JAKARTA, iNews.id - Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan 3 tersangka pada kasus suap penanganan perkara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus). Ketiga tersangka tersebut yakni MS dan JS selaku advokat, serta TB selaku Direktur Pemberitaan Jak TV.
"Pertama, tersangka MS selaku advokat dengan surat penetapan tersangka nomor 21 tanggal 21 April 2025. Kedua, tersangka JS selaku dosen dan advokat berdasarkan penetapan tersangka nomor 29 tanggal 21 April 2025," ujar Direktur Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Dirdik Jampidsus) Kejagung, Abdul Qohar, Selasa (22/4/2025).

Baca Juga
Kejagung Periksa 12 Saksi Suap Penanganan Perkara, Ada Kameramen Jak TV
"Ketiga, tersangka TB selaku Direktur Pemberitaan Jak TV berdasarkan surat penetapan tersangka nomor 30 tanggal 21 April 2025," uapnya.
Abdul menjelaskan peran para tersangka di kasus penanganan perkara PN Jakarta Pusat. MS dan JS selaku advokat diketahui membayar Direktur Pemberitaan Jak TV, TB untuk membuat berita hingga konten negatif terkait Kejagung.

Baca Juga
Kejagung Ungkap Draf Vonis Sempat Dikoreksi Tersangka Suap Penanganan Perkara PN Jakpus
Adapun, perintangan itu dilakukan terkait perkara tindak pidana korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah IUP di Pertamina dan tindak pidana korupsi dalam kegiatan importasi gula atas nama tersangka Tom Lembong.
MS dan JS meminta tersangka TB untuk membuat berita negatif dan konten negatif yang menyudutkan Kejaksaan terkait penanganan perkara a quo, baik ketika di penyidikan, penuntutan, maupun persidangan.

Baca Juga
Direktur Jak TV Terima Rp478.500.000 untuk Buat Berita hingga Konten Negatif terkait Kejagung
Kemudian, tersangka TB mempublikasikannya di media sosial, media online, dan Jak TV. Sehingga, Kejaksaan dinilai negatif dan telah merugikan hak-hak para terdakwa atau tersangka yang ditangani tersangka MS dan JS selaku penasihat hukum tersangka atau terdakwa.
Selain itu, MS dan JS juga membiayai demonstrasi-demonstrasi dalam upaya untuk menggagalkan penyidikan, penuntutan, dan pembuktian perkara a quo di persidangan sementara berlangsung. Kemudian, TB mempublikasikan narasi-narasi demonstrasi tersebut secara negatif dalam berita-berita tentang Kejagung.
Terkait kasus tersebut, penyidik telah menyita dokumen BBE, baik berupa handphone maupun laptop yang diduga sebagai alat yang digunakan untuk melakukan kejahatan.
Editor: Aditya Pratama