MOSKOW, iNews.id - Rusia kemungkinan akan mendapat izin untuk mempertahankan pangkalan militernya di Suriah meski rezim Bashar Al Assad telah tumbang. Kementerian Pertahanan (Kemhan) Rusia telah menjalin komunikasi dengan pemimpin sementara Suriah.
Menurut Kemhan, militer Rusia hampir mencapai kesepakatan dengan pemimpin baru Suriah di bawah kendali kelompok Hayat Tahrir Al Sham (HTS) untuk mempertahkan pangkalan militer.
Baca Juga
Kisah WNI Rasakan Mencekamnya Perang Suriah: Tak Bisa Tidur 2 Malam, Rumah Digedor-gedor
Rusia memiliki dua pangkalan penting di Suriah yang beroperasi untuk membantu pasukan rezim Bashar Al Assad dalam perang saudara, termasuk melawan HTS. Pangkalan itu juga berperan dalam mendukung misi operasi di kawasan lain.
Beberapa sumber yang mengetahui perkembangan negosiasi mengatakan kepada Sputnik, dua fasilitas militer Rusia yang ingin dipertahankan adalah pangkalan angkatan laut di Tartus serta pangkalan udara di Hmeimim.
Baca Juga
6,2 Juta Warga Suriah Kabur ke Luar Negeri akibat Kebrutalan Rezim Assad, Setengahnya di Turki
Namun sumber-sumber itu menambahkan, situasi masih bisa berubah di tengah ketidakstabilan kondisi di Suriah.
Sejauh ini belum ada keterangan resmi dari pemerintahan sementara Suriah yang dipimpin Perdana Menteri Abu Mohammed Al Julani maupun dari HTS.
Baca Juga
Wow, Pabrik Narkoba Terbesar Peninggalan Rezim Assad Ditemukan di Pangkalan Udara Suriah
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov juga belum memberikan komentar.
Pangkalan angkatan laut Tartus merupakan satu-satunya fasilitas militer Rusia di Laut Mediterania sehingga perannya sangat strategis. Sementara pangkalan udara Hmeimim memiliki peran penting untuk memasok kebutuhan operasi keamanan Rusia di Afrika.