SEMARANG, iNews.id – Perayaan Cap Go Meh di Kota Semarang tidak hanya dimeriahkan dengan pertunjukan barongsai dan liong, tetapi juga dengan sajian kuliner khas yakni lontong Cap Go Meh.
Hidangan unik ini menjadi simbol akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa yang terus lestari, termasuk di Sekolah Karangturi yang memperkenalkan tradisi ini kepada generasi muda.

Baca Juga
Keceriaan Siswa Sekolah di Semarang Makan Lontong Opor Cap Go Meh
Lontong Cap Go Meh menawarkan pengalaman kuliner yang tak biasa berbeda dari lontong pada umumnya. Hidangan istimewa ini memadukan lontong dengan sayur lodeh, sambal goreng hati ayam, kuah opor, suwiran ayam, bubuk kedelai, dan kerupuk udang menghasilkan perpaduan rasa yang kaya dan menggugah selera.

Ketua Yayasan Nasional Pendidikan Karangturi, Harjanto Halim mengatakan, tradisi lontong Cap Go Meh ini lahir dari pengaruh budaya Tionghoa yang mengadopsi kebiasaan lokal seperti yang terlihat pada acara Syawalan yang digelar seminggu setelah Lebaran.

Baca Juga
Suasana Kemeriahan Perayaan Cap Go Meh di Glodok
“Begitu juga dengan Cap Go Meh yang jatuh seminggu setelah perayaan Imlek membawa nuansa akulturasi yang kaya dalam setiap perayaannya,” katanya, Senin (17/2/2025).
Selain menyajikan Lontong Cap Go Meh, perayaan di Sekolah Karangturi juga menampilkan pertunjukan sendratari bertema Nusantara.
Posturi SD Karangturi, Heni Setiyawati mengatakan, para siswa yang menari dan datang dalam acara perayaan ini juga berpakaian adat Nusantara serta ala-ala Tionghoa.
“Lontong cap go meh dalam perayaan tahun baru Imlek di sekolah merupakan salah satu cara untuk memperkenalkan budaya Tionghoa kepada generasi muda, sehingga dapat terus lestari dan tidak punah,” katanya.
Editor: Kastolani Marzuki