JAKARTA, iNews.id - Pembentukan Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara atau Danantara dinilai akan menjadi ajang reformasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Pasalnya, badan baru ini akan menaungi aset perusahaan milik negara.
Direktur Eksekutif CSIS Yose Rizal Damuri menyebut Danantara bisa menjadi cara untuk mereformasi perusahaan pelat merah. Kendati demikian, dalam pandangannya, perubahan itu secara politis tidak mudah dilakukan.
Baca Juga
Guru Besar UGM Sebut Danantara Bisa jadi Solusi Mega Shifting untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi 8%
"Danantara adalah kesempatan untuk mereformasi BUMN," ucap Rizal dalam Diskusi Publik "Evaluasi Kritis 100 Hari Pemerintahan Prabowo Bidang Ekonomi" yang diselenggarakan Universitas Paramadina bersama INDEF, Rabu (22/1/2025).
Rizal menyayangkan Danantara tak kunjung diresmikan. Hal ini, kata dia, dapat memicu ketidakjelasan tentang nasib badan baru tersebut.
Baca Juga
Ekonom Senior Sebut Pembentukan Danantara Dukung BUMN Go Global
Danantara dirancang sebagai superholding BUMN oleh Pemerintahan Presiden Prabowo sebagai upaya memperkuat daya saing ekonomi Indonesia. Mengutip laman resmi, nantinya lembaga ini akan mendorong transformasi ekonomi Indonesia dengan menumbuhkan korporasi berskala dunia.
Selain itu, Danantara dibentuk untuk mendukung pembangunan nasional dan menciptakan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia. Meski secara resmi belum beroperasi, Presiden telah menunjuk kepala dan wakil kepala Danantara.
Baca Juga