JAKARTA, iNews.id - Nilai tukar rupiah (kurs) terhadap dolar AS sepanjang 2024 terus bergejolak. Tercatat, pada Senin (23/12/2024) rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,15 persen di level Rp16.196,5 per dolar AS setelah sebelumnya menguat di level Rp16.221 pada pekan lalu.
Meski begitu, perjalanan kurs rupiah selama hampir setahun melalui jatuh bangun. Bahkan, nyaris menyentuh angka Rp16.500 pada 21 Juni 2024 lalu. Nilai tukar rupiah sempat berada di angka Rp16.450 per dolar AS.
Baca Juga
Rupiah Tembus Rp16.200 per Dolar AS jelang Akhir Pekan, Ekonom Sebut gegara Hal Ini
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, penguatan dolar AS kala itu dipengaruhi penjualan ritel bulan Mei yang dirilis minggu itu dan pasar tenaga kerja yang tampaknya melemah. Selain itu, jumlah orang Amerika Serikat (AS) yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu, namun masih lebih besar dari perkiraan.
"Berdasarkan data yang dirilis pada hari Kamis, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap kuat meskipun terjadi penurunan secara bertahap. Data AS yang lemah baru-baru ini memperkuat spekulasi penurunan suku bunga Federal Reserve sebanyak dua kali pada akhir tahun ini," kata Ibrahim dalam risetnya kala itu dikutip Jumat (27/12/2024).
Baca Juga
Rupiah Hari Ini Ditutup Anjlok 1,34 Persen ke Rp16.312 per Dolar AS
Menteri Keuangan Sri Mulyani saat itu juga mengaku telah memantau pergerakan kurs rupiah. Bahkan, ia mengakui adanya pelemahan dan hal itu dinilai wajar karena dialami oleh banyak negara.
“Kami membahas isu nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Dengan kondisi perekonomian Amerika yang membaik dan mata uang dolar AS yang semakin menguat, hampir seluruh mata uang negara di dunia lainnya mengalami depresiasi, tak terkecuali rupiah,” ucapnya dikutip iNews.id.
Baca Juga
Rupiah Hari Ini Ditutup Menguat Tipis ke Rp16.097 per Dolar AS
Lebih lanjut, ia mengatakan akan terus memantau kondisi ekonomi dunia demi menjaga nilai tukar rupiah. Serta, pertumbuhan ekonomi Indonesia.