JAKARTA, iNews.id - BYD meluncurkan sub brand merek premium, Denza di Indonesia, Rabu (22/1/2025). Produk pertama yang mereka boyong adalah mobil Multi Purpose Vehicles (MPV) Denza D9 bertenaga battery electric vehicles (BEV).
Dilihat dari desain dan dimensi, mobil ini menjadi penantang MPV mewah Toyota Alphard, Vellfire dan Lexus LM350. Hal mencengangkan, meski sudah bertenaga listrik murni Denza D9 dibanderol di bawah Rp1 miliar, tepatnya Rp950 juta on the road (OTR) Jakarta.
Baca Juga
Kendaraan Baru Turun, Penjualan Mobil Bekas di Indonesian Justru Naik Tembus 1,8 Juta Unit
"Hari ini, BYD Denza D9 resmi hadir menjadi standar baru MPV premium di Indonesia," kata General Manager BYD Asia Pacific Auto Sales Division, Liu Xueliang, saat peluncuran Denza di Jakarta, Rabu (21/1/2025).
Untuk dimensi MPV ini memiliki panjang 5.250 mm, lebar 1.950 mm, dan tinggi 1.920 mm. D9 itu lebih panjang 240 mm dan lebih lebar 100 mm dibandingkan Alphard dan Vellfire.
Baca Juga
Setelah Motor, Polytron Bakal Luncurkan Mobil Listrik Tahun Ini
Di bagian interior, Denza D9 menawarkan kenyamanan. Ada dua pilihan warna interior, yaitu Black+Brown dan Black+Beige. Kursi mobil ini dilengkapi ventilasi udara dan fitur pijat yang disajikan di kursi depan dan kursi baris kedua.
Ada juga kulkas dengan kapasitas 7,5 liter yang bisa diatur suhunya dari minus 5 derajat celcius yang bisa menjadi pemanas hinggg 50 derajat, panoramic sunroof, pengisi daya nirkabel 50 watt yang tertempel di jok, dan climate control.
Baca Juga
Mengaspal di Indonesia Jaecoo Boyong Mobil SUV Super Irit J7, Jakarta-Bali Tak Perlu Isi Bensin
Liu Xueliang menuturkan merek DEnza lahir pada 2010 berawal dari perusahaan patungan antara BYD dan brand mobil mewah Jerman, Mercedes-Benz (Daimler AG). Kala itu, perusahaan sama-sama memiliki saham 50-50 persen. Sejak September 2024, Denza sepenuhnya dimiliki BYD.
"Benz telah menyumbangkan keahliannya dalam mobil mewah, BYD menyumbangkan keahliannya dalam teknologi. Denza brand BEV merupakan New Energy Vehicles dari kemewahan dan kemutakhiran teonologi," ujar Liu Xueliang.
Baca Juga