JAKARTA, iNews.id - Inilah 5 perusahaan otomotif yang dirugikan dengan tarif impor Trump menjadi sorotan utama dalam industri otomotif global. Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Donald Trump saat menjabat sebagai Presiden AS telah menciptakan tantangan besar bagi sejumlah produsen mobil internasional.
Dengan tarif sebesar 25% yang dikenakan pada kendaraan impor, perusahaan-perusahaan otomotif seperti Volvo, Mazda, Volkswagen, dan Hyundai Motor menghadapi tekanan besar dalam menjaga daya saing mereka di pasar Amerika.

Baca Juga
Makin Mahal, Harga iPhone Bisa Naik 3 Kali Lipat Dampak Tarif Trump
Kebijakan ini tidak hanya berdampak pada produsen, tetapi juga memengaruhi harga kendaraan, penjualan, dan keputusan konsumen di seluruh negeri. Apa saja dampaknya bagi industri otomotif?
Berikut ini penjelasan mengenai perusahaan otomotif yang dirugikan dengan tarif impor Trump yang dilansir iNews.id dari S&P Global pada Rabu (9/4/2025):

Baca Juga
Digebuk Trump dengan Tarif 104%, China: AS Tak Bisa Rampas Hak Rakyat Kami!
5 Perusahaan Otomotif yang Dirugikan dengan Tarif Impor Trump
Kebijakan tarif impor yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump berdampak besar pada industri otomotif global. Berikut adalah perusahaan-perusahaan yang paling dirugikan:
Volvo, Mazda, Volkswagen, dan Hyundai Motor
Menurut laporan S&P Global Mobility, merek-merek ini sangat berisiko karena lebih dari 60% penjualan mereka di AS berasal dari kendaraan impor. Kebijakan tarif 25% membuat biaya produksi dan harga jual meningkat, sehingga mengurangi daya saing mereka di pasar AS.

Baca Juga
Rupiah Sore Ini Menguat ke Rp16.872 per Dolar AS di Tengah Tekanan Tarif Impor Trump
Ford, General Motors, Toyota, Honda, dan Stellantis
Kelima produsen ini memang memproduksi kendaraan dalam jumlah besar di AS—menyumbang 67% dari produksi kendaraan ringan pada tahun 2024. Namun, Bernstein mencatat bahwa 57% konten dalam kendaraan rakitan AS masih diimpor, sehingga mereka tetap terkena dampak signifikan dari tarif tersebut.
Efek Tarif terhadap Konsumen
S&P Global Mobility memperkirakan penjualan kendaraan di AS bisa turun menjadi 14,5-15 juta unit per tahun jika tarif impor tetap berlaku. Bank of America bahkan memprediksi harga kendaraan baru dapat naik hingga $10.000 jika produsen membebankan tarif secara penuh kepada konsumen.

Baca Juga
Sah! Trump Naikkan Tarif untuk China Jadi 104 Persen, Paksa Negosiasi
Respon Perusahaan Atas Kebijakan Tarif Trump
Hyundai mengumumkan bahwa mereka akan menjaga harga di AS tetap stabil untuk semua model selama dua bulan ke depan. Program Jaminan Pelanggan ini akan berlangsung hingga 2 Juni, memberikan keleluasaan bagi pembeli mobil.
"Kami tahu konsumen tidak yakin tentang potensi kenaikan harga dan kami ingin memberi mereka stabilitas dalam beberapa bulan mendatang," ujar José Muñoz, CEO Hyundai, dalam siaran pers.