BEKASI, iNews.id - Para nelayan di Tarumajaya, Kabupaten Bekasi mengeluhkan adanya pagar laut dari bambu di perairannya. Pasalnya, penghasilan tangkapan ikan di laut menurun drastis.
Ketua Forum Nelayan Kabupaten Bekasi Abdulrahman mengatakan, pagar patok-patok bambu yang terbentang sepanjang 3 kilometer mulai dari laut wilayah Tarumajaya ini membuat resah masyarakat pantai pesisir, terutama para nelayan.
Baca Juga
DPR bakal Cek Langsung Pagar Laut 30 Km di Tangerang, Cari Siapa Dalangnya
Setidaknya, tercatat ada 39 kelompok usaha nelayan yang anggotanya mencapai 4.200 orang nelayan kesulitan mendapatkan hasil laut sebagai sumber utama penghasilan mereka sejak adanya pagar bambu tersebut.
"Rekan-rekan nelayan yang dulunya melaut dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore, bisa dapat 5 sampai 6 kilogram dengan menggunakan bubu naga (alat penjebak ikan). Sekarang, mereka melaut dari jam 8 pagi sampai magrib cuma dapat 4 sampai 5 ons saja dengan alat yang sama," ujarnya.
Baca Juga
Heboh Pagar Laut 30 Km di Tangerang, Ini Kata Bakamla
Hal senada disampaikan Nurjali, rekan sesama ketua kelompok nelayan. Semenjak adanya pagar laut itu, para nelayan yang ingin melaut terpaksa harus melintas lebih jauh untuk menuju ke tengah laut.
Sementara itu, para nelayan yang menggunakan perahu kecil tidak bisa melaut lebih jauh.
"Nelayan-nelayan kami itu menggunakan perahu-perahu kecil saja. Dan dengan adanya patok-patok bambu seperti ini, kami harus berlayar lebih jauh ke tengah lautan untuk mencari ikan. Kadang harus sampai ke Laut Marunda, sedangkan perahu kecil ini tidak layak untuk berlayar ke tengah, namanya bunuh diri," ujarnya.