BEKASI, iNews.id - Kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak di Kabupaten Bekasi terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Tercatat, sebanyak 86 hewan ternak terinfeksi PMK sejak 21 Januari 2025.
"Dari jumlah tersebut, 26 hewan dinyatakan sembuh, tiga mati, dan 10 lainnya terpaksa dipotong," ujar Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, Dwiyan Wahyudiharto dalam keterangannya, Senin (27/1/2025).
![Wamentan Sudaryono Sebut 4 Juta Vaksin Disiapkan Tangani Wabah PMK](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/01/08/wamentan_sudaryono.jpg)
Baca Juga
Wamentan Sudaryono Sebut 4 Juta Vaksin Disiapkan Tangani Wabah PMK
Dwiyan menambahkan, tingginya mobilitas hewan ternak, terutama menjelang perayaan keagamaan, menjadi salah satu penyebab utama penyebaran virus PMK.
Faktor lainnya, adalah kurang disiplinnya peternak dalam menerapkan biosecurity, seperti desinfeksi kandang dan pembatasan akses hewan baru, serta kondisi cuaca lembap akibat musim hujan yang memperburuk situasi.
![Peternak di Lumajang Resah, 900 Sapi Terjangkit Wabah PMK 70 Ekor Mati](https://img.inews.co.id/media/100/files/inews_new/2025/01/07/wabah_mpk_sapi_di_lumajang.jpg)
Baca Juga
Peternak di Lumajang Resah, 900 Sapi Terjangkit Wabah PMK 70 Ekor Mati
"Gejala yang paling sering ditemukan adalah lepuhan di mulut, pincang, dan penurunan nafsu makan. Kondisi ini tidak hanya mengancam kesehatan hewan tetapi juga menimbulkan kerugian ekonomi bagi peternak," tuturnya.
Sebagai langkah antisipasi, Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi mengintensifkan program vaksinasi untuk meningkatkan kekebalan hewan ternak. Selain itu, pengawasan ketat dilakukan melalui monitoring dan surveilans di pasar hewan serta lokasi peternakan.
"Edukasi kepada peternak juga terus digencarkan terkait penyebab, gejala, penanganan, dan pentingnya menjaga kebersihan kandang serta peralatan peternakan," tuturnya.