JAKARTA, iNews.id - Pasien penyakit ginjal kronis rentan mengalami anemia atau kondisi ketika jumlah sel darah merah dalam tubuh berada di bawah batas normal.
Menurut Ahli Ginjal Hipertensi RS Fatmawati dr Elizabeth Yasmine Wardoyo, SpPD - KGH, akan menjadi berbahaya jika pasien penyakit ginjal kronis sudah mengalami anemia, karena kondisi tersebut akan memengaruhi kesehatan secara menyeluruh,.

Baca Juga
Kasus Gagal Ginjal Usia Muda Meningkat, Pembiayaan BPJS Naik Jadi Rp11 Triliun!
"Penting untuk menjaga fungsi ginjal dan mengendalikan anemia, karena anemia merupakan salah satu komplikasi paling umum yang terjadi pada tahap menengah hingga lanjut penyakit ginjal kronis (PGK)," kata dr Elizabeth dalam keterangan resminya, Rabu (12/3/2025).
Dokter Elizabeth melanjutkan, "Biasanya cenderung memburuk seiring dengan penurunan fungsi ginjal hingga mencapai tahap gagal ginjal."

Baca Juga
Kondisi Terkini Paus Fransiskus Masih Kritis, Terdeteksi Gagal Ginjal Dini
Karena itu, penanganan anemia pada pasien predialisis berperan penting dalam memperlambat progresi PGK menuju hemodialisis. Terapi apa yang disarankan untuk meminimalisir risiko keparahan tersebut?
"Penggunaan long-acting erythropoietin memungkinkan frekuensi injeksi yang lebih jarang, cukup 1-2 kali sebulan dapat meningkatkan kenyamanan pasien sekaligus mendukung kepatuhan terhadap regimen pengobatan," papar dr Elizabeth.

Baca Juga
Residu di Anggur Muscat Berisiko Rusak Ginjal, Berikut Pencegahan dan Solusinya
Salah satu long-acting erythropoietin adalah Efepoetin Alfa yang merupakan inovasi pengembangan produk bioteknologi yang dilakukan secara berkelanjutan oleh Kalbe dan anak usahanya dalam menyediakan pilihan terapi yang optimal.