JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Senin (24/2/2025) ditutup menguat 35 poin atau 0,21 persen ke level Rp16.278 per dolar AS. Hal ini sejalan dengan sentimen global dan domestik.
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi menuturkan, penguatan rupiah ini juga terjadi di tengah sentimen eksternal yaitu penghindaran risiko meningkat karena PMI jasa Amerika Serikat (AS) yang lebih lemah dari perkiraan, ditambah dengan pembacaan yang lemah pada sentimen konsumen, memicu kekhawatiran bahwa belanja swasta melambat.

Baca Juga
Rupiah Sepekan Melemah 0,37 Persen, Ini Pendorongnya
“Data tersebut muncul hanya seminggu setelah penjualan ritel yang lebih lemah dari perkiraan untuk bulan Januari,” kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (24/2/2025).
Dia menambahkan, hal ini mendorong meningkatnya kekhawatiran bahwa belanja swasta yang merupakan pendorong utama ekonomi terbesar di dunia melambat di tengah tekanan dari inflasi yang kuat dan suku bunga yang relatif tinggi.
Selain itu, semua mata tertuju pada kemajuan pembicaraan untuk mengakhiri perang Rusia di Ukraina, yang memasuki tahun keempat pada hari Senin. Para pejabat mengatakan pada hari Minggu bahwa para pemimpin Uni Eropa akan bertemu pada pertemuan puncak luar biasa pada tanggal 6 Maret untuk membahas dukungan tambahan untuk Ukraina dan jaminan keamanan Eropa.
Hal ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump memulai pembicaraan dengan Rusia untuk mengakhiri perang tetapi tanpa mengundang Ukraina atau Uni Eropa ke meja perundingan. Seorang diplomat senior Rusia mengatakan tim Rusia dan AS berencana untuk bertemu minggu ini untuk membahas peningkatan hubungan.
Sementara dari sentimen dalam negeri, Presiden Prabowo Subianto resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara Indonesia pada hari ini. Prabowo mengatakan, dana awal yang dikelola Danantara akan berasal dari hasil efisiensi yang selama ini dilakukan pemerintah.