Salut! Pria Lumpuh Ini Berhasil Raih Gelar Master, Ngetik Tesis dengan Kedipan Mata

1 month ago 18

SEOUL, iNews.id - Seorang pria Korea Selatan (Korsel) yang mengalami kelumpuhan berhasil memperoleh gelar master. Pria bernama Jang Ik Seon (37) itu menderita distrofi otot yang membuat sebagian besar tubuhnya lumpuh, kecuali mata dan mulut. 

Jang menyusun tesisnya secara perlahan, mengetik huruf demi huruf menggunakan kedipan mata.

Kisah Inspiratif Amanda Mahasiswi UGM Kelola 6 Usaha, sejak SD Sudah Bisnis Frozen Food

Baca Juga

Kisah Inspiratif Amanda Mahasiswi UGM Kelola 6 Usaha, sejak SD Sudah Bisnis Frozen Food

Dia didiagnosis menderita distrofi otot pada usia 5 tahun meski saat itu hanya sebagian kecil tubuhnya yang lumpuh. Penyakit tersebut tak bisa disembuhkan, bahkan secara perlahan terus menggerogoti kemampuan fungsi ototnya. Meski demikian, kondisi itu tak membuat Jang menyerah untuk mengejar impian menyelesaikan pendidikan S2.

Setelah lulus ujian kesetaraan SMP dan SMA di Korsel, Jang meraih gelar sarjana dari Universitas Gwangju di bidang kesejahteraan sosial. Dia lalu mengambil S2 jurusan dan kampus yang sama pada 2019 hingga menyelesaikan kuliahnya pada 2021.

Kisah Inspiratif Perjalanan Timothy Ronald, dari Nol hingga Jadi Raja Crypto Indonesia

Baca Juga

Kisah Inspiratif Perjalanan Timothy Ronald, dari Nol hingga Jadi Raja Crypto Indonesia

Universitas Gwangju, Minggu (23/2/2025), mengonfirmasi Jang secara resmi menerima gelar master dalam wisuda pertama tahun akademik 2024 pada 21 Februari. Bukan hanya itu, Jang juga menerima penghargaan akademik sebagai pengakuan atas prestasinya.

“Memindai setiap buku melelahkan, tapi itulah satu-satunya cara yang bisa saya lakukan untuk bisa membacanya,” katanya, saat upacara wisuda, seperti dikutip dari Korea Herald, Selasa (25/2/2025).

Pria Ini Tak Sadar Dadu Bersarang di Hidungnya Selama 20 Tahun, kok Bisa?

Baca Juga

Pria Ini Tak Sadar Dadu Bersarang di Hidungnya Selama 20 Tahun, kok Bisa?

Belajar, kata dia, merupakan tantangan di setiap langkah. Tanpa kemampuan menulis dengan tangan, Jang mengandalkan pemindai untuk mendigitalisasi buku-buku yang tidak tersedia dalam bentuk eBook. Dia juga kesulitan menghafal informasi karena tidak bisa mencatat.

“Lima belas tahun lalu, saya masih bisa menyandarkan tangan di meja dan mencatat. Sekarang, itu tidak mungkin lagi,” ujarnya.

Sehari-hari Jang bekerja di Gwangju Muscular Dystrophy Association, mengadvokasi orang-orang lumpuh atau penderita distrofi otot. Dia menghadiri kelas pascasarjana pada malam hari, sering kali harus belajar hingga dini hari dengan bantuan asisten yang menyalin materi kuliah untuknya.

Read Entire Article
Kabar Jateng | InewS | | |