MEDAN, iNews.id - Ratusan siswa SMK Negeri 10 Medan bersama para orang tua mereka menggelar aksi unjuk rasa di depan gedung SMK Negeri 10 Medan, Jalan Cik Ditiro, Kota Medan, Rabu (12/2/2025) pagi. Aksi demo ini buntut dari gagalnya ratusan siswa di sekolah tersebut mengikuti Seleksi Nasional Berbasis Prestasi (SNBP) pada Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) tahun 2025 akibat kelalaian pihak sekolah.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut, para siswa dan orang tua membawa sejumlah poster dan spanduk berisi pesan kekecewaan terhadap pihak sekolah. Mereka juga sempat melakukan aksi blokade jalan di depan sekolah.
![Ratusan Siswa 2 SMA di Lampung Gagal Ikut SNBP 2025 Gara-gara Kelalaian Sekolah](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/02/07/demo_siswa_man_2_model_medan.jpg)
Baca Juga
Ratusan Siswa 2 SMA di Lampung Gagal Ikut SNBP 2025 Gara-gara Kelalaian Sekolah
Aksi unjuk rasa ini juga diisi dengan orasi dari para siswa dan orang tua mereka yang kesal karena pihak sekolah seolah lepas tangan dengan kondisi yang terjadi. Apalagi ada intimidasi dari pihak sekolah terhadap para siswa yang melakukan aksi unjuk rasa.
Kekesalan itu pun ditumpahkan para siswa dengan menyegel pintu masuk sekolah dengan poster dan spanduk yang mereka bawa.
![Demo 2 Hari, 332 Siswa MAN 2 Model Medan Akhirnya Bisa Ikut SNBP](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/02/09/demo_siswa_man.jpg)
Baca Juga
Demo 2 Hari, 332 Siswa MAN 2 Model Medan Akhirnya Bisa Ikut SNBP
Devi Yuniar, salah seorang siswa SMK Negeri 10 Medan yang gagal mengikuti SNBP, mengaku jalur tersebut merupakan momen yang mereka tunggu-tunggu. SNBP merupakan jalan yang mereka tunggu untuk bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi impian.
"Sekarang kami gak bisa ikut SNBP, padahal itu hal yang sangat kami tunggu-tunggu. Kami ini semua masuk (perguruan tinggi). Tapi karena SNBP bermasalah, banyak yang gak bisa masuk kuliah. Karena ada beberapa juga yang tidak mau ikut melalui jalur Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK). Jadi SNBP ini sangat dinantikan," ujarnya, Rabu (12/2/2025).
![SMA di DKI Tak Ada Kendala](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2023/02/14/lintas_jurusan_di_snbp_2023.jpg)
Baca Juga
Heboh Input Data PDSS untuk SNBP 2025, Disdik Jakarta: SMA di DKI Tak Ada Kendala
Devi berharap agar Presiden Prabowo memberikan perhatian dalam kasus mereka ini dan menegaskan Kementerian Pendidikan Tinggi untuk kembali membuka Portal SNBP.
"Harapan kami kepada Pak Prabowo supaya Portal SNBP-nya dibuka kembali untuk kami. Sehingga kami bisa ikut dan berkuliah di kampus yang kami impikan," katanya.
![Keluh Kesah Bernadeta, Mimpi Kuliah Desainer Jalur SNBP Pupus gegara Kelalaian Sekolah](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/02/08/aksi_demo_siswa_smk_negeri_10_medan.jpg)
Baca Juga
Keluh Kesah Bernadeta, Mimpi Kuliah Desainer Jalur SNBP Pupus gegara Kelalaian Sekolah
Sementara itu, salah seorang orang tua siswa yang turun langsung berorasi saat unjuk rasa itu, Widya Ariani Nasution, menyebut kasus kelalaian sekolah ini bukan baru pertama kali terjadi. Sehingga perlu dilakukan evaluasi dan penindakan terhadap semua yang terlibat dan bertanggungjawab atas prosesnya.
"Kami meminta semua pihak diperiksa. kenapa bisa terjadi seperti ini. Kenapa sekolah negeri yang harusnya bisa menjadi harapan bagi kami orang-orang tua untuk menitipkan anak-anak di sekolah ini, bisa mengikuti proses ke jenjang berikutnya. Tapi mereka bisa melakukan seperti ini. Apa yang terjadi sebenarnya. Berarti ada sesuatu yang tidak beres di dalam penanganan sekolah. Kami berharap ada sanksi bagi yang terkait. Kalau bisa dinonaktifkan atau dipecat," ujarnya.
![Kabar Baik! 332 Siswa MAN 2 Model Medan Bisa Ikut SNBP, Sempat Demo di Sekolah](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/02/07/demo_siswa_man_2_model_medan.jpg)
Baca Juga
Kabar Baik! 332 Siswa MAN 2 Model Medan Bisa Ikut SNBP, Sempat Demo di Sekolah
Widya juga meminta agar para siswa yang gagal mengikuti SNBP tahun 2025 ini tidak lagi dibebankan pembiayaan uang sekolah yang selama ini ditarifkan. Widya dan para orangtua siswa juga meminta agar anak-anak mereka juga tidak lagi harus mengikuti ujian kompetensi.
"Ada beberapa poin-poin yang kami minta supaya pihak sekolah lakukan. Termasuk pembiayaan kuliah bagi anak-anak ini yang terhalang karena persoalan ini," ucapnya.
Editor: Donald Karouw