PARIS, iNews.id - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengumumkan akan mendeklarasikan pengakuan negara Palestina dalam beberapa bulan mendatang. Hal itu disampaikan Macron setelah melakukan kunjungan ke Timur Tengah, termasuk Mesir.
Dalam wawancara dengan stasiun televisi France 5, Rabu (9/4/2025), Macron mengatakan rencana itu akan disampaikannya pada Juni dalam konferensi PBB membahas konflik Israel-Palestina yang dipimpin Prancis dengan Arab Saudi.

Baca Juga
3 Agen KGB Terbaik Sepanjang Masa, Presiden Rusia Vladimir Putin Tak Masuk
"Kita harus bergerak menuju pengakuan (negara Palestina) dan kita akan melakukannya dalam beberapa bulan mendatang," kata Macron, seperti dikutip dari Al Jazeera, Kamis (10/4/2025).
Macron menambahkan, pengakuan negara Palestina akan berdampak pada dinamika bersama yang pada gilirannya memungkinkan negara-negara Timur Tengah balik mengakui negara Israel. Negara-negara Arab yang sejauh ini belum mengakui Israel adalah Arab Saudi, Iran, Irak, Suriah, dan Yaman.

Baca Juga
Prancis Sebut PM Israel Netanyahu Keterlaluan gara-gara Kritik Macron
Pengakuan negara Palestina, lanjut dia, juga memungkinkan Prancis untuk bersikap tegas melawan pihak-pihak yang menolak hak Israel untuk eksis, seperti terjadi dengan Iran.
Prancis telah lama memperjuangkan solusi dua negara untuk konflik Israel-Palestina.

Baca Juga
Presiden Macron Peringatkan Netanyahu: Israel Giring Timur Tengah menuju Perang
Macron menegaskan, keputusannya itu tidak dibuat untuk menyenangkan siapa pun, melainkan untuk membuktikan bahwa suatu saat nanti, pengakuan negara Palestina, merupakan solusi untuk mengakhiri konflik.
Menteri Luar Negeri (Menlu) Palestina Varsen Aghabekian Shahin mengatakan, pengakuan Prancis akan menjadi langkah ke arah yang tepat sejalan dengan perlindungan hak-hak rakyat Palestina dan solusi dua negara.
Israel Murka, Singgung Hamas
Pengakuan resmi negara Palestina oleh Prancis akan menandai perubahan kebijakan yang besar dan tentu saja membuat Israel marah.
Menlu Israel Gideon Saar mengatakan pengakuan sepihak atas negara Palestina akan menjadi dorongan bagi Hamas.
“Pengakuan sepihak atas (berdirinya) negara Palestina fiktif, oleh negara mana pun, pada kenyataan yang kita semua tahu, akan menjadi hadiah bagi teror dan dorongan bagi Hamas,” kata Saat, di media sosial X.
Dia mengklaim sikap seperti ini tidak akan mendekatkan pada perdamaian, keamanan, dan stabilitas di kawasan,tapi justru tetapi sebaliknya.
Palestina telah diakui sebagai negara berdaulat oleh 146 dari 193 anggota PBB sejauh ini. Armenia, Slovenia, Irlandia, Norwegia, Spanyol, Bahama, Trinidad dan Tobago, Jamaika, dan Barbados menjadi negara-negara terbaru yang memberikan pengakuan pada tahun lalu.
Meski dukungan internasional terhadap berdirinya negara Palestina semakin meningkat, terutama sejak perang 7 Oktober 2023, beberapa negara Barat besar seperti Amerika Serikat, Australia, Inggris, dan Jerman enggan untuk mengkuti tren.
Editor: Anton Suhartono