JAKARTA, iNews.id - Negara-negara Arab yang merayakan Natal menarik untuk diketahui. Ini karena negara-negara Arab berpenduduk mayoritas Muslim dan pemeluk yang taat.
Meski Kristen merupakan minoritas, pemerintah setempat menjadikan Natal sebagai hari besar yang diakui. Merayakan dalam artikel ini dimaknai dengan menjadikannya sebagai hari libur nasional.
Baca Juga
Brisia Jodie dan Jonathan Alden Rayakan Natal Bersama di Luar Negeri: Ada Rezeki
Natal secara resmi diakui di setidaknya enam negara Arab, yakni Suriah, Sudan, Yordania, Lebanon, Irak, dan tentu saja Palestina. Meski merayakannya, Palestina tak menjadikan Natal sebagai hari libur resmi.
Daftar 6 negara Arab yang merayakan Natal:
1. Irak
Irak pertama kali menetapkan Natal sebagai hari libur nasional pada 2018, kemudian dipermanenkan permanen pada 2023. Negara tersebut telah menjadi tempat bagi umat Kristen selama ratusan tahun, bahkan diperkirakan komunitas Kristen di Irak termasuk yang tertua di dunia.
Baca Juga
Suasana Natal di Gaza, Umat Kristiani: Ada Aroma Kematian, Kami Tak Tahu Siapa yang Akan Selamat
Umat Kristen percaya bahwa Nabi Ibrhim lahir di Kota Ur yang kuno yang terletak di tempat yang sekarang menjadi Irak selatan. Saat ini, sebagian besar umat Kristen Irak beragama Katolik, termasuk Ritus Kasdim, Ritus Suriah, Ritus Latin, dan Ritus Armenia.
Umat Kristen lainnya di Irak adalah pengikut Nestorian Timur, Gereja Ortodoks Suriah, dan Gereja Armenia. Gereja-gereja ini tersebar di seluruh kota Irak.
Baca Juga
Pemerintah Suriah Nyatakan Natal Katolik sebagai Hari Libur Resmi
2. Lebanon
Negara ini memiliki sekitar 30 persen penduduk beragama Kristen sehingga Natal merupakan perayaan besar. Ada 18 komunitas Kristen di negara itu, menghadirkan banyak keberagaman dalam perayaan Natal.
Banyak komunitas ini merayakan Natal pada 25 Desember, namun komunitas Armenia merayakannya pada 6 Januari.
Suasana perayaan Natal di Lebanon sudah mulai terpasa sejak awal Desember. umat Kristen Lebanon merayakan Hari Santa Barbara.
Barbara melarikan diri dari ayahnya, seorang raja kafir, namun akhirnya menjadi martir. Karena dia menyamar untuk melarikan diri, anak-anak akan mengenakan kostum dan topeng dan pergi dari rumah ke rumah. Hal ini membuat beberapa orang membandingkan Hari Santa Barbara dengan Halloween.
Orang-orang juga merayakannya dengan menanam benih gandum dalam wadah kecil. Benih tersebut akan tumbuh tepat pada saat Natal dan siap untuk ditempatkan di bawah pohon Natal.
3. Palestina
Natal bukanlah hari libur resmi di tempat lahirnya agama Kristen ini, namun masih dirayakan secara luas oleh komunitas Kristen setempat. Pusat perayaan digelar di Betlehem.
Orang-orang datang untuk mengunjungi berbagai tempat ibadah yang didedikasikan untuk berbagai komunitas Kristen. Gereja tertua dan terbesar di Palestina adalah gereja Ortodoks, yang merayakan Natal pada 7 Januari. Namun, pada 25 Desember adalah hari yang paling populer untuk perayaan.
Secara tradisional, keluarga Kristen Palestina biasa berkumpul, mengonsumsi makanan manis buatan sendiri bersama secangkir kopi, serta mengunjungi saudara dan teman.
Makanan lain yang umum disantap selama Natal adalah maftoul, sejenis kuskus Palestina yang dimasak dalam kaldu dan disantap dengan daging, buncis, dan sayuran.
Namun sejak serangan brutal Israel di Gaza dan Tepi Barat, perayaan Natal digelar dengan sangat-sangat sederhana, nyaris tanpa simbol-simbol.
Sebagian besar sumber sepakat ada sekitar 50.000 pemeluk Kristen di Tepi Barat, Gaza, dan Yerusalem Timur. Sekitar 2 persen dari total populasi di Tepi Barat dan kurang dari 1 persen di Gaza beragama Kristen.