JAKARTA, iNews.id - Memberikan contoh ceramah tarawih Ramadhan 2025 singkat bisa menjadi salah satu cara untuk meningkatkan keimanan pada bulan suci tersebut.
Berbagai materi kultum bisa dibawakan oleh pendakwah. Mulai dari mempersiapkan diri menjelang Ramadhan hingga ibadah-ibadah yang bisa dilakukan pada bulan suci tersebut.

Baca Juga
Niat Sholat Tarawih Lengkap 2 dan 4 Rakaat, Arab, Latin dan Terjemahannya
Melansir berbagai sumber, Selasa (25/2/2025), berikut contoh ceramah tarawih Ramadhan 2025 singkat yang bisa jadi referensi.
Contoh Ceramah Tarawih Ramadhan 2025
1. Ramadhan Bulan Kemulian
Assalamualaikum, Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil 'alamina, washolatu was salaamu 'ala asyrofil anbiyaa-i wal mursaliina sayyidina wa maulaana muhammadin, wa 'ala aalihi wa shohbihi ajma'iina. Amma ba'du.
Baca Juga
Niat Sholat Tarawih Berjamaah dan Sendiri 2 Rakaat dan 4 Rakaat, Lengkap dengan Tata Caranya
Alhamdulillah kita berjumpa Ramadhan lagi.
Ramadhan adalah bulan latihan untuk menempa diri. Bulan tidak makan dan tidak minum untuk perbaikan metabolisme tubuh. Bulan dimana kita dipaksa untuk melakukan aktivitas terbaik dengan istirahatnya tubuh dari makan dan minum.
Bulan di mana kita mengaktifkan sel-sel tubuh yang lain, yaitu potensi otak dan hati kita. Bulan di mana kita bisa mendapatkan pahala, di mana di bulan-bulan sebelumnya kita belum tentu mendapatkannya. Bulan di mana dengan salat sunah saja kita mendapat pahala yang sama besarnya dengan salat wajib.
Baca Juga
Fadhilah Sholat Tarawih Malam ke-10, Begini Keistimewaannya
Bulan dilipatgandakan pahala. Tidakkah kita bersyukur dengan adanya Ramadhan? Subhanallah, Allah begitu sayang pada kita. Ia menurunkan rahmat-Nya melalui Ramadhan. Bulan di mana kita bisa berkesempatan meraih pahala, rahmat, hidayah, dan ampunan-Nya.
Jika kita ingin diberi dengan suatu hadiah yang mulia, maka marilah kita muliakan sang tamu dengan suatu yang mulia. Istimewakanlah tamu itu, niscaya kita tidak akan menyesal di kemudian hari. Apalagi jika ternyata tanpa kita sadari dan duga, kita tidak akan bertemu lagi di Ramadhan berikutnya.
Baca Juga
Doa Jeda Shalat Tarawih Lengkap dengan Arab, Latin, dan Terjemahan
Ramadhan bulan mulia, bulan suci yang kita analogikan sebagai tamu. Bagaimanakah biasanya kita mempersiapkan tamu agung yang akan berkunjung ke rumah kita? Ibarat seorang pejabat tingkat tinggi dari negara lain yang berkunjung ke Indonesia, maka sejumlah persiapan diadakan dari jauh-jauh hari.
Mulai dari persiapan penyambutan oleh sekompi pasukan angkatan darat maupun udara, persiapan acara untuk sang tamu, hingga acara penutupan. Semuanya harus dipersiapkan dengan baik agar tidak meninggalkan kesan buruk di mata sang tamu.
Ramadhan adalah tamu agung yang Allah telah memuliakannya dibanding bulan-bulan lainnya. Ayat dan hadis tentang beberapa kemuliaan Ramadhan tentu sudah sering kita baca dan dengar melalui kajian internet dan ceramah-ceramah agama. Salah satunya adalah hadis berikut:
Dari Ubadah bin Ash-Shamit, bahwa Rasulullah SAW, pada suatu hari ketika Ramadhan telah tiba, ia bersabda:
"Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang penuh berkah. Pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia turunkan Rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan, dan Dia kabulkan doa.
Pada bulan itu Allah SWT akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah. Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat Rahmat Allah SWT." (HR Ath-Thabrani).
Bulan Ramadhan, bulan dilipatgandakan pahala dan bulan diampuninya dosa-dosa. Beribadah sunnah di bulan ini pahalanya sama dengan mengerjakan pahala ibadah wajib. Kemudian Allah juga memberikan kemuliaan berupa tiga hal, yaitu 10 hari pertama adalah rahmat, 10 hari kedua adalah ampunan, dan 10 hari terakhir adalah terbebas dari api neraka.
2. Bulan Ramadhan Sejuta Pesona
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil 'alamina, washolatu was salaamu 'ala asyrofil anbiyaa-i wal mursaliina sayyidina wa maulaana muhammadin, wa 'ala aalihi wa shohbihi ajma'iina. Amma ba'du.
Sejak bumi dan langit diciptakan, Allah menetapkan 12 bulan dalam setahun (QS. At-Taubah: 36). Itulah perhitungan waktu yang berlaku sepanjang sejarah manusia, sejak Adam hadir ke bumi sampai kiamat terjadi. Satu dari 12 bulan tersebut bernama Ramadhan.
Pernahkah kita bertanya dalam diri, kenapa di bulan Ramadhan Allah wajibkan kita untuk melaksanakan shaum (menahan diri) selama sebulan penuh dari terbit fajar sampai tenggelam matahari serta qiyam (berdiri beribadah) di malam hari?
Menariknya lagi, setiap tahun Ramadhan datang menemui kita tanpa kita minta. Tanpa diundang ia datang membawa sejuta pesona dan keistimewaan serta memberikan berbagai manfaat dalam hidup dan kehidupan kita. Tujuannya tidak lain kecuali agar kita setiap tahun mendapat kesempatan mengikuti training manajemen syahwat secara cuma-cuma.
Ramadhan adalah salah satu bentuk kasih sayang Allah pada kita, agar kita dapat kesempatan mengikuti Training Manajemen Syahwat tersebut secara intensif dan berulang-ulang. Hal tersebut disebabkan karena syahwat adalah ancaman permanen terbesar dalam diri orang-orang beriman.
Syahwat bisa membinasakan kehidupan kita, baik di dunia maupun di akhirat. Syahwat bisa membutakan mata hati dan pikiran kita sehingga yang haram menjadi halal, yang halal menjadi haram, yang baik menjadi buruk, yang buruk menjadi baik, dan seterusnya.
Perlu kita sadari, syahwat akan selalu menjadi ancaman dalam diri kita selama hayat dikandung badan. Sebab itu, kita harus mampu mengatur syahwat secara benar, maksimal, dan berkesinambungan. Agar kita mampu mengaturnya, di antaranya, Allah syariatkan pada kita kewajiban mengikuti Training Manajemen Syahwat sebulan dalam setahun.
Artinya, seperduabelas (1/12) dari umur kita, khususnya sejak remaja (mukallaf), kita habiskan untuk mengikuti training manajemen syahwat. Subhanallah! Pantas jika target utama shaum Ramadhan itu adalah agar kita meraih derajat tertinggi di sisi-Nya.
Demikian ceramah singkat ini, semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT dan berhasil menyelesaikan ibadah selama satu bulan Ramadhan. Wassalamualaikum Wr. Wb.
3. Ramadhan Penuh Cinta
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil 'alamina, washolatu was salaamu 'ala asyrofil anbiyaa-i wal mursaliina sayyidina wa maulaana muhammadin, wa 'ala aalihi wa shohbihi ajma'iina. Amma ba'du.
Demi cinta-Nya pada manusia, Allah SWT membuka banyak saluran dan jalan bagi keselamatan hamba-hamba-Nya, salah satunya lewat Ramadhan, bulan di mana Allah membuka selebar-lebarnya pintu cinta-Nya pada manusia.
Allah SWT adalah dzat pemilik cinta tak bersyarat; Dia mencintai semua hamba-Nya tanpa mengharap balasan apapun. Allah selalu mencintai hambaNya walaupun hamba itu berbuat zalim dan terus membangkang perintahNya. Sebaliknya, cinta manusia adalah cinta karena sesuatu. Manusia mencintai sesuatu karena sesuatu itu ada manfaat bagi dirinya. Manusia beramal karena ingin mendapat balasan dan kebaikan.
Demi cinta-Nya tersebut, Allah SWT membuka jalan bagi keselamatan dan kebahagiaan manusia. Salah satunya adalah dengan dikaruniakann-Nya Ramadhan sebagai bulan istimewa. Maka, tak berlebihan bila Ramadhan dikatakan sebagai bulan cinta, bulan di mana Allah SWT membuka pintu-pintu kecintaan-Nya.
Tanda cinta dari Allah SWT digambarkan dengan sangat tepat oleh Rasulullah SAW seperti ini:
"Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah dari dosa-dosamu. Angkatlah tangan-tanganmu untuk berdoa pada waktu salatmu karena itulah saat-saat yang paling utama ketika Allah azza wa jalla memandang semua hamba-Nya dengan penuh kasih. Dia menjawab mereka ketika mereka memanggil-Nya dan mengabulkan mereka ketika mereka berdoa kepada-Nya."
Hadirin, demikianlah, Ramadhan adalah bulan di mana Allah SWT memanggil semua hamba-Nya untuk kembali menuju hakikat hidup sebenarnya. Ada perumpamaan menarik dari seorang ulama, bahwa manusia diibaratkan anak-anak yang dikeluarkan dari rumahnya untuk bermain-main di halaman di dunia ini. Dalam QS. Al-An Am ayat 32 Allah berfirman.
"Dan kehidupan di dunia ini hanyalah permainan dan senda gurau. Sedangkan negeri akhirat itu, sungguh lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa."
Karena itu, Ka'bah disebut sebagai rumah Allah (baitullah), karena ke sanalah para jemaah haji berangkat, meninggalkan segala urusan di dunia mereka. Ramadhan pun disebut sebagai bulan Allah, karena pada bulan itulah kita pulang, kita meninggalkan halaman permainan kita.
Selama kita asyik bermain, kita sibuk membeli jajanan yang bermacam-macam seperti kekayaan, kekuasaan, keluyuran, atau kesenangan duniawi lainnya. Kita lupa bahwa ada makanan lain yang lebih sehat dan lezat. Pada bulan Ramadhan itulah Allah telah mempersiapkan makanan berupa rahmat dan kasih sayang-Nya bagi kita yang bermain terlalu jauh dari rumah.
Ramadhan adalah bukti cinta Allah. Bahagia bertemu dengan Ramadhan sama artinya dengan bahagia bertemu Allah. Konsekuensinya jelas diterangkan dalam hadis berikut:
"Barang siapa mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun mencintai pertemuan dengannya. Dan barang siapa tidak mencintai pertemuan dengan Allah, maka Allah pun tidak mencintai pertemuan dengannya." (HR Bukhari).
Bila kita cinta Allah, maka kita harus menyambut apapun yang datang dan diserukan-Nya, termasuk Ramadhan. Dalam Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menyatakan adalah sebuah kebohongan besar bila seseorang mencintai sesuatu tetapi ia tidak memiliki kecintaan kepada sesuatu yang berkaitan dengannya. Al-Ghazali menulis:
"Bohonglah orang yang mengaku mencintai Allah SWT tetapi ia tidak mencintai rasul-Nya, bohonglah orang yang mengaku mencintai Rasul-Nya tetapi ia tidak mencintai kaum fakir dan miskin, dan bohonglah orang yang mengaku mencintai surga tetapi ia tidak mau mentaati Allah SWT."
Karena itu, Rasulluh SAW dan para sahabat selalu menyambut Ramadhan dengan suka cita. Bahkan sejak Rajab dan Syaban, mereka telah mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambutnya, termasuk dengan memperbanyak puasa dan amalan sunah lainnya. Siti Aisyah berkata:
"Rasulullah SAW tidak pernah berpuasa dalam satu bulan yang lebih banyak dari puasanya pada bulan Syaban; ada kalanya sebulan penuh hanya sedikit yang tidak puasa." (HR Bukhari Muslim).
Tatkala cinta sudah berbicara, tidak ada lagi alasan bagi kita untuk tidak bahagia menyambut Ramadhan. Tidak ada lagi keluh kesah menahan lapar, haus, dan semua keletihan tatkala menjalanka Ramadhan.
Lewat cintalah semua yang pahit akan menjadi manis. semoga kita termasuk orang-orang yang selalu bahagia dan cinta dengan Ramadhan, dengan selalu memanfaatkan nilai- nilai ibadah, sehingga rahmat dan maghfirah Allah akan senantiasa kita peroleh.
4. Berpuasa Itu Setengah Sabar
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil 'alamina, washolatu was salaamu 'ala asyrofil anbiyaa-i wal mursaliina sayyidina wa maulaana muhammadin, wa 'ala aalihi wa shohbihi ajma'iina. Amma ba'du.
Kini kita berada di bulan Ramadhan yang
disebut juga dengan syahrus shabr, bulan kesabaran. Dikatakan demikian karena pada bulan ini umat Islam dilatih untuk bersabar melalui ibadah puasa. Menahan lapar adalah latihan sabar.
Menahan dahaga adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak berhubungan suami istri di siang hari bulan Ramadhan adalah latihan sabar. Menahan agar tidak marah adalah latihan sabar. Menahan untuk tidak mengumpat adalah latihan sabar. Rasulullah SAW bersabda:
وَالصَّوْمُ نِصْفُ الصَّبْرِ
Artinya: "Puasa itu setengah sabar." (HR. Tirmidzi).
Sabar berasal dari bahasa Arab, dari kata sobaro-yasbiru, yang artinya menahan. Menurut istilah, sabar adalah menahan diri dari kesusahan dan menyikapinya sesuai syariah dan akal, menjaga lisan dari celaan, dan menahan anggota badan dari berbuat dosa lainnya. Lalu, bagaimanakah ciri-ciri orang sabar?
Orang yang sabar biasanya memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Giat bekerja
Tidak mudah marah
Rajin beribadah
Suka bersedekah dan membantu orang lain
Tidak berbicara kotor
Senantiasa mengalah demi kebaikan
Ikhlas
Bagaimana cara kita dapat sabar menghadapi masalah dan cobaan?
Sabar untuk berniat sukses, bebas dan jaya, serta sembuh dari sakit dan punya niat untuk beribadah. Jangan cuma niat, tapi lakukanlah.
Kalau kita suatu saat diuji dengan suatu masalah, kita harus sadar bahwa yang pertama yang harus dimiliki adalah husnuzhon (berbaik sangka) kepada Allah, karena seburuk-buruk perilaku adalah berburuk sangka kepada Allah.
Sabar mentafakuri hikmah setiap masalah dan cobaan.
Bersabar ketika ikhtiar menginginkan sesuatu/yang baik.
Sabar untuk tidak mengeluh.
Apakah manfaat sabar untuk diri kita: Menurut saya, manfaat bersabar antara lain:
Mudah menyelesaikan suatu permasalahan, karena biasanya orang sabar dalam berfikir selalu tenang.
Jarang mempunyai konflik dengan orang lain.
Tidak kaget dan tidak panik dalam menghadapi suatu masalah.
Kisah di zaman Rasulullah SAW, suatu hari, seorang perempuan berkulit hitam datang menghadapnya. "Aku menderita penyakit ayan (epilepsi); ketika sakitku kambuh, aku tak sadar hingga melepas pakaianku, dan terbukalah auratku. Kata perempuan itu, Doakanlah untukku agar Allah menyembuhkannya."
"Jika engkau mau, engkau bersabar dan bagimu surga, jawab Rasulullah. Tetapi jika engkau mau, aku akan mendoakanmu agar Allah menyembuhkanmu."
"Aku pilih bersabar, jawab perempuan itu mantap. Maka doakanlah aku agar auratku tidak tersingkap ketika penyakitku kambuh. Maka Nabi mendoakannya, dan perempuan itu pun kemudian menjadi ahli surga."
Demikian yang dapat saya sampaikan, mudah-mudahan bermanfaat dan dapat kita amalkan dalam kehidupan. Amin ya robbal 'alamin.
5. Spirit Ramadhan Bagi Orang yang Beriman
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil 'alamina, washolatu was salaamu 'ala asyrofil anbiyaa-i wal mursaliina sayyidina wa maulaana muhammadin, wa 'ala aalihi wa shohbihi ajma'iina. Amma ba'du.
Bulan Ramadhan merupakan bulan rahmat dan ampunan dari Allah SWT, barangsiapa yang meminta ampunan, maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya. Bulan Ramadhan tidak akan terasa berat dijalani apabila iman di hatinya sangat kuat.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ ١٨٣
Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."
Lantas pertanyaannya adalah siapakah yang disebut orang beriman? Dalam hal ini Nabi Saw pernah bersabda:
"Rasulullah menjawab, "Iman itu artinya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulnya, hari akhir, dan kamu beriman kepada takdir yang baik maupun yang buruk." (HR. Muslim).
Disamping itu, dirasa penting mengetahui ciri-ciri orang beriman, sebagaimana Syekh Nawawi mengatakan ciri orang beriman terdapat dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 1-5:
الۤمّۤ ١ ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَۛ فِيْهِۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ ٢ الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَۙ ٣ وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ ٤ اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ ٥
Artinya: "Alif Lām Mīm. Kitab (Al-Qur'an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman pada (Al-Qur'an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari tuhannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung."
Ciri pertama orang beriman yang akan dengan mudahnya melaksanakan ibadah puasa dengan berbekal kecintaan kepada Allah adalah:
1. Yaitu orang Islam yang percaya tanpa keraguan terhadap Al-Qur'an bahwa Al-Qur'an adalah kalamullah dan meyakini bahwa Al-Qur'an adalah petunjuk bagi orang yang bertaqwa yang juga berarti sebagai rahmat sehingga mau belajar dan membaca Al-Qur'an.
2. Yaitu orang Aslam yang percaya kepada hal Ghaib dan membenarkannya seperti kebenaran tentang adanya surga, adanya neraka, jembatan sirath, hari pertimbangan amal manusia yaumul mizan, dsb. Sehingga mereka berupaya menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya.
3. Mereka yang beriman dengan hatinya bukan hanya dengan mulutnya sehingga tulus ikhlas dalam menjalankannya.
4. Mereka yang mau mengerjakan salat berarti menyempurnakan salat lima waktu dengan syarat, rukun, dan sunah-sunahnya.
5. Mereka yang mau menafkahkan sebagian rezekinya, sebagian harta bendanya kepada orang-orang yang berhak menerimanya.
6. Yaitu orang-orang yang percaya kepada kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur'an (Injil, Zabur, Taurat, serta suhuf-suhuf) sebagaimana puasa pun telah diwajibkan kepada orang-orang terdahulu.
7. Mereka yang percaya akan adanya kehidupan akhirat dan juga membenarkan segala sesuatu tentang akhirat, adanya kebangkitan alam kubur sesudah kematian, perhitungan amal Yaumul hisab, nikmat dan siksa kubur dan kenikmatan surga.
8. Mereka yang mau membuka pintu hidayah sehingga mau menerima petunjuk dari Allah SWT dan merekalah orang-orang yang beruntung, selamat dari murka dan siksa Allah SWT.
Dengan menilik ciri-ciri keimanan seseorang tersebut, maka Imam Al-Ghazali Hujjatul Islam mengatakan puasa orang yang sempurna yaitu mereka yang menjalankan ibadah puasa atas dasar keimanan dan kecintaan kepada Allah Swt dan kecintaan kepada Rasulullah SAW sehingga mereka tidak berat mengerjakannya, bertambah amal kebaikannya, meningkat ibadahnya, memperbanyak melaksanakan shalat sunnah, membantu orang lain, tadarus Al-Qur'an sehingga mereka yang menjalankannya kembali kepada kesucian. Dan ganjaran yang akan mereka dapatkan adalah ketakwaan dan kemuliaan.
Oleh karena itu, mari jadikan Ramadan sebagai sarana penghapusan dosa, mari jadikan Ramadan sebagai bulan penghambaan kepada Allah SWT agar kita menjadi hamba-hamba yang dikasihi dan disayangi olehnya.
6. Meningkatkan Membaca Al-Quran Saat Ramadhan
Assalamualaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahiim
Alhamdulillahi rabbil 'alamina, washolatu was salaamu 'ala asyrofil anbiyaa-i wal mursaliina sayyidina wa maulaana muhammadin, wa 'ala aalihi wa shohbihi ajma'iina. Amma ba'du.
Yang terhormat Bapak/Ibu sekalian, serta hadirin yang saya cintai.
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, kita masih diberikan kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadan. Bulan yang penuh berkah, ampunan, dan rahmat.
Hadirin sekalian,
Ramadan adalah bulan yang istimewa. Di bulan ini, Allah SWT melipatgandakan pahala setiap amal ibadah yang kita lakukan. Oleh karena itu, mari kita manfaatkan kesempatan yang berharga ini untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah SWT.
Rasulullah SAW bersabda, "Barangsiapa yang berpuasa Ramadan karena iman dan mengharap pahala dari Allah, maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah 1 lalu." (HR. Bukhari dan Muslim).
Puasa Ramadan adalah ibadah yang agung. Di dalamnya terkandung banyak hikmah dan pelajaran berharga bagi kita. Puasa mengajarkan kita untuk menahan diri dari segala sesuatu yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, dan perbuatan yang tidak bermanfaat.
Namun, puasa tidak hanya sekadar menahan diri dari makan dan minum. Puasa yang berkualitas adalah puasa yang disertai dengan peningkatan kualitas ibadah lainnya, seperti salat, membaca Al-Qur'an, bersedekah, serta melakukan amal kebaikan lainnya.
Salat adalah tiang agama. Oleh karena itu, mari kita jaga kualitas salat kita, baik salat wajib maupun salat sunnah. Perbanyaklah salat tarawih di malam hari, serta salat tahajud di sepertiga malam terakhir.
Membaca Al-Qur'an adalah amalan yang sangat dianjurkan di bulan Ramadan. Al-Qur'an adalah petunjuk bagi kita dalam menjalani kehidupan ini. Dengan membaca Al-Qur'an, hati kita akan menjadi tenang dan damai.
Bersedekah adalah amalan yang sangat mulia. Dengan bersedekah, kita tidak hanya membantu meringankan beban orang lain, tetapi juga membersihkan harta kita, serta meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT.
Selain itu, mari kita perbanyak melakukan amal kebaikan lainnya, seperti membantu sesama yang membutuhkan, menjenguk orang sakit, serta berbuat baik kepada kedua orang tua.
Hadirin yang dirahmati Allah,
Semoga kita semua dapat menjalankan ibadah Ramadan dengan penuh keikhlasan, serta mendapatkan ampunan dan ridha dari Allah SWT. Amin. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.