MOSKOW, iNews.id - Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow, Rabu (14/5/2025). Salah satu agenda yang dibahas adalah nasib pesawat Malaysia Airlines MH17 yang ditembak jatuh pada 17 Juli 2014.
Dewan Organisasi Penerbangan Sipil Internasional (ICAO) pada Senin lalu memutus Rusia harus bertanggung jawab atas insiden yang menewaskan 298 orang penumpang dan kru tersebut. Pesawat Boeing 777 itu ditembak jatuh menggunakan rudal pertahanan dalam penerbangan dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur.

Baca Juga
Agama Warga Negara Pakistan dan Persentasenya, Berpotensi jadi Populasi Islam Terbesar Dunia
Saat itu pesawat sedang melintas di langit Donbass, wilayah udara Ukraina yang dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.
Anwar mengatakan dirinya telah membahas putusan Dewan ICAO dengan Putin dan akan terus menuntut keadilan melalui proses yang independen.

Baca Juga
Eks Marinir Gabung Tentara Rusia Tanpa Izin Presiden, Terancam Kehilangan Status WNI
"Ini adalah kesempatan yang tepat untuk meminta klarifikasi dari Pemerintah Rusia menyusul temuan ICAO, karena Malaysia terus mengejar kebenaran dan keadilan melalui proses yang independen dan adil, dengan kerja sama semua pihak terkait," kata Anwar, dalam pernyataan di media sosial X, seperti dikutip Kamis (15/5/2025).
Malaysia, lanjut dia, tetap bertekad untuk memastikan akuntabilitas dan penyelesaian yang adil bagi para korban dan keluarga yang terus menanggung beban dalam tragedi ini.

Baca Juga
Badan PBB: Rusia Bertanggung Jawab Jatuhnya Pesawat Malaysia Airlines Tewaskan 298 Orang
Sebagian besar penumpang pesawat tersebut adalah warga Belanda dan Australia.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov sebelumnya mengatakan putusan Dewan ICAO tersebut sengaja dikeluarkan menjelang kunjungan PM Malaysia ke Rusia dengan niat tertentu. Dia menegaskan, upaya tersebut gagal mencapai tujuannya.

Baca Juga