Viral Suara Inisiator Aksi Kamisan Ibu Sumarsih Masuk dalam Album Terbaru Hindia 

3 hours ago 1

JAKARTA, iNews.id - Band Hindia resmi merilis album terbaru bertajuk 'Doves, '25 on Black Canvas' hari ini, Senin 24 Februari 2025. Ada yang menarik dari album ini dan itu menjadi pembahasan hangat netizen di jagat maya. 

Di album baru ini, Hindia memproduksi 16 lagu yang dikategorikan dalam genre indie pop. Dari total lagu, ada satu track yang paling mencuri perhatian saat ini, yaitu '(kamis)'. 

Berani! Band Hindia Pasang Background Biru Bertulis 12% saat Manggung di Jakarta

Baca Juga

Berani! Band Hindia Pasang Background Biru Bertulis 12% saat Manggung di Jakarta

Apa istimewanya lagu (kamis) di album terbaru Hindia? Begini penjelasan selengkapnya.

Lirik Lagu (kamis) Hindia, Berisi Suara Ibu Sumarsih

Ya, secara khusus Hindia menjadikan curhatan Ibu Sumarsih, salah satu inisiator aksi Kamisan, sebagai bagian dari track di album mereka. Ini langkah berani bagi band Indonesia dalam menyuarakan keadilan bagi rakyat Indonesia. 

Kronologi Lengkap Hindia, Nadin Amizah, dan Feel Koplo Batal Manggung di Memofest Lombok

Baca Juga

Kronologi Lengkap Hindia, Nadin Amizah, dan Feel Koplo Batal Manggung di Memofest Lombok

Berikut ini pernyataan lengkap Ibu Sumarsih di track (kamis) dalam album Doves, '25 on Black Canvas milik Hindia: 

"Dan, tidak ada orang yang rela anak yang dicintai ditembak atau dibunuh. 

Tetap Kawal Putusan MK, Baskara Putra Ajak Musisi Pakai Visual Peringatan Darurat saat Manggung

Baca Juga

Tetap Kawal Putusan MK, Baskara Putra Ajak Musisi Pakai Visual Peringatan Darurat saat Manggung

Wawan itu anak yang menyenangkan. Hobinya membaca. Dia di kamar mandi pun selalu baca koran, atau bawa komik atau buku. 

Kalau hari Sabtu, hari Minggu, kami masak bersama-sama. Pada saat makan bersama itu,  jam berapa pun makan malam bersama kami bercerita tentang keseharian, dari pembicaraan yang sederhana, kami membicarakan masalah politik, karena pada tahun '97, '98, masalah politik di Indonesia semakin memanas. Setelah pembicaraan sampai kepada masalah politik selalu ditutup dengan 'besok dimasakin apa?'.

15 Artis yang Ikut Demo Tolak RUU Pilkada di DPR, Reza Rahadian hingga Baskara Putra 

Baca Juga

15 Artis yang Ikut Demo Tolak RUU Pilkada di DPR, Reza Rahadian hingga Baskara Putra 

Karena pada tahun '98 itu demonstrasi dari hari ke hari semakin membesar, tahun '98 terjadi tragedi kemanusiaan yang sudah diselidiki oleh Komnas HAM yaitu dalam berkas tragedi penembakan mahasiswa, peristiwa Semanggi 1, Semanggi 2, Trisakti... Kemudian berkas kerusuhan 13, 15 Mei '98 dan berkas penghilangan paksa atau penculikan aktivis pro-demokrasi.

Wawan mahasiswa Atma Jaya juga aktif di masyarakat dengan ikut anggota Tim Relawan untuk Kemanusiaan. Mengadvokasi korban 13, 15 Mei ’98 sebagai anggota tim relawan kemanusiaan. Setiap Wawan datang ke rumah sakit yang diminta adalah obat-obatan untuk teman-temannya yang berdemonstrasi.

 Kisah Persahabatan dan Kenangan Indah

Baca Juga

Makna Lagu Kita Ke Sana- Hindia: Kisah Persahabatan dan Kenangan Indah

Dan menurut kesaksian, pada tanggal 13 November hari Jumat itu, jam 10 pagi, bersama enam orang temannya, Wawan menetralisir gas air mata di depan kampus Atma Jaya dengan menyemprotkan air hidran. 

Sekitar jam 3 sore, aparat masuk ke Atma Jaya. Ada korban yang jatuh, Wawan ngasih tahu, 'Pak, itu ada korban. Boleh ditolong atau tidak?'. Tentara itu mengatakan, 'Boleh, silakan'. Kemudian Wawan mengeluarkan bendera putih, dilambai-lambaikan. Tetapi pada saat Wawan akan mengangkat korban, justru Wawan ditembak.

Banyak orang mengatakan dari pagi Wawan menggunakan ID card Tim Relawan untuk Kemanusiaan, dan Wawan diautopsi oleh Dr. Budi Sampurno. Wawan meninggal dunia karena ditembak dengan peluru tajam standar militer di dada sebelah kiri mengenai jantung dan parunya. Dan menurut kesaksian juga bahwa Wawan ditembak oleh aparat di halaman kampusnya ketika sedang menolong seorang korban yang juga ditembak oleh aparat. Setelah Wawan meninggal dunia, hari Jumat 13 November ’98 Wawan ditembak, hari Sabtu Wawan dimakamkan.

Pulang dari makam ada wartawan bertiga begitu, di rumah sunyi. Kemudian saya bilang, 'Saya akan berhenti bekerja. Saya tidak sanggup untuk bertemu dengan orang.'

Saya sangat mencintai Wawan, kami sekeluarga mencintai Wawan. Tapi duka cita saya bertransformasi pada cinta terhadap sesama.

Dengan memperjuangkan agar kasus-kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi di Indonesia ini. Dipertanggungjawabkan sesuai dengan undang-undang yang berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan HAM untuk mewujudkan agenda reformasi yang ketiga yang diperjuangkan oleh Wawan dan kawan-kawannya yaitu tegakkan supremasi hukum.

Bagi saya, warna hitam bukan lambang duka cita tetapi lambang keteguhan. Jangan yang ada hanya korban, tetapi pelakunya tidak ada!"

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |