JAKARTA, iNews.id – Patung biawak yang berdiri gagah di Desa Krasak, Kecamatan Selomerto, Kabupaten Wonosobo, ternyata memiliki filosofi. Patung tersebut hingga kini masih jadi perbincangan hangat netizen dan viral di media sosial.
Mereka takjub dengan hasil patung yang dibuat seniman lokal Rejo Arianto karena kemiripan patung tersebut dengan biawak asli. Mencengangkannya lagi, patung biawak itu dibuat hanya menghabiskan dana Rp50 juta.

Baca Juga
Siapa Pembuat Patung Biawak Wonosobo? Ternyata Seniman Lulusan ISI Solo
Kepala Desa Krasak, Supinah, mengatakan, pembangunan Tugu Biawak tidak menggunakan dana desa, melainkan berasal dari dukungan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) yang disalurkan melalui Pemerintah Kabupaten Wonosobo.
Bupati Wonosobo, Afif Nurhidayat mengatakan, pengadaan tugu tersebut merupakan hasil kolaborasi antara Pemkab dan BUMD di Kabupaten Wonosobo sebagai bentuk dukungan terhadap inisiatif masyarakat.

Baca Juga
Heboh Biawak Acak-acak Toko Hewan Peliharaan di Bangkalan, Dievakuasi Petugas Damkar
Bupati menyampaikan kebanggaannya terhadap hasil karya Rejo Arianto, seniman lokal Wonosobo, yang mampu merealisasikan tugu tersebut dengan anggaran terbatas.
Dia juga menilai bahwa keberadaan tugu tersebut memberi warna baru di akses masuk Kabupaten Wonosobo, serta berpotensi menjadi daya tarik wisata lokal.
“Dengan kolaborasi, kreativitas, dan semangat gotong royong, hasil yang dicapai bisa luar biasa. Kami sangat mengapresiasi partisipasi masyarakat dan seniman lokal,” kata Afif dilansir dari laman wonosobokab.go.id, Jumat (25/4/2025).
Makna dan Filosofi Patung Biawak
Hewan biawak yang dijadikan ikon patung tersebut ternyata memiliki makna dan filosofi khusus. Tugu Biawak kini tak hanya menjadi landmark desa, tapi juga wujud nyata kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan seniman lokal yang patut diapresiasi.
“Tugu ini merupakan hasil gagasan pemuda Desa Krasak yang ingin mengangkat identitas lokal melalui seni. Di wilayah ini, biawak memang sering dijumpai dan telah menjadi bagian dari keseharian masyarakat tanpa menimbulkan gangguan,” ujar Bupati Afif.
Editor: Kastolani Marzuki