GAZA, iNews.id - Warga Gaza mengecam Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang akan mengusir mereka dari tanah air. Mereka juga menegaskan siap menghadapi ancaman Trump yang akan membuat Gaza seperti neraka.
Trump menyampaikan ancaman terbarunya itu setelah Hamas pada Senin lalu mengumumkan akan menunda pembebasan sandera Israel karena melanggar kesepakatan gencatan senjata. Dia menyebut Gaza akan kacau jika Hamas tak membebaskan semua sandera Israel pada Sabtu mendatang.
![Temui Trump, Raja Yordania Tolak Pengusiran Warga Gaza](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/02/12/trump_raja_abdullah_ap.jpg)
Baca Juga
Temui Trump, Raja Yordania Tolak Pengusiran Warga Gaza
Jomaa Abu Kosh, warga Rafah, menegaskan warga Gaza sudah merasakan neraka sebelum ancaman itu disampaikan. Oleh karena itu, ancamannya akan sia-sia.
"Neraka yang lebih buruk dari yang sudah pernah kami alami? Neraka yang lebih buruk dari pembunuhan? Kehancuran, semua praktik dan kejahatan manusia yang terjadi di Jalur Gaza belum pernah terjadi di tempat lain di dunia," kata Abu Kosh, mengatakan kepada Al Jazeera dari puing-puing rumahnya yang hancur.
![Trump Tak Bolehkan Warga Gaza Kembali Setelah Direlokasi](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/01/28/pengungsi_gaza4_ap.jpg)
Baca Juga
Trump Tak Bolehkan Warga Gaza Kembali Setelah Direlokasi
Dia menegaskan warga Gaza tidak takut dan sudah siap menghadapi neraka seperti yang dibayangkan Trump.
Trump Tak Yakin Hamas Bebaskan Sandera
Trump, dalam pernyataan terbarunya, tak yakin Hamas akan membebaskan sandera Israel sesuai batas waktu yang ditetapkan pada Sabtu.
![Trump Ancam Bikin Kacau Gaza jika Hamas Tak Bebaskan Semua Sandera Israel Sabtu Ini](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/01/21/trump_pelantikan5_ap.jpg)
Baca Juga
Trump Ancam Bikin Kacau Gaza jika Hamas Tak Bebaskan Semua Sandera Israel Sabtu Ini
"Saya punya tenggat waktu hari Sabtu, dan saya rasa mereka (Hamas) tidak akan menetapkan tenggat waktu. Secara pribadi, saya rasa mereka (Hamas) ingin bersikap keras, tapi kita lihat saja seberapa keras mereka," kata Trump, dalam konferensi pers bersama Raja Yordania Abdullah II di Gedung Putih.
Sebelumnya Trump mengatakan akan menjadikan Gaza sebagai neraka dan kekacauan jika Hamas tak membebaskan sandera pada waktu yang telah ditetapkan.
![Trump Serius Ingin Beli Gaza, Sisakan Sebagian untuk Negara Timur Tengah](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/01/31/gaza_hancur5_ap.jpg)
Baca Juga
Trump Serius Ingin Beli Gaza, Sisakan Sebagian untuk Negara Timur Tengah
Komentar itu disampaikannya atas nama pribadi, tak membawa-bawa Israel.
"Sabtu pukul 12 (siang), kami ingin mereka semua (sandera) kembali. Saya berbicara atas nama pribadi, Israel boleh mengesampingkannya. Tapi atas nama saya pribadi, Sabtu pukul 12, dan jika mereka tidak kembali, mereka tidak ada di sini, semua kekacauan akan terjadi," kata Trump.
Komentar Hamas
Sementara itu dalam pernyataan terbaru, Hamas menyebut komentar Trump sebagai seruan untuk pembersihan etnis di Gaza.
Hamas menolak seruan Trump yang akan mengambil alih Jalur Gaza serta memindahkan penduduknya ke Yordania dan Mesir.
“Pernyataan Trump bersifat rasis dan merupakan seruan untuk pembersihan etnis dengan tujuan melikuidasi perjuangan Palestina dan mengingkari hak-hak nasional abadi rakyat kami,” bunyi pernyataan Hamas di Telegram.
Kelompok yang berkuasa di Gaza itu menegaskan komitmen pada perjanjian gencatan senjata seraya menuduh Israel gagal mematuhi kesepakatan tersebut.
“Kami tegaskan, penjajah adalah pihak yang tidak mematuhi komitmennya dan oleh karena itu, bertanggung jawab atas segala komplikasi atau penundaan,” demikian isi pernyataan.
Hamas menyebut Israel gagal mengirim bantuan ke Gaza sebagaimana telah disetujui dalam kesepakatan gencatan senjata. Bukan hanya itu, pasukan Israel terus membunuh warga Gaza. Selama 23 hari berjalannya gencatan senjata, Israel telah membunuh 92 warga Gaza dan melukai 100 lebih.
Editor: Anton Suhartono