborasi di lingkungan sekolah.
Kemitraan pembelajaran di SD Negeri Tlogowungu 02 terjalin erat dengan berbagai pihak untuk mendukung terciptanya lingkungan belajar yang harmonis dan berdaya. Sekolah secara rutin melaksanakan rapat tahunan bersama warga sekolah guna menyusun program dan evaluasi kegiatan yang melibatkan pengawas sekolah untuk pembinaan mutu pembelajaran. Polsek kami libatkan dalam memberikan pelatihan kepada guru dan murid terkait anti perundungan. Pembinaan disiplin, keamanan, dan komitmen kebangsaan melibatkan Koramil.
Program kesehatan sekolah seperti pemeriksaan rutin dan edukasi hidup bersih dilakukan bersama Puskesmas. Selain itu, semua warga sekolah ikut berperan aktif bersama masyarakat desa dalam mendukung kegiatan sedekah bumi. Melalui kemitraan ini, mampu tercipta ekosistem pendidikan yang inklusif, aman, sehat, dan mendukung pengembangan karakter peserta didik.
4.Measure, Reflect, Change
Evaluasi program dilakukan melalui supervisi lanjutan dan wawancara. Hasil refleksi menunjukkan bahwa program Inkuiri Kolaboratif Berbasis P2K berdampak positif terhadap kualitas pembelajaran, sehingga layak dilanjutkan sebagai strategi berkelanjutan menuju sekolah berbudaya mutu dan adaptif. Berdasarkan supervisi pada Agustus 2025, 86% guru telah menerapkan pendekatan pembelajaran mendalam dan berbasis digital. Murid menjadi lebih antusias dan memahami materi secara menyeluruh, keterlibatan mitra pembelajaran juga meningkat dalam memberikan dukungan dan membangun ekosistem pembelajaran yang kolaboratif.
Inovasi yang dilakukan membawa dampak dan berkelanjutan. Bagi sekolah, tercipta ekosistem yang inovatif dan berbudaya mutu. Bagi murid, inovasi ini mewujudkan dimensi profil lulusan yang berdaya saing. Bagi guru, kegiatan tersebut meningkatkan kompetensi dan menumbuhkan kepercayaan diri dalam berbagi praktik baik. Bagi kepala sekolah, inovasi ini menjadi sarana aktualisasi diri dalam kinerja dan kepemimpinan. Bagi orang tua, keterlibatan dalam kegiatan sekolah mempererat kemitraan dan sinergitas. Bagi sekolah sekitar, praktik baik yang telah dilakukan menjadi inspirasi dan diadopsi. Sementara itu, bagi masyarakat luas, inovasi sekolah telah tersampaikan hingga ke beberapa universitas sebagai wujud nyata pengimbasan transformasi pendidikan yang berkelanjutan.
Disimpulkan bahwa Inkuiri Kolaboratif Berbasis P2K yang diterapkan di SD Negeri Tlogowungu 02 terbukti efektif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, kompetensi guru, serta kolaborasi antar warga sekolah. Melalui peningkatan kompetensi GTK, Program Sabtu, dan kemitraan pembelajaran, sekolah berhasil membangun budaya mutu yang adaptif dan berkelanjutan. Hasil supervisi menunjukkan peningkatan signifikan dalam penerapan pembelajaran berbasis digital dan bermakna. Keberhasilan ini tercermin dalam capaian Rapor Pendidikan Tahun 2025, di mana aspek Kualitas Pembelajaran mengalami peningkatan tertinggi.
Sebagai tindak lanjut, sekolah perlu mempertahankan dan memperluas praktik baik dengan memperkuat dukungan sarana prasarana pembelajaran, mengoptimalkan kolaborasi, serta mengembangkan inovasi digital dan riset bagi guru. Selain itu, pengimbasan melalui komunitas belajar dan media sosial perlu terus digencarkan agar menginspirasi sekolah lain dalam lingkup lokal maupun nasional. Dengan memberikan dampak keberlanjutan, SD Negeri Tlogowungu 02 diharapkan mampu menjadi sekolah rujukan berbudaya mutu dan beradaptasi menghadapi tantangan pendidikan abad ke-21.(redaksi)

13 hours ago
3

















































