JAKARTA, iNews.id - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membeberkan perkembangan dan strategi Indonesia dalam negosiasi tarif resiprokal oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Adapun, salah satunya Indonesia aktif menawarkan berbagai potensi kerja sama yang saling menguntungkan dengan pemerintah AS.
Airlangga menyebut, Indonesia termasuk salah satu negara yang lebih awal melakukan pembicaraan dengan pemerintah AS, menyusul negara lain seperti Vietnam, Jepang, dan Italia.

Baca Juga
Negosiasi Tarif Trump, AS Soroti Penggunaan QRIS dan GPN
"Jadi ada beberapa negara lain yang sudah juga berbicara dengan pemerintah Amerika Serikat, antara lain Vietnam, Jepang, dan Itali," kata Airlangga dalam konferensi pers secara daring, Jumat (18/4/2025).
Dia menekankan, delegasi Indonesia telah melakukan pembahasan yang hangat, cair, dan konstruktif dengan United States Trade Representative (USTR) dan Secretary of Commerce.

Baca Juga
Bahlil Sebut RI bakal Tambah Impor LPG-BBM dari AS hingga Rp168 Triliun
Dalam pertemuan tersebut, Indonesia mengajukan beberapa poin penting yang telah disampaikan melalui surat resmi.
Salah satu tawaran utama dari Indonesia adalah peningkatan pembelian energi dari Amerika Serikat, termasuk Liquefied Petroleum Gas (LPG), minyak mentah (US Food Oil), dan bensin (Gasoline).

Baca Juga
Menlu Sugiono Temui Menlu AS, Bahas Tarif Trump hingga Palestina
Selain itu, Indonesia juga berencana untuk terus membeli produk agrikultur dari AS, seperti gandum, kedelai (soya bean), susu kedelai (soya bean milk), serta meningkatkan impor barang-barang modal.
"Indonesia akan meningkatkan pembelian energi dari Amerika Serikat, antara lain LPG, kemudian US Food Oil, dan Gasoline. Juga Indonesia berencana untuk terus memberi produk agrikultur, antara lain gandum, soya bean, soya bean milk, dan juga Indonesia akan meningkatkan pembelian barang-barang modal dari Amerika," katanya.

Baca Juga
Berapa Lama Perang Dagang AS dengan China? Ini Jawaban Trump
Selain itu, Indonesia juga berkomitmen untuk memfasilitasi perusahaan-perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia, termasuk mempertimbangkan perizinan dan insentif yang dapat diberikan.
Editor: Aditya Pratama