JAKARTA, iNews.id - Presiden ke-7 Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) kembali menjadi sorotan karena disebut-sebut akan kembali terjun ke panggung politik Tanah Air. Kelompok relawan Projo menilai setidaknya ada dua alasan yang mengharuskan Jokowi kembali terjun ke politik.
Wakil Ketua Umum (Waketum) Projo, Freddy Alex Damanik mengatakan, alasan pertama karena konsep Partai Super Tbk. Menurutnya, konsep tersebut merupakan keinginan Jokowi untuk meninggalkan legacy di dunia politik.

Baca Juga
Golkar Respons Megawati: Polemik Ijazah Jokowi Sebaiknya Diakhiri, Tunggu Proses Hukum
"Pak Jokowi seperti sudah kita ketahui dengan konsep partai super Tbk. Jadi, Pak Jokowi ini ingin meninggalkan legacy melalui partai super Tbk dengan sistem partai yang melibatkan seluruh anggota partai dalam memilih ketua umumnya dan transparansi," ujar Freddy dalam acara Interupsi "Jokowi Siap Kembali ke Politik" yang disiarkan di iNews, Kamis (15/5/2025).
Alasan kedua, Freddy menyebut popularitas Jokowi masih tinggi sampai saat ini. Tidak hanya itu, pengaruhnya di masyarakat masih sangat besar.

Baca Juga
Jangan Lewatkan Interupsi Malam Ini, Jokowi Siap Kembali ke Politik
"Jadi, beliau harus untuk mengarahkan pengaruhnya supaya lebih bermanfaat maka harus melalui politik formal yaitu partai," katanya.
Terkait partai mana yang cocok dengan Jokowi, dia menyebut Partai Solidaritas Indonesia (PSI) merupakan salah satu partai yang dikait-kaitkan dengan Presiden ke-7 RI tersebut. Namun, tidak menutup kemungkinan jika Jokowi berlabuh ke partai lain.

Baca Juga
Reaksi PDIP soal Jokowi Berpeluang Jadi Ketua Umum PSI
"Masalahnya, partai mana ini? apakah partai baru PSI? atau yang sudah ada? Nah kembali lagi ke legacy tadi bahwa partai itu harus partai super tbk, makanya muncul saat ini PSI mencoba mengakomodir konsep tersebut, oleh karena itu Pak Jokowi terbawa diskusi atau rencana partai super tbk yang akan diakomodir PSI," ucap Freddy.
"Pak Jokowi juga dalam waktu dekat akan menyampaikan keputusan politiknya apakah misalnya dengan (bergabung) PSI atau dengan partai yang sudah ada. Jadi, kita tunggu saja," tuturnya.
Editor: Aditya Pratama