JAKARTA, iNews.id - Anggota Komisi VII DPR Novita Hardini menyebut gagasan penghapusan kuota impor oleh pemerintah akan berdampak negatif. Selain itu, kebijakan ini berpotensi melemahkan kekuatan ekonomi nasional secara signifikan, khususnya terhadap pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Menurutnya, jika kebijakan ini diterapkan tanpa pengawasan dan pembatasan yang tepat, ekonomi nasional justru terancam mengalami kemerosotan. 'Tsunami' produk impor berisiko memicu persaingan tidak sehat, mematikan industri lokal, dan menciptakan gelombang Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang lebih masif.

Baca Juga
Dampak Tarif Trump, Industri Baja RI Dibayangi PHK hingga Banjir Produk Impor
"Persaingan pasar menjadi timpang. Produk impor dengan harga lebih murah dan biaya produksi rendah berpotensi menyingkirkan produk lokal," kata Novita dalam keterangannya, Jumat (11/4/2025).
Tak hanya itu, politikus Fraksi PDI Perjuangan itu juga melihat jika kebijakan itu diterapkan makan permintaan terhadap produk nasional akan menurun seiring meningkatnya minat konsumen terhadap barang impor yang lebih terjangkau.

Baca Juga
Kemendag bakal Kaji Rencana Penghapusan Kuota Impor, Ini Penjelasannya
Lebih lanjut, Novita juga mengatakan bahwa Industri dalam negeri terutama yang masih dalam tahap awal akan kesulitan bertahan dan gagal tumbuh akibat tekanan pasar.
"Peningkatan pengangguran tak terelakkan jika UMKM dan industri lokal mulai gulung tikar. Ini diperburuk oleh kondisi daerah dengan UMR rendah atau SDM terbatas. Neraca perdagangan Indonesia bisa defisit akibat banjir impor tanpa penyeimbang ekspor dan kebijakan protektif," ucapnya.

Baca Juga
Prabowo: Hilangkan Kuota, Siapa saja Boleh Impor!
Legislator perempuan satu-satunya dari Dapil 7 Jawa Timur itu mengatakan jika UMKM, yang menjadi tulang punggung ekonomi nasional, menghadapi risiko terbesar. Tanpa proteksi selektif dan dukungan pemerintah, mereka bisa kehilangan pangsa pasar dan mengalami penurunan pendapatan drastis.