Kisah Karomah Wali Allah, Sunan Giri Semasa Bayi Keluarkan Cahaya saat Dilarung ke Laut 

3 weeks ago 16

MALANG, iNews.id - Kisah karomah wali Allah yakni Sunan Giri akan diulas dalam artikel ini. Sunan Giri merupakan salah satu dari Walisongo penyebar agama Islam di Tanah Jawa yang memiliki karomah. 

Dikisahkan, Sunan Giri selamat dan bisa melarikan diri dari kejaran Raja Blambangan hingga membuatnya murka. Sang raja pun menyimpan dendam dengan ulama kharismatik, sekaligus waliyullah yang diutus Sunan Ampel di Blambangan itu.

Kisah Karomah Walisongo saat Kalahkan Prajurit Majapahit, Keluarkan Tawon Raksasa hingga Tikus

Baca Juga

Kisah Karomah Walisongo saat Kalahkan Prajurit Majapahit, Keluarkan Tawon Raksasa hingga Tikus

Konon Raja Blambangan Prabu Menak Sembuyu kian memuncak dendamnya, saat wilayahnya wabah dan bencana kelaparan. Prabu Menak Sembuyu ini menyalahkan menantunya yang menyebabkan wabah penyakit dan kelaparan kembali merajalela

Dikutip dari"Wali Songo" karya Umar Hasyim, tiga bulan pasca Syeikh Maulana Ishak melarikan diri, Islam berkembang cukup pesat di Banyuwangi. Menurut sang raja, wabah dan penyakit itu akibat banyaknya warga yang meninggalkan agama Hindu, hingga membuat sang dewa murka. 

 Kenapa Demak Disebut Kota Wali? Sejarahnya Erat dengan Kiprah Walisongo

Baca Juga

Kenapa Demak Disebut Kota Wali? Sejarahnya Erat dengan Kiprah Walisongo

Kisah Karomah Wali Allah

Suatu ketika anak Dewi Sekardadu, cucu Prabu Menak Sembuyu lahir. Bayi itu lahir berjenis kelamin laki-laki dengan paras tampan. Tetapi sang raja sempat memiliki niat untuk membunuh sang cucu, karena kesal dan menyalahkan ulah Syeikh Maulana Ishak ayah Sunan Giri atas perbuatannya.

Meski demikian, hal itu urung dilakukan karena melihat cucunya terlahir laki-laki dengan paras tampan. Sebagai gantinya sang penguasa Blambangan ini memerintahkan anaknya Dewi Sekardadu untuk membuang cucunya ke laut lepas. 

Tentu saja hal ini membuat sedih Dewi Sekardadu atas keputusan ayahnya itu. Ia ikut mengantarkan putranya dibawa oleh para utusan raja ke tepi pantai. Di hadapan mata kepalanya sendiri, peti yang di dalamnya terbaring putranya itu dibuang ke tengah laut.

Editor: Kastolani Marzuki

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |